Please Wait
9391
Frase “Ahlulbait” disebutkan sebanyak dua kali dalam al-Quran.[1] Sekali disebutkan untuk keluarga Ibrahim As dan sekali pada ayat yang menjadi obyek bahasan, ayat 33 surah al-Ahzab. Pada ayat ini, Allah Swt mengabarkan kehendak-Nya untuk menyucikan Ahlulbait As.
Sepanjang perjalanan sejarah, ayat ini telah dikaji dari pelbagai sudut pandang oleh ulama Islam dimana salah satu sisi dan dimensinya adalah mengidentifikasi obyek Ahlulbait As.
Secara asasi, terdapat beberapa pendapat terkait dengan masalah ini dimana para ahli tafsir Syiah dengan memperhatikan banyak riwayat yang ada, obyek ayat Ahlulbait As adalah Rasulullah Saw, Imam Ali As, Fatimah Zahra Sa, Imam Hasan As dan Imam Husain As[2] serta anak-anak maksum mereka.[3]
Adapun Ahlusunnah mengemukakan beberapa pendapat terkait dengan obyek-obyek Ahlulbait sebagai berikut:
- Yang dimaksud dengan Ahlulbait hanyalah istri-istri Rasulullah Saw.
- Yang dimaksud dengan Ahlulbait adalah para istri Nabi Saw, Imam Ali, Fatimah Zahra, Imam Hasan dan Imam Husain As.
- Yang dimaksud dengan Ahlulbait adalah keluarga Nabi Saw, baik para istri, kerabat, keluarga, yaitu Alu Abbas, Alu ‘Aqil, Alu Ja’far dan Alu Imran.
- Yang dimaksud dengan Ahlulbait adalah Ahlulbait al-Haram.
- Yang dimaksud dengan Ahlulbait adalah penghuni masjid Rasulullah Saw.[4]
Pendapat 3, 4 dan 5 kurang begitu banyak memiliki pendukung di kalangan Ahlusunnah. Kebanyakan ulama Ahlusunnah tidak begitu mengemukakan tiga pendapat ini.
Sehubungan dengan pendapat pertama mereka bersandar pada ucapan Ikrimah yang berteriak di pasar dan berkata, “Yang dimaksud dengan Ahlulbait As hanyalah istri-istri Rasulullah Saw.”[5] Pendapat ini tidak diterima oleh para ahli tafsir Ahlusunnah,[6] di samping itu, ucapan ini boleh masih tanda tanya apakah diiriwayatkan oleh Ikrimah atau oleh Ibnu Abbas. Dalam kitab-kitab tafsir ucapan Ikrimah ini tidak bersambung kepada Rasulullah Saw dan tidak diriwayatkan dari beliau.
Kira-kira seluruh tafsir Ahlusunnah di samping menjelaskan pendapat-pendapat lain, terkait dengan kondisi pewahyuan ayat ini, menukil sebuah riwayat yang menyatakan bahwa Ahlulbait itu adalah Rasulullah Saw, Imam Ali As, Fatimah Zahra Sa, Imam Hasan As dan Imam Husain As. Mereka menukil riwayat masyhur Ummu Salamah, Alu Kisa (‘Aba) dan lain sebagainya. Karena itu kesemua mereka adalah lima orang Alu Aba yang merupakan Ahlulbait As. Sebagai contoh kami akan menyebutkan sebagian kitab tafsir Ahlusunnah yang menyinggung tentang riwayat ini atau kandungannya:
- Tafsir Fakhrurrazi (Mafâtih al-Ghaib), jil. 25, hal. 168, terkait dengan pembahasan ayat tathir.
- Tafsir Ibnu Abi Hatim (Tafsir al-Qur’ân al-‘Azhîm), jil. 9, hal. 3132, terkait dengan pembahasan ayat tathir.
- Tafsir Nizhamuddin Naisyaburi (Tafsir Gharâib al-Qur’ân wa Raghâib al-Furqân), jil. 22, hal. 5, terkait dengan pembahasan ayat tathir.
- Tafsir Muhammad bin Jarir Thabari (Jâmi’ al-Bayân fi Tafsir al-Qur’ân), jil. 22, hal. 5, terkait dengan pembahasan ayat tathir.
- Tafsir Huskani (Syawâhid al-Tanzil li Qawâid al-Tafdhil), jil. 2, hal. 18, terkait dengan pembahasan ayat tathir, ia mengumpulkan hadis-hadis yang terdapat dalam kitab-kitab Ahlusunnah terkait dengan masalah ini dengan baik.
- Tafsir Suyuthi (al-Durr al-Mantsur fi Tafsir al-Ma’tsur), jil. 5, hal. 198, terkait dengan pembahasan ayat tathir.
- Tafsir Ibnu Jauzi (Zâd al-Masir fi ‘Ilm al-Tafsir), jil. 3, hal. 462, terkait dengan pembahasan ayat tathir.
- Tafsir Ibnu ‘Athiyyah (al-Muharrir al-Wajiz), jil. 5, hal. 308, terkait dengan pembahasan ayat tathir.
- Tasfir Baidhawi (Anwâr al-Tanzil wa Asrâr al-Ta’wil), jil. 5, hal. 12, terkait dengan pembahasan ayat tathir.
- Tafsir Muhyyi al-Sunna, Abu Muhammad al-Husain bin Mas’ud al-Baghawi (Ma’âlim al-Tanzil), jil. 6, hal. 350, terkait dengan pembahasan ayat tathir.
Indeks Terkait:
Pertanyaan 829, Yang Dimaksud dengan Ahlulbait (Site: 898)
[1]. “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan menyucikan kamu sesuci-sucinya.” (Qs. Al-Ahzab [33]:33); “Para malaikat itu berkata, “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah yang dicurahkan atasmu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” (Qs. Hud [12]:73)
[2]. Thabathabai, al-Mizân, Terjemahan Persia, Musawi Hamadani, jil. 16, hal. 465, Daftar Intisyarat-e Islami, Qum.
[3]. Silahkan lihat, Syaikh Thusi, Tahdzib al-Ahkâm, jil. 5, hal. 232, Software Jami’ al-Ahadits.
[4]. Terjemahan Persia Tafsir al-Mizân, jil. 16, hal. 463.
[5]. Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’ân al-‘Azhîm, jil. 6, hal. 365, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Mansyurat Muhammad Ali Baidhun, Beirut, 1419 H.
[6]. Silahkan lihat, Tafsir al-Qur’ân al-Azhîm, jil. 6, hal. 365; Fakhrurazi, Mafâtih al-Ghaib, jil. 25, hal. 168, Dar al-Ihya al-Turats, Beirut, 1420 H.