Advanced Search
Hits
39959
Tanggal Dimuat: 2012/02/13
Ringkasan Pertanyaan
Apa perbedaan dua kalimat ini, lailaha illa huwa dan lailaha illaLlâh?
Pertanyaan
Apa perbedaan dua kalimat ini, lailaha illa huwa dan lailaha illaLlâh?
Jawaban Global

Pada sebagian riwayat disebutkan bahwa Ya Huwa, Ya man la huwa illahu (Wahai Dia.. Wahai Dia yang tiada tuhan selain-Nya) adalah nama teragung Allah (ism a’zham). Jelas bahwa perbedaan antara lailaha illahu dan lailaha illaLlah yang disebutkan dalam al-Qur’an kembali pada perbedaan antara huwa dan Allah.

Yang dimaksud dengan huwa adalah sebuah sifat Allah Swt yang akan senantiasa gaib (dia) dan tidak dapat diperikan dan dicirikan.

Adapun yang dimaksud dengan Allah Swt adalah sebuah zat yang mencakup seluruh sifat jalâl (keagungan) dan jamâl (keindahan) dan tatkala disebutkan lailaha illaLlah artinya tiada tuhan selain Allah yang memiliki seluruh sifat-sifat (jalâl dan jamâl) tanpa kita harus menyebutkan bahwa zat ini berada di luar setiap sifat. Tatkala disebutkan Dia (huwa) adalah Allah (surah al-Ikhlas) artinya sifat Allah Swt dan zat-Nya adalah satu.

Jawaban Detil

Dalam al-Qur’an kita membaca “huwalladzi lailaha illahu.” (Dia-lah Allah Yang tiada tuhan selain Dia, Qs. Al-Hasyr [89]:23)

Sementara dari sudut pandang struktur bahasa Arab, “huwa” adalah kata ganti (dhamir), harus dicamkan bahwa sebenarnya “huwa” adalah salah satu nama dari nama-nama Allah Swt. Namun huwa ini apa maknanya sebagai nama Allah Swt?

Setiap sifat yang merupakan sifat sempurna dan kita atributkan kepada Allah Swt akan menjadi kata benda (ism). Misalnya ‘ilm ketika kita atributkan kepada zat maka ilm tadi akan menjadi â’lim yang merupakan kata benda. Artinya ‘ilm adalah ajekftif (sifat) dan alim adalah kata benda (ism). Qudrat adalah ajektif dan qâdir adalah kata benda. Rahmat adalah sifat dan rahman dan rahim adalah kata benda.

Nah sekarang ketika kita berkata “huwa adalah nama Tuhan” pertanyaannya adalah yang manakah yang menjadi sifat dan yang menjadi kata benda?  

Yang menjadi sifat adalah gaib mutlak. Apa yang dimaksud dengan gaib mutlak? Yaitu sebuah hakikat yang menguasai kedalaman zat-Nya dan tiada satu pun entitas yang dapat menguasai kedalaman zat-Nya.  

Namun terkait dengan makrifatuLlah dan makrifatuLlah ini juga memiliki derajat yang berbeda-beda. Hal ini merupakan sebuah masalah. Adapun masalah makrifat terhadap kedalaman zat-Nya yaitu sedemikian Tuhan dikenal sehingga tidak terdapat lagi pengenalan selainnya, merupakan masalah yang lain yang terkhusus pada zat Allah Swt sendiri. Bahkan Rasulullah Saw yang nota-bene merupakan arif pertama di alam semesta tetap berkata, “Ma a’rafnâka haqqa ma’rifatik.” (Kami tidak mengenal-Mu dengan sebenar-benarnya pengenalan).[1]

Demikianlah makna “huwa” artinya engkau pada sebuah tingkatan dan derajat keberadaan bahwa meksi engkau bagiku adalah anta, namun pada satu tingkatan ia adalah huwa. Artinya tiada satu pun manusia yang dapat menguasai zat Allah Swt; atas dasar itu Dia disebut sebagai ghaib al-ghuyub (gaib segala gaib) yang menyinggung bahwa selain zat Allah Swt tiada satu pun entitas yang dapat mengakses dan menguasainya; “La ahsa tsana ‘alaik anta kama atsnaita ‘ala nafsik” (Tuhanku! Seberapa pun aku memuji-Mu aku tidak akan mampu sebagaimana selayaknya dan seharusnya aku memuji-Mu, Engkau sebagaimana diri-Mu memuji dan mencirikan diri-Mu sendiri.” Demikianlah makna huwa sebagai kata benda.[2]

Namun tatkala disebutkan “lailaha illaLlah artinya tiada tuhan selain Allah (sebuah esensi dan zat yang memiliki seluruh sifat jalâl dan jamâl). Tanpa kita harus menyinggung bahwa zat ini senantiasa tidak akan dapat dikenal. [iQuest]



[1]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 66, hal. 292, Muassasah al-Wafa, Beirut, 1409 H.  

[2]. Murtadha Muthahhari, Âsynâi bâ Qur’ân, jil. 6, hal. 186-187, Shadra, Teheran, Cetakan Keempatbelas, 1378 S.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...