Please Wait
73618
Larangan Rasulullah Saw untuk tidak menyebut-nyebut garis keturunannya (nasab) semenjak Hadhrat Adnan (kaum Ad) hingga Nabi Ibrahim dan semenjak Nabi Ibrahim hingga Nabi Adam disebutkan dalam beberapa hadis dan beberapa kitab. Alasan pelarangan Rasulullah Saw adalah karena tidak jelasnya garis keturunan dan datuk-datuk beliau semenjak Adnan serta bermaksud untuk mengantisipasi perbedaan pendapat di antara para sejarawan terkait dengan masalah ini.
Menurut sebuah riwayat yang disebutkan dalam sebagian kitab, seperti Bihâr al-Anwâr,[1] Kasyf al-Ghumma fi Ma’rifat al-Aimmah As,[2] dan al-Manâqib li Ali Abi Thâlib As,[3] Rasulullah Saw bersabda, “Dalam memperkenalkan dan menjelaskan garis keturunan (ayah-ayahku) hendaknya kalian cukup sampai Adnan (saja). (Jangan kalian menyebut datuk-datukku setelah Adnan).
Demikian juga dalam beberapa riwayat lain yang dinukil dari Rasulullah Saw disebutkan bahwa, “Ketika garis keturunanku (nasab) sampai pada Ma’ad bin Adnan hingga Ibrahim As, maka mereka yang menjelaskan garis keturunan ini (para ahli nasab) telah berkata dusta.”[4]
Dalil atas pelarangan ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam beberapa riwayat adalah tidak jelasnya garis keturunan Rasulullah Saw (setelah Adnan hingga Hadhrat Ibrahim As dan Hadhrat Adam As) dan adanya perbedaan pendapat di antara para ahli nasab. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Berhentilah ketika kalian sampai pada Adnan (ketika menelusuri garis keturunanku) dan kemudian membaca ayat berikut ini, “dan (telah Kami binasakan juga) kaum ‘Ad, kaum Tsamud, penduduk ar-Rass, dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.” (Qs. Al-Furqan [25]:38) Kemudian bersabda, “Tiada yang mengetahui hal ini kecuali Allah Swt.”[5]
Karena itu, alasan mengapa Rasulullah Saw melarang penyebutan nama datuk-datuknya setelah Adnan (kaum Ad) adalah karena tidak jelasnya garis keturunan dan ingin mengantisipasi perbedaan pendapat di antara para ahli nasab dan sejarawan dalam masalah ini. [IQuest]
[1]. Bihâr al-Anwâr, jil. 15, hal. 105.
رُوِیَ عَنْهُ ص، «إِذَا بَلَغَ نَسَبِی إِلَى عَدْنَانَ فَأَمْسِکُوا».
[2]. Kasyf al-Ghummah fi Ma’rifat al-Aimmah, jil. 1, hal. 65.
[3]. Al-Manâqib li Ali Abi Thâlib As, jil. 1, hal. 15.
[4]. Al-‘Umdah, hal. 24.
[5]. Qishâsh al-Anbiyah, Rawandi, hal. 316.
روی عنه (ص): إذا بلغ نسبی إلى عدنان فأمسکوا ثم قرأ: «وَ عاداً وَ ثَمُودَ وَ أَصْحابَ الرَّسِّ وَ قُرُوناً بَیْنَ ذلِکَ کَثِیراً»، لا یعلمهم إلا الله تعالى جل ذکره.