Advanced Search
Hits
15974
Tanggal Dimuat: 2010/11/29
Ringkasan Pertanyaan
Apakah tidak terbakarnya Nabi Ibrahim As dalam api tidak bertentangan dengan hukum kausalitas?
Pertanyaan
Dalam kisah Nabi Ibrahim As kita membaca bahwa api tidak membakarnya, bahkan gelombang api tersebut berubah menjadi taman sejuk bagi Nabi Ibrahim As. Namun, dari sisi lain, hukum kausalitas bersifat universal dan berlaku setiap saat, di mana dan kapan saja. Dengan memperhatikan sifat esensial api adalah membakar bagaimana hukum kausalitas di sini diabaikan begitu saja? Apakah hal seperti ini dapat dijustifikasi secara ilmiah?
Jawaban Global

Kesebaban (illiyat) segala subyek atas subyek lainnya bergantung pada tipologi yang terdapat pada subyek pertama dan apabila tipologinya mengalami perubahan apakah melalui jalan natural atau adikodrati (i’jaz) maka secara natural ia tidak dapat menjadi sebab bagi subyek kedua.

Dalam kisah Nabi Ibrahim, api juga dengan mukjizat Ilahi (adikodrati) mengalami perubahan dan pergantian serta menjelma menjadi taman sejuk bagi Nabi Ibrahim. Dengan media adikodrati Ilahi ini, api tersebut telah kehilangan pelbagai tipologi sebelumnya (tidak membakar). Oleh itu, bukan suatu hal yang mengejutkan dan mengagetkan apabila Ibrahim selamat pada sebuah taman yang sebelumnya adalah kobaran api dan tidak mengalami luka bakar sama sekali.

Jawaban Detil

Sebelum menjawab pertanyaan ini, kami ingin Anda memperhatikan sebuah subyek yang telah ditetapkan secara ilmiah dan saintifik:

Kita ketahui bahwa “air” pada esensinya adalah musuh “api” dan air dapat digunakan sebagai sebaik-baik media untuk memadamkan api. Namun air ini, yang terdiri dari rangkapan dua unsur hydrogen (H2O) dan oksigen (O2), apabila dengan bantuan katalisator, kita bagi menjadi dua unsur konstruktif (dan terpisah satu dengan yang lain), yaitu salah satunya (hydrogen) maka unsur ini akan menjadi bahan peledak apabila bersentuhan dengan api. Demikian juga, dengan unsur lainnya (oksigen) yang akan menyebabkan nyala api semakin berkobar; artinya dua unsur ini, tepatnya melakukan aktifitas persis kebalikan dari air yang rangkapannya dapat memadamkan api. Hal ini secara ilmiah tidak bertentangan dengan hukum kausalitas.

Setelah memperhatikan pada contoh yang telah disebutkan di atas, harus diketahui bahwa dewasa ini, sains telah menetapkan bahwa aksi dan reaksi, perubahan dan pergantian seperti ini bukanlah sesuatu yang mustahil dan sesuai dengan prinsip yang telah diterima bahwa “materi dan energi sekali-kali tidak akan musnah melainkan senantiasa berganti dan berubah (dari satu kondis ke kondisi lainnya)” Karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat kemungkinan adanya pergantian energi pada api menjadi materi dan hal ini bukan sesuatu hal yang mustahil dalam pandangan sains, kendati pada kondisi natural, kemungkinan bergantinya api secara cepat menjadi bunga dan tanaman, sangat pelik dan mungkin mustahil dalam pandangan kasat mata manusia.

Dengan kata lain, hal ini dapat dikatakan sebagai kemustahilan normal (muhal addi), namun perubahan dan pergantian ini bukanlah mustahil secara ilmiah (muhal ‘ilmi). Boleh jadi di masa-masa mendatang manusia mampu melakukannya dimana tentu saja pada waktu itu juga kemampuan manusia dalam mengganti energi menjadi materi masih terbatas dan pada masa yang cukup lama, mungkin mereka akan mampu mengubah energi menjadi hanya dalam beberapa menit.

Namun Allah Swt dengan segala kekuasaan yang dimiliki-Nya, dengan mudah mengganti energi yang memuat beban tinggi dan luas menjadi materi dalam bentuk apa pun yang dikehendaki-Nya dalam tempo sekejapan mata. Kekuasan Allah Swt didemonstrasikan pada peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim As. Api antek-antek Namruz dalam tempo yang singkat berubah menjadi taman yang secara sepintas menciderai hukum kausalitas; karena api, sifatnya membakar dan memiliki tipologi serta esensi panas.

Kalau kita melihat api tersebut berubah menjadi taman, maka tipologi membakar tidak lagi dimiliki oleh api tersebut sehingga kita harus takjub dan heran apabila seseorang tidak terbakar dalam kobaran api. Sebagaimana air yang galibnya digunakan untuk memadamkan api karena jenis tipikal dari rangkapan oksigen dan hydrogen pada air. Namun bilamana rangkapan ini mengalami perubahan maka air tidak hanya tidak berfungsi untuk memadamkan api  bahkan sebaliknya akan semakin menambah kobaran nyala api. Hal seperti ini bukan merupakan sesuatu yang mustahil dalam pandangan akal. Hanya saja kemampuan manusia terbatas untuk mengerjakan hal tersebut dalam tempo yang cepat dan singkat. Dan apabila hal tersebut dilakukan di depan mata manusia maka mereka akan menamakan hal tersebut sebagai perbuatan adikodrati atau mukjizat. [IQuest]

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...