Advanced Search
Hits
9154
Tanggal Dimuat: 2011/05/18
Ringkasan Pertanyaan
Mengapa Imam Hasan As dan Imam Husain As memediasi Marwan bin Hakam supaya mendapat syafaat di hadapan Imam Ali As?
Pertanyaan
Pada khutbah 72 Nahj al-Balâghah disebutkan demikian, “Ketika Marwan ditawan pada Hari Jamal, ia meminta kepada Hasan dan Husain untuk membelanya di hadapan Amirul Mukminin Ali As. la pun dibebaskan. Pada waktu mereka berkata, "Ya Amirul Mukminin, ia ingin membaiat Anda," Imam Ali As berkata: Apakah ia tidak membaiat saya setelah pembunuhan Usman? Sekarang saya tidak memerlukan baiatnya, karena baiatnya adalah dengan tangan seorang Yahudi. Apabila ia membaiat saya dengan tangannya, ia akan melanggarnya dalam waktu singkat. Ya, ia akan mencari kekuasaan secepatnya seperti seekor anjing menjilat hidungnya, dan keempat putranya juga akan berkuasa. Umat Islam akan menghadapi hari-hari sulit karena ulahnya dan anak-anaknya.” Dengan memperhatikan sabda Baginda Ali As, mengapa Imam Hasan dan Imam Husain As, meski ayah mereka tidak rela atas orang rendah ini, siap memediasi dan memberikan pembelaan terhadapnya?
Jawaban Global

Harap diperhatikan bahwa terdapat dua jenis riwayat dalam masalah ini: Riwayat jenis pertama menyokong adanya pembelaan Imam Hasan dan Imam Husain namun riwayat jenis kedua menyatakan bahwa Ibnu Abbaslah yang menjadi pembela sesungguhnya.[i] Apabila kita terima bahwa hal itu terjadi karena mediasi Imam Hasan dan Imam Husain As dan mengapa keduanya mau memediasi dan membela Marwan bin Hakam, kiranya kita harus memperhatikan beberapa poin penting sebagai berikut:

1.     Karena kita tidak memiliki dokumen secara persis kondisi dan situasi yang berlaku pada masyarakat ketika itu dan kita tidak tahu mengapa kedua imam kita melakukan hal ini. Ada kemungkinan bahwa mediasi kedua imam kita ini dilakukan sebelum adanya pengumuman amnesti dari pihak Imam Ali As.

2.     Meski Marwan bin Hakam[ii] termasuk aktor intelektual perang Jamal melawan Baginda Ali As, namun mengingat bahwa perang ini merupakan perang pertama yang meletus di kalangan sesama Muslim dan sebagian kaum Muslimin terkecoh dengan wajah-wajah para sahabat ternama dalam Islam. Bahkan wajah dan tampang asli mereka belum tersingkap bagi kaum Muslimin, atas dasar itu, setelah usainya perang, Baginda Ali As memberikan amnesti, tentu saja termasuk Marwan bin Hakam di dalamnya sebagai orang yang menerima amnesti ini. Mediasi Imam Hasan As dan Imam Husain As atau pada sebagian riwayat mediasi Ibnu Abbas untuk membuka kembali jalan baiat (ucapan sumpah setia) dan mengembalikan posisi Marwan sebagaimana sedia kala sebelum perang meletus. Imam Ali As dengan menyampaikan khutbah yang telah dikutip di atas ingin menyingkap kedok asli Marwan bagi masyarakat. Karena itu, pembelaan Imam Hasan dan Imam Husain bukan berseberangan dengan keinginan dan kerelaan ayahandanya. Di samping itu, Baginda Ali adalah manifestasi pengampunan dan pemaafan. Beliau mencari alasan yang tepat supaya orang-orang yang salah langkah dapat beliau maafkan. Dalam riwayat ini, sejatinya Imam Hasan dan Imam Husain As telah menjadi alasan yang tepat sehingga Baginda Ali As memaafkan dan memberikan ampunan kepada Marwan bin Hakam.

3.     Kemungkinan lainnya adalah bahwa kedua imam ingin menjelaskan bahwa dengan perantara ini Marwan bin Hakam yang telah terdegradasi status sosialnya tidak termasuk bagian dari amnesti umum Baginda Ali sehingga memerlukan mediasi keduanya.

 

Bagaimana pun ketiga hal di atas ini hanyalah merupakan beberapa kemungkinan yang bisa diberikan. Kita tidak mengetahui dengan baik fakta yang sebenarnya terjadi pada masa tersebut. [IQuest]



[i]. Dalam kitab Bihâr al-Anwâr diriwayatkan, Ibnu Abbas diperkenalkan sebagai orang yang memediasi. Karena pada riwayat tersebut dinukil seseorang dari keluarga Muradi yang pada perang Jamal, setelah usainya perang dan Marwan menjadi tawanan, duduk di hadapan Amirul Mukminin Ali As kemudian Ibnu Abbas datang kepadanya dan memberikan mediasi bagi Marwan. Setelah itu Ibnu Abbas mengemukakan permintaan baiat Marwan kepada Baginda Ali As dan Baginda Ali As memberikan izin untuk baiat dan menerima mediasinya, ibid, hal. 221.  

[ii]. Marwan bin Hakam setelah terbunuhnya Usman memberikan baiat kepada Baginda Ali As namun karena ia merupakan seorang pecinta dunia dan tidak mendapatkan kedudukan pada pemerintahan Baginda Ali As, ia meninggalkan baiatnya dan berada pada pasukan yang melawan Amirul Mukminin pada perang Jamal. Ia kemudian di tawan oleh pasukan Imam Ali As. Mirza Habibullah Hasyimi Khui, Minhâj al-Barâ’ah fi Syarh Nahj al-Balâgha, jil. 5, hal. 220, Maktabat al-Islamiyah, 1400 H.

Jawaban Detil
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban detil.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261171 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246292 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230078 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214949 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176270 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171584 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168071 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158109 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140910 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134015 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...