Advanced Search
Hits
5321
Tanggal Dimuat: 2010/04/06
Ringkasan Pertanyaan
Apabila aturan-aturan Tuhan itu tidak berubah lantas bagaimana Anda menjelaskan tentang mukjizat?
Pertanyaan
Ayat 48 surah Ali Imran berkisah tentang pelbagai mukjizat Nabi Isa As. Bagaimana Tuhan memiliki ilmu mutlak terhadap segala sesuatu. Terkadang untuk memenuhi permintaan sebagian orang bodoh apa yang dilalui dalam proses natural selama miliaran tahun lamanya tiba-tiba berubah dan hanya sekali melalui proses kausalitas. Apabila aturan-aturan Tuhan itu tidak berubah lantas bagaimana Anda menjelaskan tentang mukjizat?
Jawaban Global
Untuk memperoleh jawaban yang sesuai kita akan membahas persoalan ini dalam tiga pembahasan terkait dengan tiga hal yaitu pengertian mukjizat, tujuan mukjizat dan kesesuaian mukjizat dengan aturan-aturan Ilahi.
Definisi Mukjizat
Ulama Islam dalam memberikan definisi tentang mukjizat berkata, “Mukjizat adalah perkara yang bersifat adikodrati dan berada di luar kebiasaan (ekstra ordinari) yang disertai dengan tantangan dan dari satu sisi sejalan dengan klaim yang dilontarkan.” Peristiwa ekstraordinari merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar rata-rata kebiasaan dan aturan-aturan natural.
Tujuan Mukjizat
Mukjizat memiliki tujuan-tujuan besar dan sangat agung yang akan kami sebutkan sebagian di antaranya sebagai berikut:
Tujuan mukjizat adalah untuk menunjukkan kekuasaan tanpa batas Ilahi, menetapkan kenabian seorang nabi, deklarasi hubungan khusus antara Tuhan dan rasul, panduan dan bimibingan untuk masyarakat, dan terkadang berfungsi sebagai penuntasan hujjah (itmâm al-hujjah) bagi masyarakat. Tujuan mukjizat tidak terpisah dari tujuan pengutusan para nabi bahkan seiring sejalan.
Mukjizat Sejalan dengan Aturan-aturan Ilahi
Ayat 3 surah al-Thalaq “Qad ja’alallâhu likkulli syain qadra” (Sesungguhnya Allah telah menciptakan ketentuan bagi segala sesuatu) menunjukkan bahwa segala sesuatu itu diasumsikan memiliki sebab. Allah Swt menentukan batasan dan ukuran, dan sebab-akibat itu bagi sebab tersebut. Menghubungkan dan menyambung kausalitas-kausalitas dan entitas-entitas (makhluk-makhluk) lainnya.  Adapun terkait dengan adikodratinya entitas-entitas tersebut, dan sambungan-sambungan serta hubungan-hubungannya, Allah Swt menjadikannya sedemikian bekerja sehingga menjadi penyebab munculnya kausalitas yang dikehendaki-Nya; seperti tidak terbakarnya Nabi Ibrahim, berubahnya tongkat Nabi Musa menjadi naga, meski sebab-sebab normal sama sekali tidak memiliki kaitan dengan kausalitas tersebut.
Karena itu, mukjizat ini tidak berada di luar aturan-aturan Ilahi bahkan menjadi aturan-aturan Ilahi yang tidak berubah. Adapun yang disebutkan bahwa mukjizat itu adalah adikodrati dan berada di luar kebiasaan yang ada maka hal itu tidak bermakna bahwa mukjizat merupakan sebuah pengecualian dari hukum kausalitas. Mukjizat tidak menafikan rangkaian sebab-sebab lantaran hukum kausalitas juga telah ditetapkan dengan argumen-argumen (burhân) dan juga disokong dalam ayat-ayat al-Quran.
Dalam pada itu, tujuan mukjizat adalah sebuah hikmah yang lebih unggul dan bukan semata-mata karena ingin memenuhi permintaan sebagian orang bodoh sebagaimana pada beberapa peristiwa permintaan-permintaan untuk mendemonstrasikan mukjizat di hadapan mereka tidak dipenuhi.
 
Jawaban Detil
Untuk memperoleh jawaban yang sesuai kita akan membahas persoalan ini dalam tiga pembahasan terkait dengan tiga pengertian mukjizat, tujuan mukjizat dan kesesuaian mukjizat dengan aturan-aturan Ilahi.
Definisi Mukjizat
Ulama Islam dalam memberikan definisi tentang mukjizat berkata, “Mukjizat adalah perkara yang bersifat adikodrati dan berada di luar kebiasaan (ekstra ordinari) yang disertai dengan tantangan dan dari satu sisi sejalan dengan klaim yang dilontarkan.”[1] Peristiwa ekstraordinari merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar rata-rata kebiasaan dan aturan-aturan natural.[2]
Tujuan Mukjizat
Mukjizat memiliki tujuan-tujuan besar dan sangat agung. Tujuan mukjizat adalah hikmah yang lebih unggul dan bukan semata-mata karena ingin memenuhi permintaan sebagian orang bodoh sebagaimana pada beberapa peristiwa tidak semua permintaan mereka dipenuhi.
Berikut ini kami akan menyebutkan sebagian dari tujuan mukjizat:
  1.  Untuk menunjukkan kekuasaan tanpa batas Ilahi.[3]
  2. Tujuan para nabi mendemonstrasikan mukjizat adalah untuk menetapkan kenabiannya. Karena itu nabi senantiasa melontarkan klaim kenabian.[4]
  3. Tujuan para nabi mempertontonkan mukjizat adalah untuk mendeklarasikan hubungan khusus antara Tuhan dan rasul kepada manusia.[5]
  4. Tujuan memperlihatkan mukjizat adalah sebagai panduan dan bimibingan.
  5. Terkadang mukjizat dipertontonkan sebagai penuntasan hujjah (itmâm al-hujjah) bagi masyarakat dan hal ini bukan untuk memenuhi permintaan dan membuat mereka gembira (sesuai dengan ungkapan bodoh Anda).
Tujuan mukjizat tidak terpisah dari tujuan pengutusan para nabi bahkan seiring sejalan.
Mukjizat Sejalan dengan Aturan-aturan Ilahi
Apakah Allah Swt melakukan mukjizat tanpa mengikutkan proses sebab-sebab material dan kaualitas atau apakah juga terdapat sebab-sebab material terkait dengan mukjizat. Namun ilmu kita tidak mengetahui sebab-sebab tersebut dan Allah Swt mengetahuinya dan dengan perantara sebab itu melakukan perbuatan yang dikehendaki-Nya?
Masing-masing dari dua jalan ini memiliki kemungkinan kecuali apa yang disebutkan pada ayat 3 surah al-Thalaq “Qad ja’alallahu likkulli syain qadra” (Sesungguhnya Allah telah menciptakan ketentuan bagi segala sesuatu) yang menunjukkan bahwa segala sesuatu itu memiliki sebab. Ayat ini memahamkan kepada kita bahwa Allah Swt akan mencukupkan orang-orang bertakwa dan bertawakkal sehingga kemungkinan kedua dari pertanyaan di atas ada benarnya. Karena ayat tersebut secara umum menyatakan: Allah telah menetapkan ukuran dan batasan bagi segala sesuatu apa pun yang dapat Anda gambarkan tentangnya. Karena itu segala sebab yang diasumsikan entah itu semisal dinginnya api pada kasus Nabi Ibrahim, menjelmanya tongkat Nabi Musa menjadi seekor naga, hidupnya orang-orang mati di tangan Nabi Isa dan semisalnya, dimana sebab-sebab normal sudah barang tentu tidak akan membolehkan hal ini terjadi dan hal-hal seperti terbakarnya kayu yang terjadi disebabkan oleh salah satu sebab-sebab normal. Allah Swt telah menentukan batasan dan ukuran pada kedua sebab-sebab dan menyambungkan sebab-sebab itu dengan sebab-sebab dan entitas-entitas lainnya.
Adapun terkait dengan adikodratinya entitas-entitas tersebut, dan sambungan-sambungan serta hubungan-hubungannya, Allah Swt menjadikannya sedemikian bekerja sehingga penyebab munculnya kausalitas yang dikehendaki-Nya; seperti tidak terbakarnya Nabi Ibrahim, berubahnya tongkat Nabi Musa menjadi naga, meski sebab-sebab normal sama sekali tidak memiliki kaitan dengan kausalitas tersebut karena hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan yang disebutkan tidak dikuasai dan dipunyai oleh makhluk-makhluk sehingga kapan saja mereka membolehkan atau tidak dapat terealisir kehendaknya. Sebaliknya seperti makhluk-makhluk itu sendiri seluruhnya adalah kepunyaan Tuhan dan tunduk sepenuhnya kepada-Nya.
Karena itu ayat 3 surah al-Thalaq menunjukkan bahwa Allah Swt mengadakan pelbagai hubungan dan sambungan di antara seluruh makhluk, melakukan segala yang diinginkannya dan hal ini bukanlah menafikan kausalitas dan kesebaban di antara segala sesuatu. Ayat ini tidak ingin menyatakan bahwa tidak ada sebab dan akibat yang mengantarai mukjizat, bahkan ayat ini ingin menegaskan dan menyatakan, “Urusan dan aturan segala sebab ini berada di tangan Allah Swt. Kemanapun dan bagaimanapun Dia inginkan sepenuhnya berada di tangan-Nya. Karena itu, di antara seluruh makhluk terdapat kausalitas hakiki dan faktual. Setiap makhluk berhubungan dengan makhluk-makhluk sebelumnya dan terdapat sistem yang mengatur mereka semua. Namun tidak seperti makhluk-makhluk dan entitas-entitas yang kita saksikan secara kasat mata dan berdasarkan sebab-sebab normal melainkan dengan cara yang lain yang hanya diketahui oleh Tuhan (dalil nyata atas makna ini kita saksikan pelbagai asumsi ilmiah yang ada tidak mampu mencarikan sebab akibat seluruh peristiwa yang terjadi di muka bumi).[6]
Karena itu mukjizat tidak berada di luar aturan-aturan Ilahi bahkan sebaliknya, mukjizat merupakan bagian dari aturan-aturan Ilahi yang tidak berubah. Mukjizat adalah sebuah peristiwa adikodrati namun hal inni tidak bermakna bahwa mukjizat itu adalah pengecualian dari hukum kausalitas. Mukjizat tidak menafikan sebab-sebab karena hukum kausalitas juga telah ditetapkan dengan argumen-argumen (burhan) dan juga disokong dalam ayat-ayat al-Quran.[7] [iQuest]
 

[1]. Silahkan lihat, Allamah Hilli, Kasyf al-Murâd fi Syarh Tajrid al-I’tiqâd, annotasi dan edit oleh Ayatullah Hasan Zadeh Amuli, hal. 350-353, Ta’liqât Ayatullâh Hasan Zâdeh Amuli bar Kasyf al-Murâd, hal. 595; Rahbarân-e Buzurgh wa Mas’uliyat-hâye Buzurgh, hal. 119-153; Murtadha Muthahhari, Muqaddamah Bar Jahân Bini Islâmi, Jami’ah Mudarrisin, hal. 179 dan 208, 1362 S; Al-Mizân, jil. 1, hal. 58-90; Terjemahan Persia al-Mizân, jil. 1, hal. 93-140; Insân Kâmil az Didgâh Nahj al-Balâghah, hal. 8-21; Maliksyahi, Tarjameh wa Syarh Isyârat Ibnu Sinâ, hal. 466-491; Mulla Sadra, Syawâhid al-Rububiyah, hal. 340-349, dengan catatan kaki oleh Allamah Sabzawari. Annotasi, edit dan kata pengantar oleh Sayid Jalaluddin Asytiyani, Cetakan Kedua; Mulla Sadra, Fashl fi Ushûl al-Mu’jizat wa Khawâriq al-Adât, Mabdâ wa Ma’âd, terjemahan Persia oleh Ahmad bin Muhammad al-Husaini Ardakani, 538-549.  
[2]. Diadaptasi dari Indeks: Mukjizat Nabi Yusuf dan Takwil Mimpi, Pertanyaan No. 3200 (Site: 3460)
[3]. Muhsin Qira’ati, Tafsir Nur, jil. 3, hal. 246, Markaz Farhanggi Dars-haye az Qur’an, Teheran, 1383 S.  
[4]. Ya’qub Ja’fari, Kautsar, jil. 3, hal. 298.  
[5]. Muhsin Qira’ati, Tafsir Nur, jil. 3, hal. 246.
[6]. Muhammad Husain Thabathabai, Tafsir al-Mizân, Sayid Muhammad Baqir Musawi Hamadani, jil. 1, hal. 120 dan 121, Daftar Intisyarat Islami Jami’ah Mudarrisin Hauzah Ilmiyah Qum, Qum, Cetakan Kelima, 1374 S.
[7]. Diadaptasi dari Indeks Mukjizat Nabi Yusuf dan Takwil Mimpi, Pertanyaan No. 3200 (Site: 3460)
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261171 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246294 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230080 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214950 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176272 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171588 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168072 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158110 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140911 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134016 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...