Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan maqam penghambaan, ilmu dan pengetahuan khususnya. Disini Nabi Khidir disebut sebagai guru Nabi Musa bin Imran. Dalam banyak riwayat, sosok alim atau guru ini disebut dengan nama Khidir.
Nabi Khidir adalah seorang alim rabbani yang telah mendapatkan rahmat khusus Ilahi, dan mendapat tugas pada wilayah batin dan sistem penciptaan semesta. Ia mengetahui sebagian dari rahasia-rahasia penciptaan. Dari satu sisi Nabi Khidir adalah guru Nabi Musa bin Imran As, meski dalam beberapa sisi, Nabi Musa As lebih unggul dari Nabi Khidir As.
Dari sebagian riwayat dan bentuk lahir sebagian redaksi ayat-ayat al-Qur’an dapat disimpulkan bahwa Nabi Khidir memiliki maqam kenabian, dan termasuk dari para nabi yang diutus oleh Allah Swt kepada kaumnya supaya menyeru mereka kepada tauhid dan pengakuan terhadap para nabi, rasul dan kitab-kitab samawi.
Mukjizatnya adalah kapan saja ia menghendaki, sesuai dengan izin Ilahi, agar kayu kering atau tanah kering menjadi rimbun dan hijau, maka kehendak ini akan segera terlaksana. Karena itu, Nabi Khidir disebut sebagai Khidr (bermakna hijau) dan gelarnya adalah Khidir. Nama asli Nabi Khidir adalah Talia bin Malik bin Abir bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh.
Adapun terkait dengan usia panjang Nabi Khidir kami mengajak Anda untuk mencermati sabda Imam Shadiq As yang dikutip sebagai berikut:
“Adapun hamba saleh Tuhan, Khidir, Allah Swt telah memanjangkan usianya bukan untuk risalahnya dan juga bukan untuk kitab yang diturunkan kepadanya atau dengan perantaranya dan syariatnya, kemudian menganulir (nasakh) syariat para nabi sebelumnya, juga bukan karena imamah yang mengharuskan para hamba-Nya mengikutinya, juga bukan karena ketaatan yang diwajibkan Tuhan bagi para hamba kepadanya, melainkan Allah Swt, Maha Pencipta, menghendaki usia Imam Qaim (Imam Mahdi Ajf) menjadi sangat panjang pada masa ghaibatnya dan mengetahui bahwa para hamba-Nya akan mempersoalkan dan mengkritisi usianya, atas dasar itu, Allah Swt memanjangkan usia hamba saleh-Nya (Khidir) sehingga dengan usianya yang panjang itu dapat dijadikan sebagai bahan argumentasi dan diserupakan usia Imam Mahdi Ajf. Dengan demikian, kritikan dan objeksi para musuh dan orang-orang yang berpikir jahat dapat digugurkan.”[1] Tanpa ragu Nabi Khidir masih hidup dan sekarang ini berusia lebih dari enam ribu tahun.[2] [IQuest]
Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat dua indeks terkait berikut ini:
- Indeks: Al-Qur’an dan Nabi Khidir, Pertanyaan No. 14397 (Site: 14198)
- Indeks: Pelajaran Musa dari Nabi Khidir, Pertanyaan No. 4926 (Site: 5242)