Advanced Search
Hits
9737
Tanggal Dimuat: 2012/02/13
Ringkasan Pertanyaan
Apa maksud Imam Ali As atas diamnya Allah Swt terhadap sebagian hukum? Dan mengapa Imam Ali As menyatakan bahwa kalian tidak perlu membuang-buang waktu percuma untuk menemukannya?
Pertanyaan
Dalam Hikmah-hikmah Pendek Nahj al-Balâghah disebutkan, ““Sesungguhnya Allah telah menempatkan pada Anda beberapa kewajiban yang tak boleh Anda abaikan. Dia meletakkan batas-batas yang tak boleh Anda langgar. Dia melarang Anda terhadap hal-hal tertentu yang tak boleh Anda langgar, dan Dia telah mendiamkan tentang hal-hal tertentu bukan karena Dia lupa. Karena itu janganlah buang-buang waktu Anda untuk mendapatkannya. ” Apakah maksud bagian akhir dari hikmah ini yang menyebutkan “Telah mendiamkan tentang hal-hal tertentu? Apakah bagian riwayat ini tidak bertentangan dengan adagium ini, “Setiap perbuatan dan setiap kondisi memiliki hukum tertentu?”
Jawaban Global

Imam Ali As dalam sabdanya ini menyatakan bahwa hukum-hukum (ahkam) dan pengetahuan-pengetahuan (maarif) yang dijelaskan Allah Swt bukanlah seluruh keseluruhan hakikat, melainkan terdapat hal-hal yang tidak dibebankan Allah Swt kepada manusia dan Allah Swt mendiamkan masalah tersebut; seperti taklif untuk mengetahui hal-hal yang detil yang tiada gunanya untuk hari Kiamat; karena Allah Swt tidak mendiamkan sesuatu disebabkan oleh lupa; mengingat Allah Swt mahasuci dari sifat lupa dan keliru, melainkan dalil tidak bergunanya hal tersebut adalah demi akhirat manusia dan karena sibuk berurusan dengah hal-hal tersebut akan menyebabkan manusia meninggalkan hal-hal yang berguna baginya.

Boleh jadi yang dimaksud dengan diam dalam beberapa hal tertentu adalah masalah-masalah mubah; seperti ilmu Astronomi, Akuntansi, Teknik, Sastra, Industri dan lain sebagainya. Meninggalkan hal-hal seperti ini karena kurang pentingnya masalah ini dan tiadanya perhatian terhadap masalah-masalah seperti ini adalah demi kalian.

Namun kebanyakan masalah-masalah pelik teologis dan filosofis atau falsafah hukum-hukum yang untuk menelisiknya lebih jauh – tentu saja bagi masyarakat awam, selain orang pandai dan cendekia – tidak hanya tidak akan menuai hasil yang ideal bahkan boleh jadi dapat menimbulkan penyimpangan akidah bagi mereka.

Jawaban Detil

Imam Ali As dalam hikmah pendek ini bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menempatkan pada Anda beberapa kewajiban yang tak boleh Anda abaikan. Dia meletakkan batas-batas yang tak boleh Anda langgar. Dia melarang Anda terhadap hal-hal tertentu yang tak boleh Anda langgar, dan Dia telah mendiamkan tentang hal-hal tertentu bukan karena Dia lupa. Karena itu janganlah buang-buang waktu Anda untuk mendapatkannya.[1]

Di sini Imam Ali berbicara tentang skop dan cakupan hukum-hukum dan batasan-batasan yang Allah Swt bebankan kepada manusia sebagai taklif atau menahannya dengan tidak menjadikannya sebagai taklif kepada manusia. Imam Ali As pada hakikatnya ingin berkata bahwa segala yang diwajibkan, segala yang diharamkan ini, segala batasan ini bukanlah merupakan keseluruhan hakikat, melainkan terdapat beberapa hal dimana Allah Swt tidak membebankannya kepada kalian sebagai taklif dan Allah Swt mendiamkan hal tersebut; misalnya taklif untuk mengetahui hal-hal yang detil yang tidak berguna untuk akhirat; karena Allah Swt tidak mendiamkan sesuatu disebabkan oleh lupa; mengingat Allah Swt mahasuci dari sifat lupa dan keliru, melainkan dalil tidak bergunanya hal tersebut adalah demi akhirat manusia dan karena sibuk berurusan dengah hal-hal tersebut akan menyebabkan manusia meninggalkan hal-hal yang berguna baginya, karena itu Allah Swt tidak membicarakannya.[2]

Sebagian lainnya berkata, “Yang dimaksud dengan diam terhadap sebagian hal yang terkait dengan masalah-masalah mubah seperti ilmu Astronomi, Akuntansi, Teknik, Syair, Industri dan lain sebagainya. Allah Swt meninggalkan (atau mendiamkan) hal-hal seperti ini bukanlah karena lupa namun karena kurang pentingnya masalah ini dan tiadanya perhatian terhadap masalah-masalah seperti ini adalah demi Anda. Karena itu, untuk memperoleh hal-hal tersebut Anda tidak perlu buang-buang tenaga dan energi.[3]

Mengingat bahwa kebanyakan masalah-masalah pelik teologis dan filosofis atau falsafah hukum-hukum yang untuk menelisiknya lebih jauh – tentu saja bagi masyarakat awam, selain orang pandai dan cendekia – tidak hanya tidak akan menuai hasil yang ideal bahkan boleh jadi dapat menimbulkan penyimpangan akidah bagi mereka. Karena itu hal-hal tersebut tidak dibicarakan.

Karena itu, sabda Imam Ali As ini, sejatinya, tengah menengarai sebuah persoalan bahwa Allah Swt telah menjelaskan segala yang dibutuhkan manusia berupa jalan petunjuk, kebahagiaan, kesempurnaan spiritual dan akhiratnya. Al-Qur’an juga merupakan kitab petunjuk dan mencakup seluruh agenda dan program kebahagiaan dan segala kebutuhan manusia yang berkaitan dengan petunjuk.[4] Namun hal-hal yang tidak dijelaskan dan didiamkan oleh Allah Swt, bukanlah karena lupa dan keliru, melainkan urusan-urusan ini dipulangkan kepada manusia untuk berusaha dan berupaya untuk mencapainya.

Adapun perkataan Imam Ali As lainnya yaitu, “Janganlah kalian membuang-buang energi” bukanlah bahwa kalian tidak perlu berusaha untuk meraih prestasi-prestasi ilmiah, melainkan maksudnya adalah bahwa tekad dan semangat Anda semata-mata jangan ditumpahkan untuk urusan-urusan duniawi dan usaha-usaha yang tidak berguna, kalian jangan sedemikian tenggelam dalam urusan duniawi yang akan merintangi kalian mencapai tujuan utama penciptaan yaitu memperhatikan urusan-urusan maknawi (spiritual). Kalau tidak demikian siapa yang tidak tahu bahwa ajaran-ajaran Rasulullah Saw dan para Imam Maksum As adalah memotivasi manusia untuk memperoleh ilmu-ilmu dan pengetahuan-pengetahuan.[5] Baik ilmu-ilmu teoritis, empirik dan usaha-usaha perekonomian, finansial, pertanian dan lain sebagainya.[6] [iQuest]



[1]. Nahj al-Balâghah, Hikmah 97.

«إِنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَیْکُمُ الْفَرَائِضَ، فَلاَ تُضَیِّعُوهَا؛ وَ حَدَّلَکُمْ حُدُوداً، فَلاَ تَعْتَدُوهَا؛ وَ نَهَاکُمْ عَنْ أَشْیَاءَ، فَلاَ تَنْتَهِکُوهَا؛ وَ سَکَتَ لَکُمْ عَنْ أَشْیَاءَ وَ لَمْ یَدَعْهَا نِسْیَاناً، فَلاَ تَتَکَلَّفُوهَا»

[2]. Ibnu Maitsam Bahrani, Syarh Nahj al-Balâghah, Penerjemah: Muhammad Ridha ‘Athai, jil. 8, hal. 97, Hikmah 97, Bunyad Pazyuhesy-ha-ye Islami Astan-e Quds Radhawi, Masyhad, Cetakan Pertama, 1385 S.  

[3]. Mirza Muhammad Baqir Nawwab Lahiji, Syarh Nahj al-Balâghah, hal. 301, Nasyra Ikhwan Kitabci, Tehran, Tanpa Tahun.  

[4]. Silahkan lihat indeks: Inklusifitas al-Qur’an, 3723 (Site: 4760).  

[5]. Rasullullah Saw bersabda, “Tuntutlah ilmu meski harus ke Cina. Karena menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim dan Muslimah. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 1, hal. 180, Muassasah al-Wafa, Beirut, 1049 H.

"قَالَ النَّبِیُّ (ص) اطْلُبُوا الْعِلْمَ وَ لَوْ بِالصِّینِ فَإِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِیضَةٌ عَلَى کُلِّ مُسْلِمٍ" 

[6]. Imam Hasan As bersaba, “Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah engkau hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau mati besok.” Hurr ‘Amili, Wasâil al-Syiah, jil. 17, hal. 76, Ali al-Bait, Qum, 1409 H.  

"اعْمَلْ لِدُنْیَاکَ کَأَنَّکَ تَعِیشُ أَبَداً وَ اعْمَلْ لآِخِرَتِکَ کَأَنَّکَ تَمُوتُ غَداً..."

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...