Advanced Search
Hits
6489
Tanggal Dimuat: 2011/11/08
Ringkasan Pertanyaan
Apa yang menjadi tugas wanita yang sedang istihâdha (mustahadha) terkait dengan pelaksanaan salat-salat yang telah ditinggalkan sementara ia mengira bahwa tengah haidh?
Pertanyaan
Wanita yang memiliki adat selama 7 hari namun dengan pengecualian ia melihat darah selama sepuluh hari. Karena itu salat-salat hari kedelapan harus diqadhâ . Pertanyaan saya adalah:
A. Katakanlah istihâdhanya adalah istihâdha medium (mutawassith) apakah ia harus mandi untuk mengerjakan salat-salat yang ditinggalkan semenjak hari kedepalan dan seterusnya?
B. Apabila setelah suci ia ingin mengerjakan salat-salat qadhâ yang ditinggalkan pada masa istihâdha apakah ia juga harus meng-qadhâ mandinya?
C. Mengingat bahwa sebelum satu salat yang ditinggalkan karena istihâdha medium (mutawassith) ia harus mandi masa bermulanya istihâdha pada hari ketujuh sebelum salat Maghrib dan Isya atau sebelum salat Subuh hari kedelapan (dengan memperhatikan adatnya adalah tujuh hari pada dua waktu [salat Magrib dan Subuh] terdapat kemungkinan selesai yaitu selesainya masa istihâdha tidak jelas apakah sebelum salat Magrib atau salat Subuh)?
D. Apabila ia mengira bahwa ia mengalami istihâdha banyak (katsirah) dan mandi dengan niat istihâdha katsirah kemudian tahu bahwa istihâdha-nya istihâdha sedikit (qalilah) apakah mandi wajibh yang ia lakukan dengan niat istihâdha katsirah itu telah memadai baginya?
Jawaban Global

Pertanyaan-pertanyaan Anda telah kami ajukan kepada kantor-kantor marja agung taklid dan menerima jawaban dari mereka sebagaimana berikut ini:

Kantor Ayatullah Agung Imam Khamenei (Mudda Zhilluhu al-‘Ali):

Jawaban A: Mandi harus dilaksanakan bagi salat pertama yang ingin dikerjakan.

Jawaban B: Telah jelas pada jawaban sebelumnya.

Jawaban C: Ia harus menghitungnya semenjak salat Magrib dan Isya.

Kantor Ayatullah Agung Siistani (Mudda Zhilluhu al-‘Ali):

Jawaban A: Yang dihitung hingga sepuluh hari darahnya adalah haidh namun apabila darahnya berlanjut hingga lebih dari sepuluh hari maka 7 hari adalah adat haidh dan selebihnya adalah istihâdha.

Jawaban B: Setelah mandi haidh ia dapat mengerjakan salat-salat qadhâ[1]  dan adâ[2]  dengan mandi tersebut. Dengan mencermati jawaban ini maka jawaban atas pertanyaan-pertanyaan (setelahnya) Anda juga menjadi jelas.

 

Kantor Ayatullah Agung Shafi Gulpaigani (Mudda Zhilluhu al-‘Ali):

Jawaban A: Mandi yang dilakukan untuk mengerjakan salat-salat adâ telah memadai.

Jawaban B: Mandi tidak memiliki qadhâ  dan setelah suci ia tidak perlu mengulang (qadhâ ) mandi untuk salat-salat qadhâ  kecuali mandi untuk mengerjakan salat-salat ada.

Jawaban C: Ia menghitung semenjak adat bermula hingga waktu 7 hari dan mengerjakan ulang (qadhâ ) salat-salat setelah itu (waktu 7 hari) dan bermulanya adat ia hitung tatkala yakin terhadap terjadinya adat.

Jawaban D: Istihâdha qalilah (sedikit) tidak perlu mandi.

 

Kantor Ayatullah Agung Makarim Syirazi (Mudda Zhilluhu al-‘Ali):

Jawaban A dan B: Kami tidak yakin terhadap istihâdha medium (mutawassith). Menurut hemat kami, istihâdha itu (hanya) ada dua: Istihâdha qalilah (sedikit) atau istihâdha katsirah (banyak). Apabila ia melihat darah lewat dari sepuluh hari seperti pada bulan-bulan sebelumnya (maka kondisi tersebut) ia jadikan sebagai adat bulanannya (haidh). Selebihnya dihukumi istihâdha. Apabila tidak melewati sepuluh hari maka seluruhnya dihitung sebagai haidh.

Jawaban D: Istihâdha qalilah (sedikit) tidak perlu mandi.



[1]. Amalan yang dikerjakan di luar waktunya.  

[2]. Amalan yang dikerjakan pada waktunya.

Jawaban Detil
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban detil.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261252 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246366 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230153 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215022 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176347 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171637 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168133 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158190 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140983 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134061 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...