Advanced Search
Hits
6832
Tanggal Dimuat: 2012/11/17
Ringkasan Pertanyaan
Dapatkah Anda jelaskan mengapa Imam Sajjad As mengecam Syiahnya sendiri?
Pertanyaan
Dapatkah Anda jelaskan mengapa Imam Sajjad As mengecam Syiahnya sendiri? Kecaman Imam Zainal Abidin kepada Syiah di Kufah: "Apakah kalian pura-pura tidak tahu..? Bahwa kalian menulis surat kepada bapakku lalu kalian menipunya? Kalian memberikan sumpah dan janji palsu kepadanya atas kerelaan diri kalian sendiri lalu kalian memerangi dan membunuhnya?? Dengan mata mana kalian melihat Rasulullah Saw ketika Beliau berkata kepada kalian, “Kalian memerangi keturunanku, merusak kehormatanku, maka kalian bukanlah umat.” Al-Ihtijaj 2/32 Di tempat lain, Imam Zainal Abidin berkata, " Sesungguhnya mereka menangisi kami, namun siapakah yg membunuh kami selain mereka?" Al-Ihtijaj 2/29. وقال الإمام زین العابدین رضی الله عنه لأهل الکوفة:«هل تعلمون أنکم کتبتم إلى أبی وخَدَعْتُموه وأعطیتموه من أنفسکم العهد والمیثاق، ثم قاتلتموه وخَذَلْتموه؟ بأی عین تنظرون إلى رسول الله (ص)، یقول لکم: قاتلتُم عِتْرَتی، وانتهکتُم حُرْمَتی، فلستم من أمتی». وقال أیضاً عنهم: «إن هؤلاء یبکون علینا، فَمَنْ قَتَلَنا غیرُهم»؟
Jawaban Global

Kecaman dan celaan Imam Sajjad As tentu tidak mengarah kepada orang-orang Syiah sejati dan loyal kepada Ahlulbait As. Kecaman dan celaan Imam Sajjad As ini ditujukan kepada orang-orang yang kendati memililiki secuil kecintaan kepada Ahlulbait As dan memandang kebenaran mereka sebagai sesuatu yang pasti, namun mereka tidak memenuhi janji dan ikrar mereka di hadapan Imam Zamannya (Imam Husain As).

Kebanyakan dari mereka, setelah berada di altar ujian dan fitnah, berbalik menghunus pedang[1] di hadapan Ahlulbait As dan berdiri sebarisan dengan para penentangnya.

Jelas bahwa orang-orang seperti ini patut mendapat kecaman dan celaan. Orang-orang yang tidak setiak pada hal-hal yang paling dasar prinsip-prinsip moral dan agama, yaitu janji-janji sosial[2] dan tidak merasa bertanggung jawab atas masalah ini; mengundang imam mereka; memberikan baiat kepadanya, namun berbalik dari baiatnya dan meninggalkan imamnya sendirian di hadapan musuh. Apakah orang-orang seperti ini tidak patut mendapat kecaman?

Imam Ali As datuk Imam Sajjad As juga dalam mengecam para pengikutnya yang lemah bersabda, “Wahai Anda yang menyerupai manusia laki-laki, bukan laki-laki; akal Anda adalah akal anak-anak dan pikiran Anda adalah pikiran gadis pingitan. Saya berhasrat kiranya tidak melihat dan mengenal Anda. Demi Allah, perkenalan ini telah menimbulkan rasa malu dan mengakibatkan penyesalan. Semoga Allah memerangi Anda; Anda telah mengisi hati saya dengan nanah dan memuat dada saya dengan keberangan. Anda membuat saya meminum tegukan-tegukan penuh kesedihan satu demi satu. Anda meremukkan nasihat-nasihat saya dengan tidak menaati, dan meninggalkannya sedemikian rupa sehingga orang Quraisy itu mulai mengatakan bahwa 'Ali ibn Abi Thalib berani tetapi tidak mengetahui (siasat) perang.”[3]

Jelas bahwa orang-orang yang dimaksud dalam pidato ini bukanlah para sahabat yang tetap setia pada janjinya hingga akhir.

Karena itu, kecaman dan celaan seperti ini alasannya jelas; karena merupakan salah satu hak Imam atas umat adalah kesetiaan dan loyaliatas terhadap baiat, “wa amma haqqi ‘alaikum fal wafâ bilba’iat.” Adapun hakku atas kalian adalah hendaknya kalian setia pada baiat dan janji yang telah kalian buat denganku.”[4]

Imam dan pemimpin umat Islam memiliki hak-hak atas umatnya dan salah satu hak tersebut adalah kesetiaan dan loyalitas pada janji dan baiat; artinya kaum Muslimin memiliki kewajiban untuk setiap dan loyal dengan janji yang mereka buat dengan imam; karena itu, apabila mereka melanggar janjinya, maka mereka layak dan pantas menerima kecaman dan celaan.

Harap diingat bahwa jenis kecaman ini disampaikan dalam rangka amar makruf dan nahi mungkar dimana Imam Sajjad dengan sikapnya seperti ini mengingatkan mereka akan perbuatan buruk yang mereka lakukan. [iQuest]

 


[1]. Abu Mikhnaf Kufi, Luth bin Yahya, Waqa’at al-Thef, Riset dan Koreksi oleh Muhammad Hadi Yusuf Gharawi, hal. 158, Jami’ah Mudarrisin, Qum, Cetakan Ketiga, 1417.

«قلوب‏ الناس معک و سیوفهم‏ مع بنی امیّة».  

[2]. Allah Swt berfirman bahwa orang-orang beriman adalah orang-orang yang setiap pada janjinya, “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (Qs. Al-Mukminun [23]:8)

[3]. Nahj al-Balâghah, Subhi Shaleh, hal. 70.

« یَا أَشْبَاهَ‏ الرِّجَالِ‏ وَ لَا رِجَالَ... لَوَدِدْتُ أَنِّی لَمْ أَرَکُمْ وَ لَمْ أَعْرِفْکُمْ مَعْرِفَةً وَ اللَّهِ جَرَّتْ نَدَماً وَ أَعْقَبَتْ سَدَماً قَاتَلَکُمُ اللَّهُ لَقَدْ مَلَأْتُمْ قَلْبِی قَیْحاً وَ شَحَنْتُمْ صَدْرِی غَیْظاً وَ جَرَّعْتُمُونِی نُغَبَ التَّهْمَامِ أَنْفَاساً وَ أَفْسَدْتُمْ عَلَیَّ رَأْیِی بِالْعِصْیَانِ وَ الْخِذْلَانِ حَتَّى لَقَدْ قَالَتْ قُرَیْشٌ إِنَّ ابْنَ أَبِی‏».

[4]. Ibid, hal. 79.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261157 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246276 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230057 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214928 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176249 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171564 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168051 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158085 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140892 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134000 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...