Kode Site
id24418
Kode Pernyataan Privasi
68728
Tema
Sejarah
Ringkasan Pertanyaan
Tolong ceritakan sejarah lengkap Abdullah bin Yaqthar?
Pertanyaan
Tolong ceritakan sejarah lengkap Abdullah bin Yaqthar?
Jawaban Global
Meski sahabat-sahabat Imam Husain As merupakan para penolong terbaik bagi para maksum, buktinya adalah tuturan Imam Husain As pada malam Asyura yang bersabda, “Saya tidak mengenal sahabat yang lebih setia dan lebih baik dari sahabat-sahabatku.”[1]
Hanya saja, kita tidak memiliki akses literatur yang memadai sehubungan dengan kehidupan personal atau sosial kebanyakan dari para sahabat ini. Termasuk di antaranya Abdullah bin Yaqthar.
Meski demikian, terkait dengan Abdullah bin Yaqthar dapat dikatakan bahwa sebagian sejarawan menghitungnya sebagai sahabat (Nabi Muhammad Saw). Di samping itu, ia juga merupakan saudara sesusuan Imam Husain As dan turut serta di Karbala.
Dalam perjalanan menuju Karbala, Imam Husain As mengutus Abdullah bin Yaqthar ke Kufah untuk bergabung dengan Muslim bin Aqil, namun sayang ia tertangkap di Qadisyiah di tangan Hushain bin Numair dan dibawa ke hadapan Ibnu Ziyad.
Akhirnya Abdullah bin Yaqthar menjadi tawanan Ibnu Ziyad. Ibnu Ziyad berkata kepada Abdullah bin Yahtar “Naiklah ke atas mimbar dan laknatlah Husain dan ayahnya setelah itu datanglah ke hadapan saya sehingga saya putuskan bagaimana harus memperlakukanmu.”
Abdullah bin Yaqthar naik ke atas mimbar dan melaknat Ubaidillah (Ibnu Ziyad), Yazid dan ayah-ayah mereka serta mengajak masyarakat untuk membantu Imam Husain As.
Ubaidillah memerintahkan supaya ia dilemparkan dari atas istana. Akibatnya tulang-tulangnya patah dan masih hidup hingga seseorang bernama Abdul-Malik datang menghampirinya dan memenggal kepalanya.[2]
Imam Husain As berada di Zubalah (salah satu daerah yang dilalui oleh Imam Husain dalam perjalanannya menuju Irak) ketika menerima berita kesyahidan Abdullah bin Yaqthar.[3]
Sebelumnya, ketika Imam Husain As tiba di Zurad, mendengar berita kesyahidan Muslim dan Hani;[4] karena itu, di tempat ini Imam Husain menyerahkan sesuatu yang telah ditulisnya untuk dibacakan bagi para sahabatnya. Sebagian isi dari tulisan itu adalah: “Dengan Nama Allah Yang Mahakasih dan Mahasayang. Berita memilukan telah sampai kepadaku, berita kesyahidan Muslim bin Aqil, Hani bin Urwah dan Abdullah bin Yaqthar. Syiah kami berpaling tidak menolong kami dan meninggalkan kami seorang diri; barang siapa yang ingin kembali maka tiada halangan dan rintangan baginya.”[5] [iQuest
Hanya saja, kita tidak memiliki akses literatur yang memadai sehubungan dengan kehidupan personal atau sosial kebanyakan dari para sahabat ini. Termasuk di antaranya Abdullah bin Yaqthar.
Meski demikian, terkait dengan Abdullah bin Yaqthar dapat dikatakan bahwa sebagian sejarawan menghitungnya sebagai sahabat (Nabi Muhammad Saw). Di samping itu, ia juga merupakan saudara sesusuan Imam Husain As dan turut serta di Karbala.
Dalam perjalanan menuju Karbala, Imam Husain As mengutus Abdullah bin Yaqthar ke Kufah untuk bergabung dengan Muslim bin Aqil, namun sayang ia tertangkap di Qadisyiah di tangan Hushain bin Numair dan dibawa ke hadapan Ibnu Ziyad.
Akhirnya Abdullah bin Yaqthar menjadi tawanan Ibnu Ziyad. Ibnu Ziyad berkata kepada Abdullah bin Yahtar “Naiklah ke atas mimbar dan laknatlah Husain dan ayahnya setelah itu datanglah ke hadapan saya sehingga saya putuskan bagaimana harus memperlakukanmu.”
Abdullah bin Yaqthar naik ke atas mimbar dan melaknat Ubaidillah (Ibnu Ziyad), Yazid dan ayah-ayah mereka serta mengajak masyarakat untuk membantu Imam Husain As.
Ubaidillah memerintahkan supaya ia dilemparkan dari atas istana. Akibatnya tulang-tulangnya patah dan masih hidup hingga seseorang bernama Abdul-Malik datang menghampirinya dan memenggal kepalanya.[2]
Imam Husain As berada di Zubalah (salah satu daerah yang dilalui oleh Imam Husain dalam perjalanannya menuju Irak) ketika menerima berita kesyahidan Abdullah bin Yaqthar.[3]
Sebelumnya, ketika Imam Husain As tiba di Zurad, mendengar berita kesyahidan Muslim dan Hani;[4] karena itu, di tempat ini Imam Husain menyerahkan sesuatu yang telah ditulisnya untuk dibacakan bagi para sahabatnya. Sebagian isi dari tulisan itu adalah: “Dengan Nama Allah Yang Mahakasih dan Mahasayang. Berita memilukan telah sampai kepadaku, berita kesyahidan Muslim bin Aqil, Hani bin Urwah dan Abdullah bin Yaqthar. Syiah kami berpaling tidak menolong kami dan meninggalkan kami seorang diri; barang siapa yang ingin kembali maka tiada halangan dan rintangan baginya.”[5] [iQuest
[1] Syaikh Mufid, al-Irsyâd fi Ma’rifat Hujajillah ‘ala al-‘Ibâd, jil. 2, hal. 91, Qum, Kongre Syaikh Mufid, Cetakan Pertama, 1413 H.
[2] Untuk telaah lebih jauh, silahkan lihat, Jawaban 49137 (Syahid Pertama dalam Perjalanan Imam Husain As ke Kufah).
[3] Syaikh Mufid, al-Irsyâd fi Ma’rifat Hujajillah ‘ala al-‘Ibâd, jil. 2, hal. 75, Qum, Kongre Syaikh Mufid, Cetakan Pertama, 1413 H; Khawarazmi, Muwaffaq bin Ahmad, Maqtal al-Husain As, jil. 1, hal. 328, Qum, Anwar al-Huda, Cetakan Kedua, 1423 H.
[4] Maqtal al-Husain As, jil. 1, hal. 327.
[5] Al-Baladzuri, Ansâb al-Asyrâf, Riset oleh Suhil Zukar dan Riyadh Zarkili, jil. 3, hal. 169, Beirut, Dar al-Fikr, Cetakan Pertama, 1417 H, 1996 M.