Please Wait
8891
Sehubungan dengan jalan yang valid dan benar dalam mengenal Allah Swt harus dikatakan bahwa sesuai dengan riwayat-riwayat kriteria utamanya adalah menjauhi penyerupaan (tamtsil) dan peniadaan (ta’thil) sifat-sifat pada Tuhan. Untuk penjelasan lebih jauh, kami persilahkan Anda untuk merujuk pada jawaban detil.
Mengenal Tuhan melalui jalur makrifat terhadap jelmaan-jelmaan dan manisfestasi-manisfestasi Tuhan dapat dilakukan dan pada puncaknya arif sempurna menemukan Tuhan dalam dirinya. Hal ini dapat dilakukan melalui jalur manifestasi Tuhan atas hatinya. Untuk menjelaskan hal ini sesuai dengan riwayat-riwayat kriteria utama yang digunakan adalah adalah menjauhi penyerupaan (tamtsil) dan peniadaan (ta’thil) sifat-sifat Tuhan.
Sehubungan dengan penyerupaan (tamtsil) dan peniadaan (ta’thil) sifat-sifat Tuhan harus dikatakan:
Memandang Tuhan suci dan jauh dari segala sifat dan keserupaan yang dapat digambarkan dalam benak, dari sudut pandang pikiran bagi kebanyakan manusia yang belum lagi dapat memahami Tuhan melalui hati dan penyingkapan (syuhud), secara praktis berujung pada ta’thil (peniadaan sifat) tentang Tuhan. Peniadaan (ta’thil) dalam sifat-sifat Tuhan bermakna bahwa pada saat ia meyakini tentang Tuhan namun secara praktis memutus Tuhan dari kerajaan-Nya dan memandang mustahil adanya hubungan antara Sang Pencipta (Khaliq) dan yang dicipta (makhluk).
Adapun penyerupaan (tasybih) adalah lawan kata ta’thil yang bermakna memandang Tuhan sama atau serupa dengan seluruh makhluk; sebagaimaan dinukil bahwa memandang Tuhan satu dengan makhluk-makhluk (jamak) adalah kufur dan memandang Tuhan terpisah (darinya) juga adalah ta’thil. Menyatukan kedua hal ini adalah tauhid. [1]
Karena itu menghindari ta’thil bermakna bahwa kita tidak boleh dengan menafikan setiap sifat dari Tuhan kita menafikan Tuhan (sama sekali) dan tidak menerima kehadiran jamal dan jalal-Nya di alam semesta. Menghindari tasybih (menyerupakan) juga bermakna bahwa dalam penampakan-penampakan yang mencitrakan dan merefleksikan Tuhan kita tidak boleh memandang penampakan-penampakan itu dan menganggapnya sebagai mitra Tuhan, melainkan kita harus memandang Penciptanya.
Dengan kata lain, Tuhan sekali-kali tidak akan dapat digambarkan dan dipahami melalui pikiran. Jalan benar untuk mengenal Tuhan adalah jalan hati. Jalan hati adalah sebuah jalan cinta kepada seluruh manifestasi Ilahi sehingga kita dapat menemukan makrifat tentang-Nya.
Dalam maqam cinta (isyq) sejati, makrifat terhadap penampakan-penampakan Tuhan dan manifestasi-manifestasi-Nya adalah identik dengan makrifat itu sendiri; bukan identik dengan penampakan-penampakan dan juga tidak terpisah dari-Nya. Kesempurnaan makrifat ini adalah pengenalan terhadap manusia sempurna. [iQuest]
Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat indeks terkait berikut ini:
Kemungkinan Mengenal Tuhan 4607 (Site: 4908)
Mengenal dan Mencintai Tuhan 1609 (Site: 1611)
Fitrah dan Mengenal Tuhan 1041 (Site: 1105)
Tasbih dalam Salat dan Disertai dengan Pujian (hamd) 9803 (Site: 9773)
[1] . Diadaptasi dari Pertanyaan 9803 (Site: 9773). Sayid Haidar Amuli, Jâmi’ al-Asrâr wa Manba’ al-Anwâr, hal. 117, Intisyarat-e Ilmi wa Farhanggi, 1368. Hasan Zadeh Amuli, Mumid al-Himâm, hal. 109, Wizarat-e Farhanggi wa Irsyad Islami, 1378.
«ان الجمع بلا تفرقه زندقه و التفرقه بدون الجمع تعطیل و الجمع بینهما توحید»