Please Wait
Hits
9971
Tanggal Dimuat: 2011/02/26
Kode Site fa15516 Kode Pernyataan Privasi 12650
Tema Teologi Lama,Hukum dan Yurisprudensi
Ringkasan Pertanyaan
Apakah bacaan frase “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in” harus kita baca dengan niat membaca (qirâ’ah) bukan dengan niat insyâ (imperatif)?
Pertanyaan
Konon redaksi "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta’in” itu harus diniatkan sebagai membaca bukan insyâ (imperatif), lantas bagaimana mendudukkan diri kita, mengungkapkan seluruh hajat kita dan bermunajat kepada Allah Swt? Apakah salatnya batal apabila ia meniatkannya dengan insyâ?
Jawaban Global

Sehubungan dengan dzikir-dzikir dan lafaz-lafaz salat serta bacaan surah al-fatiha dan seterusnya, memahami makna dan dilakukan dengan niat insyâ tidak hanya dilarang bahkan sangat baik dan dianjurkan apabila dilakukan seperti itu.

Jawaban Detil

Sehubungan dengan dzikir-dzikir dan lafaz-lafaz salat serta bacaan surah al-fatiha dan seterusnya, memahami makna dan dilakukan dengan niat insyâ tidak hanya dilarang bahkan sangat baik dan dianjurkan apabila dilakukan seperti itu.

Tidak dapat diragukan bahwa tujuan dari bacaan lafaz-lafaz ini adalah makna yang terkandung di dalamnya. Tujuannya adalah menyucikan, mengesakan, memuji dan memuja Tuhan. Hal ini tidak dapat dicapai hanya sekedar dengan meniatkan semata-mata lafaznya tanpa meniatkan maknanya. Bahkan sekaitan dengan surah al-Fatiha, karena salat tidak akan pernah terwujudkan tanpanya, harus dikatakan bahwa pada dasarnya surah ini sesuai dengan beberapa riwayat terbagi menjadi bagian Tuhan dan hamba-Nya.

Ali As menukil dari Rasulullah Saw bahwa Allah Swt berfirman, “Aku membagi surah al-Fâtihah antara diri-Ku dan hamba-Ku. Sebagian untuk-Ku dan sebagian lainnya untuk hamba-Ku.”[1]

Dengan kata lain, Allah Swt memberikan sebuah teks yang indah dan memukau kepada manusia sehingga ia dapat memanfaatkannya untuk mengekspresikan seluruh hajatnya dan menumpahkan seluruh harapan kepada-Nya.

Namun harap diperhatikan bahwa bacaan al-Fâtihah dengan niat insyâ (imperatif) tidak boleh membuat manusia lupa teks yang dibacakan untuk mengekspresikan seluruh keperluannya dan menumpahkan seluruh harapannya kepada Allah Swt adalah bagian dari al-Qur’an. [IQuest]



[1]. Syaikh Shaduq, Al-Amâli, hal. 174, Intisyarat-e Kitab Khane Islamiyah, Teheran, 1362 S.