Apabila ditetapkan bahwa tradisi masyarakat (urf) memandang bacaan melalui lembaran al-Quran yang tertulis berbeda dengan membaca al-Quran melalui lembaran-lembaran digital seperti komputer maka membaca melalui lembaran al-Quran memiliki keutamaan yang lebih besar. Namun sepertinya dewasa ini tradisi masyarakat (urf) tidak menyimpulkan demikian secara pasti dan berdasarkan hal ini kita tidak boleh membedakan antara jenis bacaan-bacaan yang ada.
Lampiran:
Jawaban Marja Agung Taklid terhadap pertanyaan ini adalah sebagai berikut:[1]
Ayatullah Agung Khamenei (Mudda Zhilluhu al-'Ali):
Harap diperhatikan bahwa memandang lembaran (mushaf) al-Quran memiliki pahala. Jika urf masyarakat memandang komputer (program Quran) sama dengan memandang lembaran-lembaran al-Quran maka tidak terdapat perbedaan dalam hal ini. Kalau tidak memandang lembaran al-Quran lebih mengandung keutamaan.
Ayatullah Agung Siistani (Mudda Zhilluhu al-'Ali):
Membaca secara langsung dari lembaran al-Quran lebih memiliki keutamaan.
Ayatullah Agung Makarim Syirazi (Mudda Zhilluhu al-'Ali):
Tidak terdapat perbedaan di antara kedua hal ini.
Ayatullah Agung Shafi Gulpaigani (Mudda Zhilluhu al-'Ali):
Dalam riwayat disebutkan, "Bacalah dan pandanglah mushaf al-Quran." Karena itu memandang lembaran al-Quran dan lebih baik membaca langsung dari lembaran al-Quran.
Jawaban Ayatullah Mahdi Hadawi Tehrani (Semoga Allah Melanggengkan Keberkahannya) adalah sebagai berikut:
Tidak terdapat perbedaan dalam masalah ini. Kesemuanya adalah membaca al-Quran. [iQuest]
[1]. Pertanyaan ini diajukan oleh Tim Redaksi Islam Quest ke beberapa kantor Marja Agung Taklid: Ayatullah Agung Khamenei, Ayatullah Agung Siistani, Ayatullah Agung Makarim Syirazi, Ayatullah Agung Shafi Gulpaigani.