Advanced Search
Hits
6665
Tanggal Dimuat: 2011/05/21
Ringkasan Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan a’lâm dan fal a’lâm?
Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan a’lâm dan fal a’lâm?
Jawaban Global

Al-a’lâm dan fal a’lâm merupakan satu terma fikih yang mengemuka dalam pembahasan syarat-syarat marja taklid.  Al-a’lâm dan fal a’lâm bermakna seorang fakih yang lebih pandai dan orang yang setingkat lebih pandai di bawahnya.

Kita tahu bahwa salah satu syarat  marja taklid adalah a’lâmiyah (kelebihpandaian); artinya bahwa seorang marja taklid harus lebih pandai dari para mujtahid lainnya (dan mujtahid seperti ini yang harus dijadikan sebagai marja taklid). Nah apabila mujtahid a’lâm ini tidak memberikan fatwa pada sebuah masalah, maka mukallidnya dapat merujuk pada fatwa mujtahid lainnya yang derajat keilmuannya setingkat di bawahnya atau berada setelahnya. Dan apabila mujtahid berikutnya juga tidak memiliki fatwa atas masalah tersebut maka para mukallidnya dapat merujuk pada mujtahid yang berada setelah atau di bawah mujtahid derajat kedua. Apabila diperlukan proses ini terus berlanjut maka para mukallid dapat merujuk hingga mujtahid keempat dan seterusnya.

Derajat-derajat keilmuan para mujtahid ini (dari derajat yang tertinggi hingga derajat yang lebih rendah) disebut secara teknis dan terminologis dalam fikih sebagai a’lâm fal a’lâm.

Karena itu, a’lâm bermakna seorang mujtahid yang berada pada tingkatan atau derajat tertinggi keilmuan dan fal a’lâm bermakna seorang mujtahid yang berada pada tingkatan setelahnya atau di bawahnya. Dan demikian seterusnya.

Demikianlah jawaban singkat dan memadai terkait dengan masalah ini. Namun sehubungan dengan jawaban ilmiah dan lebih akurat yang disinggung oleh sebagian fukaha, akan kami kutip disini dengan menyebutkan satu contoh sebagai berikut:

Yang dimaksud dengan a’lâm adalah seorang fakih yang lebih mengenal kaidah-kaidah dan referensi-referensi masalah dan lebih mengetahui riwayat-riwayat dan pendapat  para ulama, serta lebih memahami riwayat-riwayat ketimbang para fakih lainnya. Pendeknya, ia adalah orang yang terbaik dalam melakukan inferensi hukum-hukum syariat.

Tempat rujukan untuk mengidentifikasi a’lâm adalah para pakar dan ahli istinbâth (mujtahid) dalam masalah ini. Dengan kata lain, bahwa rujukan atau penentu kriteria dalam masalah a’lâmiyah adalah para mujtahid yang terbaik dalam melakukan inferensi (istinbâth) hukum-hukum syariat. Jadi, yang dimaksud yang terbaik adalah yang terbaik dalam mengidentifikasi tugas-tugas dalam masalah syariat  dan bukan kedekatan fatwa pada realitas dan kenyataan; karena hal ini tidak dijadikan sebagai kriteria untuk mengenal a’lâmiyah; lantaran kedekatan kepada realitas dan kenyataan, akan dapat diperoleh dengan melakukan kehati-hatian, sedangkan melakukan kehati-hatian di hadapan orang-orang berakal tidak menunjukkan kepakaran, keahlian dan kelebihpandaiannya.

Oleh karena itu, ijtihad tidak lain adalah keahlian dalam mengidentifikasi tugas dalam seluruh masalah, dan a’lâm adalah seseorang yang memiliki kemampuan inheren ini secara utuh dan sempurna.

Apa yang dapat disimpulkan dari ungkapan ini secara lahir adalah, bahwa orang yang terbaik dalam melakukan istinbâth, bergantung atas tiga kategori yang ada pada diri mujtahid:

1.             Bahwa mujtahid (a’lâm) lebih mengetahui kaidah-kaidah dan referensi-referensi terhadap sebuah masalah daripada mujtahid lainnya.

2.             Pengetahuannya terhadap riwayat-riwayat dan pandangan-pandangan ulama lebih unggul atas mujtahid lainnya.

3.             Terbaik dalam memahami riwayat-riwayat.[1]



[1]. Sayid Ridha Shadr, al-Ijtihâd wa al-Taqlid, hal. 260-261.

Jawaban Detil
لایوجد لهذا السؤال الجواب التفصیلی.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261252 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246366 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230153 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215022 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176347 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171637 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168133 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158190 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140983 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134061 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...