Advanced Search
Hits
7225
Tanggal Dimuat: 2014/07/31
Ringkasan Pertanyaan
Mohon riwayat yang terkait dengan nash Rasulullah Saw atas imamah Imam Ali dan juga nash setiap Imam setelahnya?
Pertanyaan
Sesuai dengan pandangan Syiah salah satu tipologi Imam adalah penentuannya sebagai Imam melalui nash. Okelah kami menerima imamah Baginda Ali As. Harap jelaskan nash yang bersumber dari Imam Ali dalam menentukan imam setelahnya dan masing-masing Imam dalam menentukan imam setelahnya hingga Imam Mahdi Ajf. Terima kasih.
Jawaban Global
Sebagaimana Rasulullah Saw menerima mandat dan tugas dari Allah Swt untuk memperkenalkan pengganti dan khalifahnya, maka pada imam setelahnya juga harus memperkenalkan imam yang merupakan hujjah Allah Swt di muka bumi kepada masyarakat sehingga mereka yang ingin mengikuti perintah-perintah Ilahi dan mencari kebenaran tidak kebingungan dan jahil dalam mengenal imam zamannya.
Salah satu literatur dan sumber penting Syiah adalah kitab al-Kafi. Dalam bagian Teologi kitab ini yang dikenal sebagai Ushul al-Kafi, terdapat bagian yang bernama Kitab al-Hujjah. Dalam bagian ini, terdapat riwayat-riwayat yang menyebutkan secara jelas dan lugas tentang Rasulullah Saw atau para Imam yang memperkenalkan imam setelahnya.
Pada kesempatan ini, kami akan menyebutkan sebuah riwayat yang bersumber dari kitab-kitab muktabar Sunni tentang imamah Imam Ali dan kemudian mengutip nash masing-masing imam dari Kitab al-Hujjah sebagai berikut:
  1. Imam Ali As
Imam Ali As meriwayatkan bahwa tatkala ayat «وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ» diturunkan kepada Rasulullah Saw, ia memanggilku dan bersabda, “Allah Swt memerintahkan Aku untuk memberikan peringatan kepada kerabat terdekatku. Saya kemudian menjadi risau dan khawatir apabila saya menjelaskan hal ini kepada mereka maka tentu mereka akan bereaksi dan menolak. Karena itu saya memilih diam hingga Jibril mendatangiku dan berkata, ‘Wahai Muhammad apabila engkau tidak menjalankan perintah ini maka engkau akan diazab.’ Oleh itu, ‘Wahai Ali! Siapkanlah makanan dan hidangkanlah satu paha kambing sebagai makanan dan semangkuk susu.” Kemudian undanglah putra-putra Abdul-Mutthalib sehingga saya menyampaikan perintah Allah ini kepada mereka.’ Saya pun melaksanakan perintah Rasulullah Saw. Mereka berjumlah kurang-lebih empat puluh atau empat puluh satu orang dan di antara mereka juga hadir paman-paman Rasulullah Saw, Abu Thalib, Hamzah, Abbas dan Abu Lahab.
Tatkala semua telah berkumpul, Rasulullah Saw meminta supaya makanan dihidangkan. Kemudian Rasulullah Saw mengambil sepotong daging dan membaginya menjadi beberapa bagian dan memotong daging itu dengan giginya lalu meletakannya di beberapa bagian nampan. Lalu Rasulullah Saw berkata, “Makanlah dengan nama Allah.”
Mereka melahap makanan yang dihidangkan hingga semuanya kenyang.
Demi Allah! Hanya sedikit makanan yang berkurang. Sekiranya satu orang saja yang makan maka makanan itu tidak bakalan cukup untuk semua (karena porsinya yang sedikit).
Lalu Rasulullah Saw memerintahkan supaya mereka melepaskan dahaganya. Saya membawa semangkuk susu dan melepaskan dahaga mereka semuanya meski dalam kondisi normal, masing-masing dari mereka, dapat meminum semangkuk penuh susu.
Selanjutnya, tatkala Rasulullah Saw ingin menyampaikan tujuannya mengundang, Abu Lahab berteriak lantang bahwa orang ini telah menyihir kalian! Setelah kejadian ini, Rasulullah Saw urung menyampaikan risalahnya dan mereka pun pergi meninggalkan tempat itu.
Keesokan harinya, Rasulullah Saw berkata kepadaku, “Orang itu berkata-kata sebelum Aku dan sebelum Aku sempat menyampaikan risalahku para tamu telah meninggalkan majelis.”
Siapkanlah makanan yang sama dan undanglah mereka!
Imam Ali As berkata, “Aku pun melaksanakan apa yang diminta dan Rasulullah Saw pun melakukan hal yang sama seperti malam sebelumnya.”
Setelah para tamu menyantap hidangan makanan dan minuman, Rasulullah Saw bersabda:
‘Wahai putra-putra Abdul-Mutthalib! Saya tidak mengenal di kalangan Arab seorang pemuda yang membawakan lebih baik dari apa yang saya bawakan kepada kaumnya.
Saya membawakan kebaikan dunia dan akhirat untuk kalian.
Allah memerintahkan kepadaku untuk mengajak kalian.
Siapa di antara kalian yang dapat membantuku dalam urusan ini sehingga ia akan menjadi saudara, washi dan khalifahku?’
Seluruh tamu tidak memberikan jawaban kepada Rasulullah Saw. Namun saya yang lebih kecil dari seluruh yang hadir di perjamuan itu berkata, “Wahai Rasulullah! Saya siap membantumu.” Rasulullah Saw memegang leherku dan bersabda, “Orang ini adalah saudara, washi dan khalifahku di antara kalian. Dengarkanlah perkataannya dan taatilah ia.” Orang-orang yang hadir tertawa sembari mengejek berkata kepada ayahku Abu Thalib, “Engkau diperintahkan untuk mendengarkan anakmu dan mentaatinya!”[1]
 
  1. Imam Hasan As
Sulaim bin Qais al-Hilali meriwayatkan, “Suatu waktu Amirul Mukminin berwasiat kepada putranya Imam Hasan As dan saya hadir di tempat itu. Imam Ali meminta Imam Husain As dan Muhammad (bin Hanafiyah) serta anak-anak lainnya dan para pembesar Syiah serta Ahlulbaitnya menjadi saksi (atas wasiat tersebut). Kemudian menyerahkan kitab dan pedang kepada Imam Hasan As dan bersabda, ‘Anakku! Sebagaimana Rasulullah Saw berwasiat kepadaku dan menyerahkan kitab dan pedangnya kepadaku,  beliau mewasiatkan kepadaku supaya berwasiat kepadamu, kitab-kitab dan pedangku aku serahkan kepadamu, dan mewasiatkan kepadamu bahwa sebelum ajalmu tiba, hendaknya engkau serahkan kitab-kitab dan pedang itu kepada saudaramu, Husain.’ Lalu Imam Ali As menghadapkan wajahnya kepada putranya Husain As dan berkata, ‘Rasulullah Saw memerintahkan kepadamu untuk menyerahkannya kepada putramu yang ini.” Lalu mengambil tangan Ali bin al-Husain As dan berkata, “Rasulullah Sw memerintahkan kepadamu untuk menyerahkan (kitab-kitab dan pedang ini) kepada putramu Muhammad bin Ali As dan sampaikan salam Rasulullah Saw dan salamku untuknya.’”[2]
Meski riwayat ini dengan sendirinya menetapkan imamah empat Imam setelah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As, namun demikian kami tetap akan menyebutkan masing-masing satu riwayat secara terpisah bagi para Imam yang disebutkan dalam riwayat ini.
 
  1. Imam Husain As
“Tatkala detik-detik menjelang wafatnya, Imam Hasan As berkata kepada saudaranya, “Saudaraku! Saya wasiatkan kepadamu jagalah hal itu. Ketika saya tiada kuburkanlah jenazahku (setelah dimandikan, dikafankan dan diberi hanuth). Lalu bawalah jenazahku ke kuburan Rasulullah Saw supaya dapat memperbaharui baiat. Kemudian bawahlah Aku ke pusara ibundaku dan kuburkanlah Aku di Baqi.” Dalam pada itu, ketahuilah musibah akan menimpaku dari pihak Aisyah…”
Ketika Imam Hasan wafat  jenazahnya dibawa ke tempat salat Rasulullah Saw, Imam Husain mensalati jenazahnya. Lalu kemudian dibawa ke masjid dan ketika jenazah Imam Hasan As diletakkan dekat pusara Rasulullah Saw, seorang mata-mata pergi melapor ke Aisyah dan berkata, “Bani Hasyim membawa jenazah Hasan untuk dikebumikan di dekat kuburan Rasulullah.” Mendengar hal ini, Aisyah bergegas keluar  - orang yang pertama duduk di atas pelana – dan berkata, “Bawalah anak kalian dari rumahku, ia tidak boleh dikebumikan di dalam rumahku dan membuat hijab Rasululah Saw terkoyak..”[3]
 
  1. Imam Sajjad As
Abi Jarud meriwayatkan dari Imam Baqir As, “Detik-detik menjelang wafatnya Imam Husain As, wasiatnya yang disimpan dalam sebuah buku, diserahkan kepada putrinya Fatimah di hadapan orang banyak. Setelah kesyahidan Imam Husain, Fatimah menyerahkan wasiat itu kepada saudaranya Ali bin al-Husain As.
‘Semoga Allah Swt merahmatimu. Apa gerangan yang tertulis dalam wasiat itu?’ Kataku.
‘Apa yang dibutuhkan oleh anak-anak Adam semenjak awal dunia hingga akhirnya.’Tutur Imam Sajjad As.”[4]
 
  1. Imam Baqir As:
Ismail bin Muhammad meriwayatkan dari Imam Shadiq As, “Sebelum tiba masa wafatnya Imam Ali bin al-Husain As, terdapat sebuah kotak di dekatnya, kemudian ia keluarkan dan berkata, “Wahai Muhammad! Bawalah kotak ini. Kemudian kotak itu dibawa oleh empat orang (yang masing-masing memegang empat sisi kotak itu). Tatkala Imam Sajjad As wafat, saudara-saudara Imam Baqir As datang dan berkata, “Serahkanlah saham kami dari apa yang tersimpan di kotak itu.”
“Demi Allah! Tiada saham bagi kalian dalam kotak itu.” Jawab Imam Baqir.
“Sekiranya ada saham kalian dalam kotak itu tentunya ayahandaku tidak akan menyerahkannya kepadaku. Dalam kotak itu tersimpan pedang dan buku-buku Rasulullah Saw.” Pungkas Imam Baqir.[5]
 
  1. Imam Shadiq As
Abu al-Shibah Kanani berkata, “Imam Baqir As memandang ke arah Imam Shadiq As yang tengah berjalan. Katanya, “Apakah engkau melihat orang ini? Ia adalah dari orang-orang yang Allah Swt firmankan, “Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi itu, hendak menjadikan mereka pemimpin, dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).”[6]
 
  1. Imam Kazhim As
Faidh bin Mukhtar berkata, “Saya berkata kepada Imam Shadiq As, “Tangkaplah (selamatkanlah) aku dari api neraka. Siapa yang kami miliki (baca: Imam kami) setelahmu?”Kemudian Abu Ibrahim (Imam Kazhim) yang pada masa itu, masih kecil datang kepada ayahnya. Imam Shadiq As bersabda, “Orang ini adalah pemilik kalian. Berpeganglah kepadanya.”[7]
 
  1. Imam Ridha As
Husain bin Nu’aim Shahaf berkata, “Saya dan Hisyam bin Hakam serta Ali bin Yaqthin berada di Baghdad. Ali bin Yaqthin berujar, ‘Saya duduk di sisi Imam Musa bin Ja’far kemudian putranya Ali As datang.’ Imam bersabda, ‘Ali bin Yaqthin! Ali inilah pemimpin anak-anakku. Sesungguhnya kuniyahku (Abul Hasan) Aku hadiahkan kepadanya. Hisyam menepuk jidatnya dan berkata, ‘Celakahlah engkau. Apa yang engkau katakan?” Ali bin Yaqthin berkata, ‘Demi Allah! Saya mendengar apa yang saya katakan ini darinya.’ Hisyam berkata, ‘Dengan ucapan ini engkau diberitakan urusan imamah setelahnya dan akan berpindah kepadanya (Ali bin Musa).’[8]
 
  1. Imam Jawad As
Ibnu Abi Nashir berkata, “Ibnu Najasyi berkata kepadaku, ‘Siapa Imam selanjutnya setelah Imammu? Saya sendiri ingin bertanya darinya langsung  supaya tahu.’ Saya datang ke hadapan Imam Ridha As dan melaporkan hal ini. Imam Ridha As berkata, ‘Putraku.’ Lalu mengimbuhkan, ‘Apakah ada orang yang berani berkata, ‘Putraku’ sementara ia belum punya anak?’”[9] (Nampaknya kejadian ini berlangsung sebelum kelahiran Imam Jawad As).
 
  1. Imam Hadi As
Ismail bin Mihran berkata, “Imam Jawad As dua kali berangkat dari Madinah ke Baghdad. Pada perjalanan pertama, saya berkata kepadanya, ‘Semoga saya menjadi tebusanmu. Saya mengkhawatirkan keselamatan Anda dalam perjalanan ini. Urusan imamah setelah Anda ditentukan pada siapa?’ Imam Jawad As sembari tersenyum bersabda, ‘Ghaibat yang engkau sangkakan itu belum terjadi pada tahun ini, lantaran kesempatan kedua tatkala Imam Jawad dibawa ke hadapan Mu’tashim, saya datang ke hadapannya dan berkata, ‘Semoga saya menjadi tebusan Anda. Anda keluar, urusan imamah diserahkan kepada siapa setelah Anda?’ Imam sedemikian menangis sehingga janggutnya basah oleh air mata. Kemudian ia berkata, ‘Dalam perjalanan ini engkau harus mengkhawatirkan kondisiku. Urusan imamah setelahku dengan putraku Ali.’”[10]
 
  1. Imam Askari As
Yahya bin Yasar al-Qanbari berkata, “Imam Hadi As empat bulan sebelum wafatnya berwasiat kepada putranya Hasan dan mengambil kesaksian dariku bersama sekelompok orang.”[11]
 
  1. Imam Mahdi Ajf
Amru al-Ahwazi berkata, “Imam Hasan Askari menunjukkan putranya kepadaku dan bersabda, “Dia inilah shahib (baca: Imam) kalian setelahku.”[12] [iQuest]
 

[1]Ibnu Jarir Thabari,  Tārikh Thabari, jil. 2, hal. 416, hadis 446, Izzuddin, Beirut, Cetakan Pertama, 1405 H.
«حَدَّثَنَا ابْنُ حُمَيْدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَلَمَةُ، قَالَ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الْغَفَّارِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنِ الْمِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، «وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ»، دَعَانِي رَسُولُ اللَّهِ، فَقَالَ لِي: يَا عَلِيُّ، إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أُنْذِرَ عَشِيرَتِي الأَقْرَبِينَ، فَضِقْتُ بِذَلِكَ ذَرْعًا، وَعَرَفْتُ أَنِّي مَتَى أُبَادِيهِمْ بِهَذَا الأَمْرِ أَرَى مِنْهُمْ مَا أَكْرَهُ، فَصَمَتُّ عَلَيْهِ حَتَّى جَاءَنِي جِبْرِيلُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، إِنَّكَ إِلا تَفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ بِهِ يُعَذِّبْكَ رَبُّكَ، فَاصْنَعْ لَنَا صَاعًا مِنْ طَعَامٍ، وَاجْعَلْ عَلَيْهِ رِجْلَ شَاةٍ، وَامْلأْ لَنَا عُسًّا مِنْ لَبَنٍ، ثُمَّ اجْمَعْ لِي بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ حَتَّى أُكَلِّمَهُمْ، وَأُبَلِّغَهُمْ مَا أُمِرْتُ بِهِ. فَفَعَلْتُ مَا أَمَرَنِي بِهِ، ثُمَّ دَعَوْتُهُمْ لَهُ، وَهُمْ يَوْمَئِذٍ أَرْبَعُونَ رَجُلا، يَزِيدُونَ رَجُلا، أَوْ يَنْقُصُونَهُ، فِيهِمْ أَعْمَامُهُ: أَبُو طَالِبٍ، وَحَمْزَةُ، وَالْعَبَّاسُ، وَأَبُو لَهَبٍ. فَلَمَّا اجْتَمَعُوا إِلَيْهِ دَعَانِي بِالطَّعَامِ الَّذِي صَنَعْتُ لَهُمْ، فَجِئْتُ بِهِ، فَلَمَّا وَضَعْتُهُ تَنَاوَلَ رَسُولُ اللَّهِ، حِذْيَةً مِنَ اللَّحْمِ، فَشَقَّهَا بِأَسْنَانِهِ، ثُمَّ أَلْقَاهَا فِي نَوَاحِي الصَّحْفَةِ، ثُمَّ قَالَ: خُذُوا بِسْمِ اللَّهِ. فَأَكَلَ الْقَوْمُ حَتَّى مَا لَهُمْ بِشَيْءٍ حَاجَةٌ، وَمَا أَرَى إِلا مَوْضِعَ أَيْدِيهِمْ، وَايْمُ اللَّهِ، الَّذِي نَفْسُ عَلِيٍّ بِيَدِهِ، وَإِنْ كَانَ الرَّجُلُ الْوَاحِدُ مِنْهُمْ لَيَأْكُلُ مَا قَدَّمْتُ لِجَمِيعِهِمْ. ثُمَّ قَالَ: اسْقِ الْقَوْمَ، فَجِئْتُهُمْ بِذَلِكَ الْعُسِّ، فَشَرِبُوا مِنْهُ، حَتَّى رُوُوا مِنْهُ جَمِيعًا، وَايْمُ اللَّهِ إِنْ كَانَ الرَّجُلُ الْوَاحِدُ مِنْهُمْ لَيَشْرَبُ مِثْلَهُ. فَلَمَّا أَرَادَ رَسُولُ اللَّهِ، أَنْ يُكَلِّمَهُمْ، بَدَرَهُ أَبُو لَهَبٍ إِلَى الْكَلامِ، فَقَالَ: لَقَدْ مَا سَحَرَكُمْ صَاحِبُكُمْ. فَتَفَرَّقَ الْقَوْمُ، وَلَمْ يُكَلِّمْهُمْ رَسُولُ اللَّهِ، فَقَالَ: الْغَدَ يَا عَلِيُّ، إِنَّ هَذَا الرَّجُلَ سَبَقَنِي إِلَى مَا قَدْ سَمِعْتَ مِنَ الْقَوْلِ، فَتَفَرَّقَ الْقَوْمُ قَبْلَ أَنْ أُكَلِّمَهُمْ. فَعُدَّ لَنَا مِنَ الطَّعَامِ بِمِثْلِ مَا صَنَعْتَ، ثُمَّ اجْمَعْهُمْ إِلَيَّ. قَالَ: فَفَعَلْتُ، ثُمَّ جَمَعْتُهُمْ، ثُمَّ دَعَانِي بِالطَّعَامِ، فَقَرَّبْتُهُ لَهُمْ، فَفَعَلَ كَمَا فَعَلَ بِالأَمْسِ، فَأَكَلُوا حَتَّى مَا لَهُمْ بِشَيْءٍ حَاجَةٌ، ثُمَّ قَالَ: اسْقِهِمْ، فَجِئْتُهُمْ بِذَلِكَ الْعُسِّ، فَشَرِبُوا حَتَّى رُوُوا مِنْهُ جَمِيعًا، ثُمَّ تَكَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ، فَقَالَ: يَا بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، إِنِّي، وَاللَّهِ، مَا أَعْلَمُ شَابًّا فِي الْعَرَبِ جَاءَ قَوْمَهُ بِأَفْضَلَ مِمَّا قَدْ جِئْتُكُمْ بِهِ، إِنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِخَيْرِ الدُّنْيَا، وَالآخِرَةِ، وَقَدْ أَمَرَنِي اللَّهُ تَعَالَى أَنْ أَدْعُوَكُمْ إِلَيْهِ، فَأَيُّكُمْ يُؤَازِرُنِي عَلَى هَذَا الأَمْرِ، عَلَى أَنْ يَكُونَ أَخِي، وَوَصِيِّي، وَخَلِيفَتِي فِيكُمْ؟ قَالَ: فَأَحْجَمَ الْقَوْمُ عَنْهَا جَمِيعًا، وَقُلْتُ، وَإِنِّي لأَحْدَثُهُمْ سِنًّا، وَأَرْمَصُهُمْ عَيْنًا، وَأَعْظَمُهُمْ بَطْنًا، وَأَحْمَشُهُمْ سَاقًا: أَنَا يَا نَبِيَّ اللَّهِ، أَكُونُ وَزِيرَكَ عَلَيْهِ. فَأَخَذَ بِرَقَبَتِي، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ هَذَا أَخِي، وَوَصِيِّي، وَخَلِيفَتِي فِيكُمْ، فَاسْمَعُوا لَهُ، وَأَطِيعُوا. قَالَ: فَقَامَ الْقَوْمُ يَضْحَكُونَ، وَيَقُولُونَ لأَبِي طَالِبٍ: قَدْ أَمَرَكَ أَنْ تَسْمَعَ لابْنِكَ وَتُطِيعَ»
[2] Kulaini, Muhammad Yakub, al-Kāfi, Riset oleh Ghaffari, Ali Akbar dan Akhundi, Muhammad, jil. 1, hal. 297-298, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Keempat, 1407 H.
«شَهِدْتُ وَصِيَّةَ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ ع حِينَ أَوْصَى إِلَى ابْنِهِ الْحَسَنِ ع وَ أَشْهَدَ عَلَى وَصِيَّتِهِ الْحُسَيْنَ ع وَ مُحَمَّداً وَ جَمِيعَ وُلْدِهِ وَ رُؤَسَاءَ شِيعَتِهِ وَ أَهْلَ بَيْتِهِ ثُمَّ دَفَعَ إِلَيْهِ الْكِتَابَ وَ السِّلَاحَ وَ قَالَ لِابْنِهِ الْحَسَنِ ع يَا بُنَيَّ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ ص أَنْ أُوصِيَ إِلَيْكَ وَ أَنْ أَدْفَعَ إِلَيْكَ كُتُبِي وَ سِلَاحِي كَمَا أَوْصَى إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ ص وَ دَفَعَ إِلَيَّ كُتُبَهُ وَ سِلَاحَهُ وَ أَمَرَنِي أَنْ آمُرَكَ إِذَا حَضَرَكَ الْمَوْتُ أَنْ تَدْفَعَهَا إِلَى أَخِيكَ الْحُسَيْنِ ع ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى ابْنِهِ الْحُسَيْنِ ع فَقَالَ وَ أَمَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ ص أَنْ تَدْفَعَهَا إِلَى ابْنِكَ هَذَا ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ ع ثُمَّ قَالَ لِعَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ-وَ أَمَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ ص أَنْ تَدْفَعَهَا إِلَى ابْنِكَ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ وَ أَقْرِئْهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ ص وَ مِنِّي السَّلَامَ»
 
[3] Ibid, hal. 300.
«محمد بن مسلم می‌گوید: از امام صادق(ع) شنیدم که فرمود: لَمَّا حَضَرَ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ ع الْوَفَاةُ قَالَ لِلْحُسَيْنِ ع يَا أَخِي إِنِّي أُوصِيكَ بِوَصِيَّةٍ فَاحْفَظْهَا إِذَا أَنَا مِتُّ فَهَيِّئْنِي ثُمَّ وَجِّهْنِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ص لِأُحْدِثَ بِهِ عَهْداً ثُمَّ اصْرِفْنِي إِلَى أُمِّي ع ثُمَّ رُدَّنِي فَادْفِنِّي بِالْبَقِيعِ وَ اعْلَمْ أَنَّهُ سَيُصِيبُنِي مِنْ عَائِشَةَ مَا يَعْلَمُ اللَّهُ وَ النَّاسُ صَنِيعُهَا وَ عَدَاوَتُهَا لِلَّهِ وَ لِرَسُولِهِ وَ عَدَاوَتُهَا لَنَا أَهْلَ الْبَيْتِ فَلَمَّا قُبِضَ الْحَسَنُ ع وَ وُضِعَ عَلَى السَّرِيرِ ثُمَّ انْطَلَقُوا بِهِ إِلَى مُصَلَّى رَسُولِ اللَّهِ ص الَّذِي كَانَ يُصَلِّي فِيهِ عَلَى الْجَنَائِزِ فَصَلَّى عَلَيْهِ الْحُسَيْنُ ع وَ حُمِلَ وَ أُدْخِلَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلَمَّا أُوقِفَ عَلَى قَبْرِ رَسُولِ اللَّهِ ص ذَهَبَ ذُو الْعُوَيْنَيْنِ إِلَى عَائِشَةَ فَقَالَ لَهَا إِنَّهُمْ قَدْ أَقْبَلُوا بِالْحَسَنِ لِيَدْفِنُوا مَعَ النَّبِيِّ ص فَخَرَجَتْ مُبَادِرَةً عَلَى بَغْلٍ بِسَرْجٍ فَكَانَتْ أَوَّلَ امْرَأَةٍ رَكِبَتْ فِي الْإِسْلَامِ سَرْجاً فَقَالَتْ نَحُّوا ابْنَكُمْ عَنْ بَيْتِي فَإِنَّهُ لَا يُدْفَنُ فِي بَيْتِي وَ يُهْتَكُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ حِجَابُهُ فَقَالَ لَهَا الْحُسَيْنُ ع قَدِيماً هَتَكْتِ أَنْتِ وَ أَبُوكِ حِجَابَ رَسُولِ اللَّهِ ص وَ أَدْخَلْتِ عَلَيْهِ بَيْتَهُ مَنْ لَا يُحِبُّ قُرْبَهُ وَ إِنَّ اللَّهَ سَائِلُكِ عَنْ ذَلِكِ يَا عَائِشَةُ»
[4] Ibid, hal. 304.
«لَمَّا حَضَرَ الْحُسَيْنَ ع مَا حَضَرَهُ دَفَعَ وَصِيَّتَهُ إِلَى ابْنَتِهِ فَاطِمَةَ ظَاهِرَةً فِي كِتَابٍ مُدْرَجٍ فَلَمَّا أَنْ كَانَ مِنْ أَمْرِ الْحُسَيْنِ ع مَا كَانَ دَفَعَتْ ذَلِكَ إِلَى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ ع قُلْتُ لَهُ فَمَا فِيهِ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَقَالَ مَا يَحْتَاجُ إِلَيْهِ وُلْدُ آدَمَ مُنْذُ كَانَتِ الدُّنْيَا إِلَى أَنْ تَفْنَى».
[5] Ibid, hal. 305.
«لَمَّا حَضَرَ عَلِيَّ بْنَ الْحُسَيْنِ ع الْوَفَاةُ قَبْلَ ذَلِكَ أَخْرَجَ سَفَطاً أَوْ صُنْدُوقاً عِنْدَهُ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ احْمِلْ هَذَا الصُّنْدُوقَ قَالَ فَحَمَلَ بَيْنَ أَرْبَعَةٍ فَلَمَّا تُوُفِّيَ جَاءَ إِخْوَتُهُ يَدَّعُونَ مَا فِي الصُّنْدُوقِ فَقَالُوا أَعْطِنَا نَصِيبَنَا فِي الصُّنْدُوقِ فَقَالَ وَ اللَّهِ مَا لَكُمْ فِيهِ شَيْ‏ءٌ وَ لَوْ كَانَ لَكُمْ فِيهِ شَيْ‏ءٌ مَا دَفَعَهُ إِلَيَّ وَ كَانَ فِي الصُّنْدُوقِ سِلَاحُ رَسُولِ اللَّهِ ص وَ كُتُبُهُ».
[6] Ibid, hal. 306.
«نَظَرَ أَبُو جَعْفَرٍ ع إِلَى أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ع يَمْشِي فَقَالَ تَرَى هَذَا؟ هَذَا مِنَ الَّذِينَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ- وَ نُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَ نَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَ نَجْعَلَهُمُ الْوارِثِين‏»
 
[7] Ibid, hal. 307.
«عَنِ الْفَيْضِ بْنِ الْمُخْتَارِ قَالَ: قُلْتُ لِأَبِي عَبْدِ اللَّهِ ع خُذْ بِيَدِي مِنَ النَّارِ مَنْ لَنَا بَعْدَكَ فَدَخَلَ عَلَيْهِ أَبُو إِبْرَاهِيمَ ع وَ هُوَ يَوْمَئِذٍ غُلَامٌ فَقَالَ هَذَا صَاحِبُكُمْ فَتَمَسَّكْ بِهِ»
 
[8] Ibid, hal. 311.
«الْحُسَيْنِ بْنِ نُعَيْمٍ الصَّحَّافِ قَالَ: كُنْتُ أَنَا وَ هِشَامُ بْنُ الْحَكَمِ وَ عَلِيُّ بْنُ يَقْطِينٍ بِبَغْدَادَ فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ يَقْطِينٍ كُنْتُ عِنْدَ الْعَبْدِ الصَّالِحِ جَالِساً فَدَخَلَ عَلَيْهِ ابْنُهُ عَلِيٌّ فَقَالَ لِي يَا عَلِيَّ بْنَ يَقْطِينٍ هَذَا عَلِيٌّ سَيِّدُ وُلْدِي أَمَا إِنِّي قَدْ نَحَلْتُهُ كُنْيَتِي فَضَرَبَ هِشَامُ بْنُ الْحَكَمِ بِرَاحَتِهِ جَبْهَتَهُ ثُمَّ قَالَ وَيْحَكَ كَيْفَ قُلْتَ فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ يَقْطِينٍ سَمِعْتُ وَ اللَّهِ مِنْهُ كَمَا قُلْتُ فَقَالَ هِشَامٌ أَخْبَرَكَ أَنَّ الْأَمْرَ فِيهِ مِنْ بَعْدِهِ».
[9] Ibid, hal. 320.
«عَنِ ابْنِ أَبِي نَصْرٍ قَالَ: قَالَ لِيَ ابْنُ النَّجَاشِيِّ مَنِ الْإِمَامُ بَعْدَ صَاحِبِكَ فَأَشْتَهِي أَنْ تَسْأَلَهُ حَتَّى أَعْلَمَ فَدَخَلْتُ عَلَى الرِّضَا ع فَأَخْبَرْتُهُ قَالَ فَقَالَ لِي الْإِمَامُ ابْنِي ثُمَّ قَالَ هَلْ يَتَجَرَّأُ أَحَدٌ أَنْ يَقُولَ ابْنِي وَ لَيْسَ لَهُ وَلَدٌ»
[10]Ibid, hal. 323.
«عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ مِهْرَانَ قَالَ: لَمَّا خَرَجَ أَبُو جَعْفَرٍ ع مِنَ الْمَدِينَةِ إِلَى بَغْدَادَ فِي الدَّفْعَةِ الْأُولَى مِنْ خَرْجَتَيْهِ قُلْتُ لَهُ عِنْدَ خُرُوجِهِ جُعِلْتُ فِدَاكَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكَ فِي هَذَا الْوَجْهِ فَإِلَى مَنِ الْأَمْرُ بَعْدَكَ فَكَرَّ بِوَجْهِهِ إِلَيَّ ضَاحِكاً وَ قَالَ لَيْسَ الْغَيْبَةُ حَيْثُ ظَنَنْتَ فِي هَذِهِ السَّنَةِ فَلَمَّا أُخْرِجَ بِهِ الثَّانِيَةَ إِلَى الْمُعْتَصِمِ صِرْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ لَهُ جُعِلْتُ فِدَاكَ أَنْتَ خَارِجٌ فَإِلَى مَنْ هَذَا الْأَمْرُ مِنْ بَعْدِكَ فَبَكَى حَتَّى اخْضَلَّتْ لِحْيَتُهُ ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيَّ فَقَالَ عِنْدَ هَذِهِ يُخَافُ عَلَيَّ الْأَمْرُ مِنْ بَعْدِي إِلَى ابْنِي عَلِيٍّ»
[11] Ibid, hal. 325.
«عَنْ يَحْيَى بْنِ يَسَارٍ الْقَنْبَرِيِّ قَالَ: أَوْصَى أَبُو الْحَسَنِ ع إِلَى ابْنِهِ الْحَسَنِ قَبْلَ مُضِيِّهِ بِأَرْبَعَةِ أَشْهُرٍ وَ أَشْهَدَنِي عَلَى ذَلِكَ وَ جَمَاعَةً مِنَ الْمَوَالِي‏»
[12] Ibid, hal. 328.
«عَنْ عَمْرٍو الْأَهْوَازِيِّ قَالَ: أَرَانِي أَبُو مُحَمَّدٍ ابْنَهُ وَ قَالَ هَذَا صَاحِبُكُمْ مِنْ بَعْدِي.»
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Apakah Muslim Syiah tidak akan masuk neraka?
    15570 Teologi Lama 2012/06/12
    Tolak ukur perhitungan di hari kiamat untuk menentukan apakah sesorang layak memasuki surga atu neraka berdasar pada kaidah-kaidah yang telah dijelaskan oleh Allah Swt dalam ayat-ayat suci-Nya. Tuhan tidak mempedulikan faktor perbedaan kelompok, keturunan, dan bangsa dalam hal ini. Tolak ukur utama adalah amal perbuatan manusia; yakni ...
  • Bagaimana Syiah mencari sisi benar sebagian ayat yang menyandarkan perbuatan dosa pada para nabi namun pada ayat-ayat lainnya misalnya pada ayat-ayat hukum mereka menyandarkan pada seluruh huruf dan tanda baca ayat?
    7709 Kalam Jadid 2013/08/13
    Apa yang menyebabkan mengapa jalan takwil dan ragam taujih atas al-Quran dilalui karena sebagian kemestian bahasa dan terkadang sebagian disebabkan oleh kemestian rasional (aqli) dan referensial (naqli) sehingga kita harus menyimpulkan al-Quran secara lahir. Benar bahwa sepanjang terdapat dalil definitif maka tidak terbuka jalan untuk melakukan takwil ...
  • Salat memohon hujan (istisqâ) itu apa? Apakah orang-orang dapat dipaksa untuk mengerjakan salat ini?
    5123 Serba-serbi 2014/09/24
    Di antara salat yang dianjurkan (mustahab) untuk dikerjakan adalah salat istisqâ. Istisqâ bermakna memohon untuk dapat meminum air. Tatkala hujan jarang turun, sungai-sungai menjadi kering dan langit disebabkan oleh merajalelanya dosa-dosa, kufur nikmat, hak-hak tidak ditunaikan, mengurangi timbangan, kezaliman, meninggalkan amar makruf dan nahi mungkar, dan seterusnya, ...
  • Mengapa muncul aliran-aliran filsafat? Apa saja aliran filsafat Islam itu?
    38642 Garis Besar 2013/12/05
    Sebab munculnya aliran-aliran filsafat adalah lantaran perbedaan pandangan para filosof terkait dengan definisi filsafat yang berbuntut pada perbedaan beberapa prinsip sehingga menyebabkan berdirinya beberapa aliran filsafat. Secara teori, aliran-aliran filsafat dalam peradaban Islam terdiri dari dua yaitu Peripatetik (Massyâ) dan Iluminasionis (Isyrâq). Sumber dua aliran ini pada ...
  • Apakah menablighkan agama (mengajarkan dan membimbing non-Muslim dan lain sebagainya) diwajibkan bagi setiap Muslim?
    11832 Akhlak Praktis 2012/04/03
    Islam adalah sebuah agama global, universal, paling sempurna dan paling akhir dari agama-agama yang pernah diturunkan Allah Swt. Atas dasar itu, seluruh manusia, dari mana pun suku dan bangsanya, harus mengenal agama ini. Satu-satunya jalan untuk memperkenalkan ajaran membina manusia ini kepada bangsa-bangsa lain adalah ...
  • Apakah dosa besar akan diampuni?
    37253 Akhlak Praktis 2011/01/08
    Dosa besar merupakan sebuah dosa yang dijanjikan azab dalam al-Qur’an atau dalam riwayat bagi mereka yang mengerjakannya. (Terdapat beberapa kriteria lainnya yang disebutkan terkait dengan sebuah perbuatan sehingga disebut sebagai dosa besar). Demikian juga dosa kecil dengan adanya pengulangan (dengan getol melakukan hal tersebut) akan berubah menjadi ...
  • Apakah peran Islam dalam kemajuan peradaban manusia?
    58017 Sejarah Fikih 2012/02/16
    Peradaban pada setiap bangsa merupakan tanda-tanda kemajuan dan perkembangan bangsa tersebut. Histori terbentuknya peradaban di negara-negara Islam adalah bermakna bahwa mereka memiliki produksi pemikiran, kekayaan, saham dan juga kudrat dan kekuasaan. Karena jika selain ini yang terjadi, maka peradaban tidak akan terbentuk. Peradaban adalah dengan makna penerimaan untuk menempati ...
  • Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang Majusi?
    59253 Teologi Lama 2012/06/09
    Kata “majusi” yang disebut dalam bahasa Arab yaitu orang-orang Zoroaster diadaptasi dari kata “ma-gu-sy” atau “magu” Persia kuno yang kemudian menjadi Magus setelah kata ini masuk dalam peristilahan bahasa Yunani. Kata magic dalam bahasa Inggris juga diadopsi dari kata ini. Dengan masuknya kata ini ke dalam bahasa ...
  • Bagaimana para khalifah kok bisa sukses memimpin pemerintahan sementara Imam Ali As tidak sukses?
    9807 Sejarah Kalam 2011/04/19
    Dalam pertanyaan ini terdapat pernyataan-pernyataan klaimitis yang tidak dapat diterima yang akan disebutkan sebagaimana berikut ini: 1.     Harap diketahui bahwa dengan asumsi riwayat-riwayat yang menghukum kekufuran dan kemunafikan sahabat di dalamnya kita terima namun hukum kekufuran dan ...
  • Apakah ada ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kaum Israel dan Palestina?
    115251 Tafsir 2013/10/26
    Sebagaimana yang Anda ketahui bahwa “negara” Israel tidak memiliki sejarah yang panjang. “Negara” Israel berdiri pada beberapa dasawarsa terakhir dengan mencaplok tanah Palestina. Kawasan ini bernama Palestina dan Suriah yang telah dikenal sebelumnya dalam sejarah. Adapun tentang wilayah Palestina sebagian ahli tafsir berkata, “Yang dimaksud dengan tanah ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261090 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246245 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230038 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214895 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176224 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171541 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168015 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158052 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140834 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133987 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...