Advanced Search
Hits
11773
Tanggal Dimuat: 2010/04/17
Ringkasan Pertanyaan
Saya telah menikah secara dâ’im (permanen) dengan seorang wanita Ahlulkitab. Sekiranya saya ingin mut’ah apakah saya harus meminta izin darinya?
Pertanyaan
Saya telah menikah secara dâ’im (permanen) dengan seorang wanita Ahlulkitab. Sekiranya saya ingin mut’ah apakah saya harus meminta izin darinya?
Jawaban Global

Pengguna Site Islam Quest yang Budiman;

Pendapat  dan fatwa para Marja Agung taklid ihwal pernikahan dâ’im (permanen) seorang pria Muslim dengan wanita-wanita Ahlulkitab adalah sebagai berikut:

Imam Khomeini Ra: Mengikut prinsip ihtiyâth wâjib tidak dibenarkan (bagi pria Muslim) menikah secara dâ’im dengan wanita-wanita kafir Ahlulkitab.

Ayatullah Agung Gulpaigani Ra dan Ayatullah Agung Shafi: Fatwanya adalah boleh menikah dengan wanita Ahlulkitab secara dâ’im (la yakhlu an al-quwwah) namun apabila ia mampu menikah dengan seorang Muslimah maka hukumnya makruh syadid menikah dengan wanita Ahlulkitab bahkan prinsip ihtiyâth tidak boleh ditinggalkan dalam hal ini.[1]

Ayatullah Agung Khui Ra dan Ayatullah Agung Tabrizi Ra: Berdasarkan prinsip ihtiyath istihbabi Anda jangan mengikat akad secara dâ’im (permanen) dengan mereka dan dengan sebagian firkah seperti Khawarij dan Ghulat serta Nawasib yang memandang diri mereka sebagai Muslim (karena mereka itu) dihukumi sebagai orang-orang kafir. Pria Muslim dan wanita Muslimah tidak dapat menikah dengan mereka baik secara permanen (dâ’im) dan secara temporal (mut’ah).

Ayatullah Agung Nuri Hamadani: Menikah dengan mereka secara permenan (dâ’im) mengikut pendapat yang lebih kuat (aqwâ) adalah dibolehkan namun prinsip ihtiyâth jangan ditinggalkan dengan syarat bahwa (pria Muslim dapat) menikah secara dâ’im dengan mereka apabila (ia) tidak dapat menikah dengan wanita Muslimah.

Ayatullah Agung Fadhil Langkarani Ra: Pria Muslim tidak dapat menikah secara permanen dengan wanita-wanita kafir bahkan apabila wanita-wanita kafir itu berasal dari agama Yahudi dan Kristen (Ahlukitab) mengikut prinsip ihtiyâth wâjib; namun tidak ada halangan menikah secara temporal (mut’ah) dengan wanita-wanita Yahudi dan Kristen.

Ayatullah Agung Makarim Syirazi: Pria Muslim tidak dapat menikah secara permanen dengan wanita kafir mengikut prinsip ihtiyâth (wajib) namun tidak ada halangan menikah secara temporal dengan wanita-wanita Ahlulkitab seperti Yahudi dan Kristen.

Ayatullah Agung Bahjat Ra: Pria Muslim tidak dapat menikah secara permanen dengan wanita-wanita kafir yang bukan Ahlukitab, namun ia dapat menikah secara temporal (mut’ah) dengan wanita-wanita Yahudi dan Kristen.

Ayatullah Agung Zanjani: Pria Muslim tidak dapat menikah, baik secara permanen atau pun secara temporal,  dengan non-Ahlulkitab dan Majusi. Namun secara lahir tidak batal menikah secara permanen atau temporal dengan wanita Yahudi dan Kristen bahkan makruh hukumnya serta bertentangan dengan ihtiyâth istihbâbi khususnya menikah secara permanen (dengan wanita Yahudi dan Kristen).

Ayatullah Agung Siistani: Pria Muslim tidak dapat menikah dengan wanita-wanita kafir non-Ahlulkitab, namun tidak ada halangan menikah secara temporal (mut’ah) dengan wanita-wanita Yahudi dan Kristen. Mengikut prinsip ihtiyâth wâjib Anda jangan menikah secara permanen dengan mereka.[2]

 

Dengan memperhatikan beberapa fatwa Marja Agung Taklid, dapat disimpulkan bahwa apabila Anda merupakan mukallid seorang marja yang membolehkan pernikahan secara permanen dengan wanita-wanita Ahlulkitab maka pernikahan Anda adalah pernikahan yang sah.  

Apabila istri Anda merupakan seorang Muslimah maka Anda tidak perlu meminta izin darinya untuk melangsungkan nikah mut’ah. Dan apabila istri Anda merupakan seorang wanita Ahlulkitab, mengikut dalil prioritas (aulawiyyat) Anda tidak perlu meminta izin darinya. Namun apabila pria memiliki istri Muslimah dan ingin menikah secara permanen (bukan mut’ah) dengan seorang wanita Ahlulkitab maka ia harus meminta izin dari istrinya yang Muslimah.[3] [iQuest]

 

Untuk telaah lebih jauh tentang masalah ini silahkan Anda melihat beberapa indeks terkait berikut ini:

Falsafah Keharaman Pernikahan Wanita-wanita Muslim dengan Pria-pria Ahlukitab, 2723 (Site: 2980).

Pernikahan Temporal (Mut’ah) dengan Wanita-wanita Ahlulkitab, 1209 (Site: 1254)

Pernikahan Temporal (Mut’ah) Pria yang Telah Menikah tanpa Izin Istri, 709 (Site: 807)

 


[1]. Taudhih al-Masail (al-Muhasyya lil Imam al-Khomeini), jil. 2, hal. 468.  

[2]. Ibid, hal. 469.  

[3]. Muhammad Said Hakim, Minhâj al-Shâlihin, jil. 3, hal. 33, Dar al-Shafwa, Beirut, 1415 H.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Antara wasiat dan pembagian warisan, yang mana harus didahulukan?
    50665 Hukum dan Yurisprudensi 2010/11/10
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda memilih jawaban detil. ...
  • Apakah berdasarkan surat No. 6 Nahj al-Balâghah, pemerintahan dan khilâfah tiga khalifah memiliki legalitas?
    8248 Teologi Lama 2011/05/18
    Riwayat ini, terlepas dari pembahasan sanad dan validitasnya, harus ditelisik dari sudut pandang kandungan dan isinya. Atas dasar itu, kita harus memperhatikan beberapa poin sebagai berikut: 1.             Penjelasan dan tafsir penggalan-penggalan riwayat ini:Riwayat ini memiliki ...
  • Saya ingin tahu apa dasarnya usia taklif anak laki-laki dan perempuan itu dimulai?
    15648 Hukum dan Yurisprudensi 2012/04/03
    Usia taklif dalam Islam ditentukan berdasarkan usia dewasa, artinya tatkala tanda-tanda baligh (minimal tanda-tanda ini adalah mimpi basah bagi anak laki-laki dan haidh bagi anak perempuan) dapat diperoleh, maka seseorang telah mencapai usia taklif. Namun dalam Islam, selain tanda-tanda natural, kriteria usia bagi kedewasaan anak ...
  • Apa maksud dari mengangkat bukit Thur di atas kepala kaum Bani Israel?
    23621 Tafsir 2012/04/14
    Dalam beberapa ayat lain telah dijelaskan kata “dan telah kami angkat di atasnya bukit Thur” atau semacamnya berkaitan dengan kaum Bani Israel sesuai dengan kitab-kitab tafsir yang ada, ayat ini mengisyaratkan tentang sebuah kejadian sejarah yang terjadi atas kaum Bani Israel dikarenakan pembangkangan mereka kepada hukum-hukum ilahi di ...
  • Apa yang menjadi sebab-sebab meletusnya perang Shiffin dan Nahrawan?
    63113 Sejarah Kalam 2011/07/18
    Faktor terpenting meletusnya perang Shiffin adalah penolakan Muawiyah untuk berbaiat kepada Baginda Ali As dengan dalih bahwa Baginda Ali As terlibat dalam kasus pembunuhan Usman. Tatkala perang nyaris berakhir dengan kemenangan sempurna Amirul Mukminin, dengan tipu-daya Amr bin Ash peperangan berakhir dan dengan peristiwa arbitrase (hakamain) yang mengharuskan ...
  • Apakah agama itu satu (singular) atau banyak (plural)?
    12759 Kalam Jadid 2009/10/17
    Apabila yang dimaksud agama adalah sekumpulan akidah, akhlak, aturan-aturan dan hukum praktis yang diturunkan Tuhan dan melalui perantara para nabi disampaikan kepada masyarakat maka agama di sini merupakan perkara yang satu dan perbedaan di antara agama adalah terletak pada aturan-aturan partikulir yang sesuai dengan tipologi seseorang atau suatu kaum mengikut ...
  • Tolong Anda jelaskan asas dan tipologi pemikiran Syiah?
    13669 Teologi Lama 2009/11/23
    Asas pemikiran Syiah dan sumber seluruh maarif (plural pengetahuan) Syiah adalah al-Qur'an. Syiah memandang seluruh ayat-ayat dzahir Al-Qur’an, demikian juga perilaku dan perbuatan, bahkan diamnya Nabi Saw sebagai hujjah (argumen). Dan selanjutnya juga memandang ucapan, perilaku dan diamnya para Imam Maksum juga sebagai hujjah. Di samping al-Qur'an menjelaskan hujjiyah ...
  • Apakah hewan sembelihan non-Muslim dapat dikonsumsi?
    21525 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Sesuai dengan fatwa para juris Syi’ah dan mazhab Ahlulbait bahwa hewan-hewan yang tidak disembelih secara islami, maka dagingnya dihukumi sebagai daging bangkai. Dagingnya adalah haram dan tidak dibenarkan mengkonsumsi daging ...
  • Dalam sebuah hadis disebutkan, “Mendamaikan dua orang yang bertikai adalah lebih baik dari salat dan puasa.” Pertanyaan saya apakah yang dimaksud oleh hadis ini?
    16669 Dirayah al-Hadits 2012/02/02
     Nampaknya pada terjemahan yang dilakukan oleh sebagian penerjemah dan Anda juga menyinggung hal itu dalam pertanyaan Anda, merupakan sebuah bentuk toleransi (musamaha); karena dengan mencermati hadis yang Anda sebutkan dalam teks Arabnya, “Shalah dzat al-bain afdhal min ammati al-shalat wa al-shiyam” (Mendamaikan dua orang yang bertikai adalah lebih baik ...
  • Bagaimana hubungan antara kehendak Ilahi dan keinginan manusia?
    24929 Teologi Lama 2009/03/16
    Manusia adalah maujud kontingen yang hakikat wujud dan seluruh dimensi keberadaannya bersumber dari Allah Swt. Allah Swt dengan kehendak takwini-Nya menciptakannya merdeka dan berkehendak. Dengan keistimewaan ini manusia menduduki posisi terunggul di antara seluruh makhluk.Dengan demikian manusia sebagai maujud terunggul ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    262190 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246859 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230496 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215509 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176759 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171913 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168513 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158854 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    141533 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134502 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...