Advanced Search
Hits
11420
Tanggal Dimuat: 2010/01/23
Ringkasan Pertanyaan
Apakah Rasulullah Saw dan Ahlulbait itu hidup? Kalau demikian adanya, apa makna hidup itu?
Pertanyaan
Apakah Rasulullah Saw dan Ahlulbait itu hidup? Kalau demikian adanya, apa makna hidup itu? Tolong jelaskan dengan dalil-dalil rasional dan referensial?
Jawaban Global

Hidupnya Rasulullah Saw dan Ahlulbaitnya adalah sebagaimana makna yang disebutkan dalam al-Quran terkait dengan hidup hakiki yang berkenaan dengan para syahid, “Jangan kalian mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup di sisi Allah Swt mendapatkan rezeki.”

Demikian juga dalam banyak riwayat juga menyinggung tentang makna yang sama terkait dengan hidupnya para imam. Tentu maksud hidup di sini bukanlah dalam artian duniawi; karena empat belas orang Maksum selain Imam Zaman Ajf menjalani kehidupan duniawi pada satu periode tertentu dan setelah itu mereka meninggal dunia dengan syahid atau meninggal secara natural.

Namun demikian, terdapat kehidupan yang lebih unggul dan hakiki bagi ruh dan terkait dengan para maksum terealisir dalam bentuk yang paling tinggi. Hal ini menyebabkan mereka memiliki kewenangan terkait dengan alam duniawi dan mereka lebih hidup dari orang-orang dunia di alam hudhur.

Dalil referensial (naqli) atas klaim ini adalah sebagian ayat al-Quran dan riwayat yang menegaskan tentang kehidupan hakiki yang akan dialami manusia pasca kematian dan sebelum kiamat. Demikian juga banyak riwayat yang dinukil terkait dengan kedudukan-kedudukan para maksum dan keluasan wujud mereka sehingga tidak lagi menyisakan keraguan dalam masalah ini.

Adapun dalil rasional yang paling sederhana yang dapat didemonstrasikan di sini adalah non-materialnya jiwa rasional yang menetapkan aktifitas dan pengaruh yang diberikan oleh arwah dan wujud-wujud mulia para maksum pada kehidupan yang lebih luas dari alam materi.

Jawaban Detil

Apa yang menjadi keyakinan para pecinta, pendamba dan orang-orang yang berperantara kepada Rasulullah Saw dan para Imam Ahlulbait As adalah bahwa Rasulullah Saw dan Ahlulbaitnya bukan semata-mata guru yang menyampaikan pelajaran-pelajarannya dan meninggalkan pengaruhnya kemudian berlalu begitu saja, melainkan mereka adalah entitas-entitas mulia yang senantiasa hadir dan khususnya terkait dengan orang-orang yang menjadi pengikutnya dan para pencari kebenaran sejati.

Meski makna ini lebih banyak berkenaan dengan Imam Syiah yang masih hidup (Imam Mahdi Ajf) namun mengikut kaidah petunjuk batin, kehadiran hidup dan berpengaruh khususnya terkait dengan tawassul-tawassul maknawi juga berkaitan dengan seluruh empat belas maksum.

Pandangan yang terkait dengan para maksum, lebih banyak bersandar pada kedudukan kudus dan makam-makam batin mereka. Dari sudut pandang ini, bagi mereka tidak terdapat perbedaan antara yang telah meninggal dan masih hidup, hadir dan gaib.

Landasan teologis, Qur’ani, rasional klaim ini sebelum segala sesuatunya bersandar pada non-materialnya jiwa rasional dan kehidupan hakiki manusia, yang lebih unggul dari kehidupan material. Hal ini sebagaimana dapat dijumpai pada kebanyakan ziarah kepada para imam seperti yang disebutkan, “asyhadu annaka tasyhadu maqami wa tasma’ kalami wa innakah hayyun ‘inda rabbika turzaq.” (Aku bersaksi bahwa engkau melihatku dan mendengar ucapanku serta menerima rezeki dari Tuhanmu). Redaksi ziarah “annaka hayyun ‘inda Rabbika turzaq[1] sejatinya tengah menyinggung ayat, “wala tahsabannalladzina qutilu fi sabilillahi amwata bal ahyaun ‘inda rabbihim yurzaqun.” (Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki, Qs. Ali Imran [3]:169)[2]

Ayat ini berada pada tataran menetapkan kehidupan hakiki dan lebih unggul bagi para syahid dan mengklaim bahwa setelah mati tidak hanya kehadiran, kehidupan, kekuatan ruh tidak berkurang, bahkan wilayah kekuasaan dan keluasan wujud mereka semakin bertambah. Disebutkan bahwa realitas dan hakikat ini berada pada puncaknya bagi Rasulullah Saw dan para Imam Maksum; karena makam mereka yang paling rendah adalah makam maknawi syahadah.

Oleh itu, hidupnya Rasulullah dan Ahlulbait sesuai dengan makna yang disebutkan bukan dalam artian bahwa mereka hadir dalam badan duniawi; lantaran masing-masing dari empat belas maksum selain Imam Zaman Ajf hidup pada satu masa tertentu di dunia dan pada akhirnya gugur sebagai syahid atau meninggal dalam keadaan wajar.

Karena itu, mencermati keluasan kekuatan-kekuatan ruh membawa kita kepada hakikat ini bahwa kematian dan hilangnya badan duniawi tidak memberikan pengaruh secara esensial padanya dan hal ini tentu saja terkait dengan Rasulullah Saw dan para Imam Maksum As yang berhubungan dengan ruh Ilahi, tingkatannya pasti lebih tinggi, meski kualitas hakikat-hakikat batin ini tidak dapat dicerap dan dipahami dengan pembahasan lahir dan akal partikular.

Pemahaman yang paling minimal kita terkait dengan realitas-realitas ini adalah penegasan al-Quran yang menyatakan bahwa kehidupan hakiki akan teralisir pasca kematian, dan tentu saja kehidupan dan hidup, dalam artian sesungguhnya, tidak terbatas pada masa kehidupan duniawi, “wama hadzihi al-hayat al-dunya illa lahwun wa la’ibun wa inna al-dar al-akhirat lahiya al-haiwan lau kanu ya’lamun.” (Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main belaka. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui, Qs. Al-Ankabut [29]:64)

Dengan demikian, dalil-dalil referensial masalah ini dalam al-Quran adalah banyaknya ayat-ayat yang menegaskan tentang kehidupan pasca kematian dan sebelum digelarnya gelanggang kiamat. Dan yang paling penting kehidupan yang lebih unggul disandarkan kepada orang-orang yang gugur di jalan Allah (syuhada) pada ayat di atas.

 Di samping al-Quran, terdapat beberapa riwayat dan ziarah muktabar yang menunjukkan makna ini. Secara umum riwayat-riwayat yang berkenaan dengan makam-makam batin empat belas maksum As adalah lebih banyak dari apa yang diperkirakan oleh orang-orang yang mau meragukan hakikat ini.

Demikian juga, dalil rasional yang paling sederhana sekali pun juga menegaskan persoalan ini; yaitu non-materinya jiwa, ilmu, pengetahuan, dan kekuatan ruh yang memiliki kehidupan hakiki dan tidak ada kaitannya dengan hidupnya manusia pada kehidupan duniawi.  Bahkan kehidupan hakiki adalah kehidupan yang terealisir bagi ruh pasca kehidupan duniawi.

Akhir kata kiranya kita perlu mengingatkan bahwa terlepas dari apakah para maksum memiliki kehidupan yang lebih unggul, yang bagi mereka hidup dan mati, hadir atau gaib tidak terdapat perbedaan, dan hal ini menunjukkan keluasan wujud mereka, namun pada dimensi lain pembahasan yang berkenaan dengan Syiah dan penegasan akan kemestian adanya Imam Zaman Ajf, juga disebutkan secara implisit pada banyak riwayat yang menyebutkan adanya seorang imam hidup (Imam Hayyi), di antaranya, “Sami’tu Aba Abdillah yaqulu man mata wa laisa ‘alaihi imamun hayyun zhahirun mata maitatan jahiliyyatan. Qala qultu imamun hayyun ju’iltu fidaka qala imamun hayyun..imamun hayyun.” (Barang siapa yang meninggal dan tidak memiliki imam hidup maka ia mati dalam keadaan jahiliyah. Seseorang bertanya, “Imam hidup! (Semoga aku menjadi tebusanmu)! Imam Shadiq bersabda, “Benar. Imam Hidup. Imam Hidup.”![3]

Model riwayat seperti ini tidak berbeda dengan pembahasan sebelumnya dan banyak mengandung hikmah penting akan adanya imam yang hidup di dunia yang telah dibahas pada gilirannya dan kami mencukupkan diri dengan sekedar menyinggungnya pada kesempatan ini. [iQuest]

 

Untuk telaah lebih jauh dalam hal ini silahkan lihat beberapa indeks terkait berikut ini:

Kehadiran Imam di Setiap Tempat, 1835 (Site: 2439)

Para Imam dan Wilayah Takwini, 6117 (Site: id6327)

Beberapa Kegunaan Adanya Imam Zaman Ajf pada Masa Ghaibat, 654 (Site: 705)

Alam Barzakh dan Kehidupan Barzakhi 3891 (Site: 4160)

Kehidupan Barzakhi Rasulullah Saw 5626 (Site: 5870)

 


[1]. Muhaddits Nuri, Mustadrak al-Wasâil, jil. 10, hal. 345, Muassasah Alu al-Bait, 1408 H.  

[2]. Disebutkan bahwa banyak dalam al-Quran yang menyinggung tentang kehidupan di alam barzakh dan sebelum kiamat yang semuanya dapat dijadikan sebagai sandaran referensial dan kehidupan ini tidak terkhusus bagi orang-orang yang gugur di jalan Allah Swt, namun mengapa ayat ini masyhur dan bahwa pada sebagian riwayat menjelaskan makna hidupnya para imam dengan ayat ini, kami menyebutkan ayat ini untuk Anda. Untuk telaah lebih jelas tentang dalil-dalil referensial tentang kehidupan di alam barzakh Anda dapat lihat pada jawaban-jawaban, 3891 (Site: 4160) dan 5626 (Site: 5870) pada site ini.  

[3]. Mustadrak al-Wasâil, jil. 18, hal. 177.

 

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Apakah Muslim Syiah tidak akan masuk neraka?
    15570 Teologi Lama 2012/06/12
    Tolak ukur perhitungan di hari kiamat untuk menentukan apakah sesorang layak memasuki surga atu neraka berdasar pada kaidah-kaidah yang telah dijelaskan oleh Allah Swt dalam ayat-ayat suci-Nya. Tuhan tidak mempedulikan faktor perbedaan kelompok, keturunan, dan bangsa dalam hal ini. Tolak ukur utama adalah amal perbuatan manusia; yakni ...
  • Bagaimana Syiah mencari sisi benar sebagian ayat yang menyandarkan perbuatan dosa pada para nabi namun pada ayat-ayat lainnya misalnya pada ayat-ayat hukum mereka menyandarkan pada seluruh huruf dan tanda baca ayat?
    7709 Kalam Jadid 2013/08/13
    Apa yang menyebabkan mengapa jalan takwil dan ragam taujih atas al-Quran dilalui karena sebagian kemestian bahasa dan terkadang sebagian disebabkan oleh kemestian rasional (aqli) dan referensial (naqli) sehingga kita harus menyimpulkan al-Quran secara lahir. Benar bahwa sepanjang terdapat dalil definitif maka tidak terbuka jalan untuk melakukan takwil ...
  • Salat memohon hujan (istisqâ) itu apa? Apakah orang-orang dapat dipaksa untuk mengerjakan salat ini?
    5123 Serba-serbi 2014/09/24
    Di antara salat yang dianjurkan (mustahab) untuk dikerjakan adalah salat istisqâ. Istisqâ bermakna memohon untuk dapat meminum air. Tatkala hujan jarang turun, sungai-sungai menjadi kering dan langit disebabkan oleh merajalelanya dosa-dosa, kufur nikmat, hak-hak tidak ditunaikan, mengurangi timbangan, kezaliman, meninggalkan amar makruf dan nahi mungkar, dan seterusnya, ...
  • Mengapa muncul aliran-aliran filsafat? Apa saja aliran filsafat Islam itu?
    38642 Garis Besar 2013/12/05
    Sebab munculnya aliran-aliran filsafat adalah lantaran perbedaan pandangan para filosof terkait dengan definisi filsafat yang berbuntut pada perbedaan beberapa prinsip sehingga menyebabkan berdirinya beberapa aliran filsafat. Secara teori, aliran-aliran filsafat dalam peradaban Islam terdiri dari dua yaitu Peripatetik (Massyâ) dan Iluminasionis (Isyrâq). Sumber dua aliran ini pada ...
  • Apakah menablighkan agama (mengajarkan dan membimbing non-Muslim dan lain sebagainya) diwajibkan bagi setiap Muslim?
    11832 Akhlak Praktis 2012/04/03
    Islam adalah sebuah agama global, universal, paling sempurna dan paling akhir dari agama-agama yang pernah diturunkan Allah Swt. Atas dasar itu, seluruh manusia, dari mana pun suku dan bangsanya, harus mengenal agama ini. Satu-satunya jalan untuk memperkenalkan ajaran membina manusia ini kepada bangsa-bangsa lain adalah ...
  • Apakah dosa besar akan diampuni?
    37253 Akhlak Praktis 2011/01/08
    Dosa besar merupakan sebuah dosa yang dijanjikan azab dalam al-Qur’an atau dalam riwayat bagi mereka yang mengerjakannya. (Terdapat beberapa kriteria lainnya yang disebutkan terkait dengan sebuah perbuatan sehingga disebut sebagai dosa besar). Demikian juga dosa kecil dengan adanya pengulangan (dengan getol melakukan hal tersebut) akan berubah menjadi ...
  • Apakah peran Islam dalam kemajuan peradaban manusia?
    58017 Sejarah Fikih 2012/02/16
    Peradaban pada setiap bangsa merupakan tanda-tanda kemajuan dan perkembangan bangsa tersebut. Histori terbentuknya peradaban di negara-negara Islam adalah bermakna bahwa mereka memiliki produksi pemikiran, kekayaan, saham dan juga kudrat dan kekuasaan. Karena jika selain ini yang terjadi, maka peradaban tidak akan terbentuk. Peradaban adalah dengan makna penerimaan untuk menempati ...
  • Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang Majusi?
    59253 Teologi Lama 2012/06/09
    Kata “majusi” yang disebut dalam bahasa Arab yaitu orang-orang Zoroaster diadaptasi dari kata “ma-gu-sy” atau “magu” Persia kuno yang kemudian menjadi Magus setelah kata ini masuk dalam peristilahan bahasa Yunani. Kata magic dalam bahasa Inggris juga diadopsi dari kata ini. Dengan masuknya kata ini ke dalam bahasa ...
  • Bagaimana para khalifah kok bisa sukses memimpin pemerintahan sementara Imam Ali As tidak sukses?
    9807 Sejarah Kalam 2011/04/19
    Dalam pertanyaan ini terdapat pernyataan-pernyataan klaimitis yang tidak dapat diterima yang akan disebutkan sebagaimana berikut ini: 1.     Harap diketahui bahwa dengan asumsi riwayat-riwayat yang menghukum kekufuran dan kemunafikan sahabat di dalamnya kita terima namun hukum kekufuran dan ...
  • Apakah ada ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kaum Israel dan Palestina?
    115251 Tafsir 2013/10/26
    Sebagaimana yang Anda ketahui bahwa “negara” Israel tidak memiliki sejarah yang panjang. “Negara” Israel berdiri pada beberapa dasawarsa terakhir dengan mencaplok tanah Palestina. Kawasan ini bernama Palestina dan Suriah yang telah dikenal sebelumnya dalam sejarah. Adapun tentang wilayah Palestina sebagian ahli tafsir berkata, “Yang dimaksud dengan tanah ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261090 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246245 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230038 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214895 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176224 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171541 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168015 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158052 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140834 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133987 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...