Carian Terperinci
Pengunjung
22768
Tarikh Kemaskini 2011/08/20
Ringkasan pertanyaan
Dan pada sisi Allah-lah mafatih yang ghaib (kunci-kunci semua yang ghaib); tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan. Dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula,) Dan tidak jatuh sebuah bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak ada sesuatu yang basah dan atau yang kering, melainkan tertulis dalam lauh mahfuz. (Qs. al-An’am [6] :59). Di dalam ayat al-quran di atas disebutkan tentang sesuatu yang basah dan sesuatu yang kering apakah yang di maksud adalah Kitab Mubin atau al-Quran? Dan apakah yang dimaksud dengan rutab (sesuatu yang basah) dan yabis (dan sesuatu yang kering) tersebut? Apakah entitinya?
soalan
Dan pada sisi Allah-lah mafatih yang ghaib (kunci-kunci semua yang ghaib); tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan. Dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula,) Dan tidak jatuh sebuah bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak ada sesuatu yang basah dan atau yang kering, melainkan tertulis dalam lauh mahfuz. (Qs. al-An’am [6] :59). Di dalam ayat al-quran di atas disebutkan tentang sesuatu yang basah dan sesuatu yang kering apakah yang di maksud adalah Kitab Mubin atau al-Quran? Dan apakah yang dimaksud dengan rutab (sesuatu yang basah) dan yabis (dan sesuatu yang kering) tersebut? Apakah entitinya?
Jawaban Global

Meskipun sebahagian ayat menjelaskan tentang kitab mubin dan yang dimaksudkannya adalah kitab suci al-Quran, tetapi di dalam ayat ini dan ayat-ayat lain menjelaskannya sebagai sandaran Ilahi. Yang dimaksud dengan kitab mubin adalah martabat dari ilmu Ilahi atas makhluk-makhluk-Nya sebelum mereka diciptakan (qabla ijad) dan hal itu termasuk juga kitab-kitab dan wahyu-wahyu lain, namun berkenaan dengan kuantiti dan kualitinya sama sekali tidak diketahui oleh manusia.

Rutab (basah) dan Yabis (kering) adalah kata kiasan untuk segala sesuatu dan tidak mengandungi makna yang istimewa. Kemudian disebutkan di dalam ayat itu bahwa mafatih al-ghaib itu hanya diketahui oleh Allah (s.w.t) (dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali mereka yang memang diberitahu oleh-Nya). Demikian juga tentang sesuatu yang basah dan sesuatu yang kering semuanya diketahui oleh Allah dan tidak satupun daun yang berguguran kecuali pasti diketahui oleh Allah (s.w.t). Tuhan tidak menyebutkan contoh-contoh lain dan segala sesuatu yang basah atau kering itu semuanya diketahui oleh Allah (s.w.t).

Jawaban Detil

Tentang ayat-ayat al-Quran tersebut, para ahli falsafah dan agamawan, menegaskan bahwa ilmu Ilahi terbahagi kepada tiga bahagian[1] :

Pertama, ilmu Allah tentang diri-Nya dan sifat-Nya; ini yang disebut dengan ilmu Dzati. Ilmu terhadap Dzat dan sifat-sifat-Nya tidak mengalami perubahan apapun, dan ini bukan yang dimaksud oleh ayat di atas.

Kedua, ilmu tuhan terhadap makhluk-Nya setelah dicipta atau ilmu tentang partikular-partikular segala sesuatu. Ilmu ini dipersepsi kerana melihat hubungan antara tuhan dan makluk-Nya iaitu hubungan relasional (idhafiyyah) antara Tuhan dan objek yang diketahuinya, jadi Tuhan Mahamengetahui dan segala sesuatu yang hâdits (yang mengalami perubahan) diketahui oleh Allah (s.w.t). Lantaran ilmu jenis ini mempertimbangkan objeknya, maka ilmu seperti ini mengalami perubahan atau tidak tetap, berubah kerana perubahan makhluk dan zaman.

Ilmu dalam kategori seperti ini disebut dengan ilmu fi’ili dan bahagian dari sifat fi’liyah (perbuatan) Tuhan dan ilmu ini juga bukan yang dimaksud dalam ayat yang sedang kita bicarakan.

Ketiga, Ilmu tuhan terhadap makhluk pada alam azal (sedari dulu ada) dan sebelum penciptaan. Ertinya Tuhan   mengetahui tentang makhluk sebelum diciptakan langit dan bumi dan segala isinya serta sebelum terjadi segala peristiwa dengan terperinci. Ilmu ini disebut dengan kitab mubin atau ummul kitab yang didalamnya juga termasuk lauh mahfuz, dan lahw mahw.

Jadi, ilmu itu ada dua bahagian satu bahagian ghaibi (transendental) dan satu lagi masyhud (imanen) mengikuti proses zaman; yang pertama tidak berubah dan yang berikutnya mengalami perubahan.

Maksud dengan kitab mubin seperti yang disebutkan oleh ayat tersebut[2] adalah ilmu Ilahi yang meliputi makhluk-Nya sebelum mereka diciptakan, sebelum mereka memiliki aktiviti dan yang dimaksud dengan rutab ( sesuatu yang basah) dan yabis (sesuatu yang kering) dalam ayat tadi adalah setiap ciptaan yang diwakilkan dalam dua kata iaitu sesuatu yang kering dan sesuatu yang basah.

Basah dan kering adalah dua kata yang berseberangan sebab setiap maujud itu bisa diletakan dalam dua kategori yang basah dan kering. Sesuatu yang basah dan sesuatu yang kering adalah bahasa simbolik dari setiap ciptaan dari makhluk-Nya.

Dalam beberapa riwayat dianalogikan[3] bahwa yang sesuatu kering sebagai janin dan yang basah adalah anak yang baru lahir atau sesuatu yang kering adalah kurma yang sudah dipetik dan yang basah adalah yang belum dipetik.

Kitab mubin dalam ayat-ayat lain[4] adalah simbolik untuk al-Quran dan bukan tajalinya yang kadang-kadang ditafsirkan sebagai ilmu khusus Tuhan terhadap makluk-Nya sebelum mereka diciptakan.

Untuk memahami maksud dari kitab mubin kita harus membaca ayat-ayat lain atau konteks turunnya ayat tadi sebelum dan sesudahnya, seperti dalam ayat pertama berbicara tentang konteks kemahaluasan ilmu Allah dan yang kedua berkenaan dengan isu turunnya wahyu.[]



[1] Ma’ârif al-Qurân juz 186-194

[2] Qummi, Masyhadi, Muhammad bin Muhammad Ridha, Kanz Daqâiq juz 4,hal :342-344

[3] Makarim Shirazi, Tafsir al-Amtsal, juz 8, 9, 15,18

[4] Thayyib Sayid Abdul Husain, Atyâbul Bayân,  hal 91-92

Opini
Bilangan komen 0
Sila masukkan nilai
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Sila masukkan nilai
Sila masukkan nilai

Kategori

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Apa yang menjadi latar belakang penolakan agamawan atas doktrin wahdat al-wujud?
    8969 Irfan Teori 2011/08/20
    Wahdat al-wujud adalah gagasan yang paling fundamental dalam lapangan irfan. Menurut pandangan dunia irfan seperti dalam mazhab Ibnu Arabi, wahdat al-wujud adalah doktrin yang paling ...
  • Apa yang dimaksudkan dengan bada', lauh mahfuz, kitabul mubin, lauh mahw wa isbat?
    20170 Teologi Klasik 2010/11/14
    Bada’ bermakna zahir (jelasnya) sesuatu setelah tersembunyi. Dan yang digunakan dalam al-Quran adalah makna ini:  و بدا لهم من اللَّه ما لم یکونوا یحتسبون" Dan jelaslah bagi ...
  • Apakah Tuhan itu dapat dilihat? Bagaimana?
    10455 Teologi Klasik 2013/03/30
    Sesuai dengan hukum akal dan syariat, sesungguhnya Allah tidak dapat dilihat dengan mata zahir, baik di dunia mahupun di akhirat. Namun Allah dapat disaksikan dan dilihat dengan mata hati. Hati dapat menyaksikan dan melihat Allah (s.w.t) menurut kemampuan eksistensialnya. Hal ini dapat dilakukan melalui jalan penyaksian (shuhūd) ...
  • Mengapa nama para Imam Maksum (a.s) tidak disebut secara jelas dalam Al-Qurʻan?
    10508 Teologi Klasik 2012/03/08
    Hendaklah kita sedari walaupun nama para Imam Maksum (a.s) tidak ditampilkan secara jelas di dalam Al-Qurʻan, namun sabda-sabda Nabi (s.a.w) telah menyebut secara terang-terangan nama para Imam Maksum (a.s) khususnya Ali bin Abi Talib (a.s) di mana beliau adalah miṣdāq (eksternal) jelas bagi hadis Al-Ghadīr; iaitu pengumuman ...
  • Apakah yang menjadi piawaian dalam permasalahan yang berkaitan dengan kalam?
    7052 Teologi Klasik 2010/11/14
    Pertanyaan Ini Tidak Mempunyai Jawapan Lengkap. Sila Klik Kategori Jawapan Detail. ...
  • Apakah tanda-tanda kemunculan Imam Zaman (a.j.f)? dan petanda yang mana satu yang dapat dipercayai?
    7970 Teologi Klasik 2012/05/17
    Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan "kemunculan" dan tanda-tandanya sangatlah dapat diterima, namun perlu diingat bahawa hal ini tidak boleh menyebabkan kita terjebak ke dalam liku-liku dan kerumitannya sehingga menyebabkan kelalaian tentang matlamatnya (iaitu persiapan untuk kezuhuran). Sebenarnya tanda-tanda kemunculan dapat dibahagikan dalam berbagai bahagian iaitu di ...
  • Apakah haiwan sembelihan bukan muslim dapat digunakan?
    15782 Huquq Dan Ahkam 2014/04/20
    Menurut pandangan fatwa-fatwa para ahli fikah Syi’ah dan ajaran Ahlulbait, daging-daging dari sembelihan yang tidak menuruti cara Islam dihukum sebagai daging bangkai. Dagingnya adalah haram dan tidak dibenarkan memakannya. ...
  • Al-Quran merupakan mukjizat yang terakhir utusan Allah swt. Apakah bentuk keajaiban al-Quran?
    19215 Ulum Al-Quran 2010/11/14
    Terdapat tiga bentuk untuk menjelaskan keajaiban al-Quran: Keajaiban perkataan, kandungan dan pembawanya.1.     Keajaiban perkataan al-Quran terdiri dari dua jenis:
  • Apakah orang biasa boleh menjadi maksum atau tidak?
    15442 Teologi Klasik 2011/04/19
    “Kemaksuman” yang bermakna terpelihara dari perbuatan dosa dan lupa memiliki tingkatan-tingkatan dan darjat-darjatnya. Makam tertinggi kemaksuman hanya dikhususkan untuk para Nabi dan wasi mereka. Kemaksuman mereka ini dapat dibuktikan dengan adanya nas-nas al-Quran hadis dan pelantikan mereka untuk memimpin manusia sebagai “khalifatullah”. Adapun orang yang selain ...
  • Bagaimana pandangan Imam Khomeini terhadap Dr. Syari`ati?
    6916 تاريخ بزرگان 2011/07/21
    Berkenaan dengan pandangan Imam Khomeini tentang Dr. Syari`ati, yang berupa karya tulisan beliau yang ada di tangan kita disebutkan bahawa Imam Khomeini tidak menyebutkan secara jelas tanggapan positif atau negatif mengenainya dan tidak menyebut nama Dr. Syari`ati. Sudah tentu Imam Khomeini mengkritik orang-orang yang ...

Populer Hits