Advanced Search
Hits
7689
Tanggal Dimuat: 2010/05/26
Ringkasan Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa para Imam Maksum As tidak memiliki kemandirian eksistensial?
Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa para Imam Maksum As tidak memiliki kemandirian eksistensial?
Jawaban Global

Pembahasan ini biasanya mengemuka sehubungan dengan pembahasan makam dan kedudukan para Imam Maksum As.  Inti dari pembahasan ini adalah bahwa kita meyakini bahwa para Imam Maksum As, dengan bersandar pada beberapa riwayat, memiliki makam-makam dalam bidang ilmu, kekuasaan, wilayah dan lain sebagainya yang akibatnya boleh jadi menimbulkan kesamaran dan syubha bagi sebagian orang terkait dengan kemandirian para Imam Maksum As yang meniscayakan syirik karena memandang adanya entitas mandiri selain Allah Swt.

Jawaban Detil

Pembahasan ini biasanya mengemuka sehubungan dengan pembahasan makam dan kedudukan para Imam Maksum As.  Inti dari pembahasan ini adalah bahwa kita meyakini bahwa para Imam Maksum As, dengan bersandar pada beberapa riwayat, memiliki makam-makam dalam bidang ilmu, kekuasaan, wilayah dan lain sebagainya yang akibatnya boleh jadi menimbulkan kesamaran dan syubha bagi sebagian orang terkait dengan kemandirian para Imam Maksum As yang meniscayakan syirik karena memandang adannya entitas mandiri selain Allah Swt.

Misalnya diasumsikan bahwa seluruh urusan telah didelegasikan kepada para Imam Maksum As atau sebagian urusan secara mandiri berada dalam kekuasaan mereka atau bahkan sebagian makam tinggi dipertuntukkan bagi para Imam Maksum As sebagaimana disebutkan pada sebagian riwayat sehingga boleh jadi muncul ilusi uluhiyyah dalam benak seseorang terkait dengan mereka.

Namun tatkala disebutkan bahwa Imam Maksum As pada seluruh makam ini merupakan jelmaan dan cerminan Tuhan dan sepenuhnya bergantung kepada Allah Swt maka seluruh ilusi ini (apakah itu syirik, pelimpahan wewenang dan ghuluw) akan hilang dengan sendirinya.

Dalam pada itu, kita juga tidak mengingkari satu pun dari makam para Imam Maksum As yaitu bahwa imam merupakan pemilik wilayah kulliyah Ilahi dan media emanasi bagi segala sesuatu selain Allah Swt namun tidak satu pun dari perbuatannya mandiri dan terlepas dari Allah Swt bahkan derajat tersebut adalah pertanda kefakiran dan kebutuhan mutlak mereka kepada Allah Swt yang terdapat pada diri imam. Hal ini tidak dapat ditemukan pada satu pun makhluk selain mereka dan rahasia keunggulan imam juga terpendam pada masalah ini.

Dalam al-Quran juga disebutkan terkait dengan perbuatan-perbuatan para nabi Ilahi, para malaikat dan lainnya bahwa seluruh perbuatan adikodrati ini terjadi berkat izin Allah Swt. Artinya mereka pada perbuatan dan kekuasaannya tidak mandiri sebagaimana apa yang disebutkan sehubungan dengan Nabi Isa As yang menghidupkan orang mati berkat izin Allah Swt atau menciptakan seekor burung dari sekuntum bunga. Hal ini tentu saja tidak meniscayakan perbuatan syirik kepada Allah Swt pada makam penciptaan (khâliqiyyah), pemberi kehidupan dan lain sebagainya karena beliau tidak satu pun dari perbuatan ini terlepas dan mandiri dari Allah Swt bahkan sepenuhnya berada pada kehendak dan keinginan Allah Swt.

Sehubungan dengan para Imam Maksum As juga demikian adanya. Karena itu apabila kita berkata bahwa tiada seorang pun para Imam Maksum As yang memiliki kekuasaan dan wilayah maka kita telah mengingkari banyak dari makam-makam mereka dan kita telah mendegradasi kedudukan mereka.

Apabila kita berkata bahwa para Imam Maksum As memiliki makam-makam ini secara mandiri dan terlepas dari Allah Swt maka kita telah terjerumus dalam perbuatan ghuluw. Demikian juga apabila kita berkata sebagian urusan berada di tangan para Imam Maksum As dan sebagian lainnya berada dalam kekuasaan Tuhan maka hal ini juga termasuk perbuatan syirik dalam perbuatan-perbuatan Allah. Perkataan yang benar adalah bahwa Imam Maksum As adalah media dalam terealisirnya kehendak Ilahi dalam segala urusan tanpa adanya kemandirian dan kemerdekaan pada diri mereka sedikit pun dan keyakinan seperti ini adalah tauhid murni yang di samping mengukuhkan kefakiran eksistensial para Imam Maksum As juga menegaskan makam wilayah kulliyah mereka.

Karena itu, seluruh makhluk Allah Swt dalam entitas dan sifatnya tidak memiliki kemandirian dan kemerdekaan. Dalam hal ini tidak terdapat perbedaan antara seorang imam dan bukan imam. Namun perbedaannya adalah bahwa imam berkat pengaruh penghambaan dan kedekatan mereka di sisi Allah Swt maka mereka menjadi pancaran dan cermin seluruh nama-nama dan sifat-sifat Ilahi serta mendominasi seluruh makhluk di alam semesta. Meski demikian, mereka tidak memiliki apa pun secara mandiri dari diri mereka sendiri.

Akan tetapi makhluk-makhluk lainnya dalam ukuran terbatas dan tidak bernilai memiliki hubungan dengan wujud non-mandiri (wujud rabth) lainnya sehingga tiada seorang pun yang terjerumus ilusi syirik atau ghuluw terkait dengan makhluk lemah ini mengingat mereka memiliki kemampuan terbatas dan biasa.

Namun sehubungan dengan para Imam Maksum As, mereka memiliki ilmu dan kekuasaan yang tidak dapat digambarkan bagi manusia biasa dan orang-orang yang berpikiran lemah karena itu dalam hal ini senantiasa ditegaskan tentang tiadanya kemandirian pada diri mereka. Segala apa yang dimiliki adalah bersumber dari Allah Swt dan beserta izin Allah Swt sehingga tertutup jalan bagi orang-orang yang berpikiran ghuluw dan pengingkar tauhid dalam kaitannya dengan para Imam Maksum As. [iQuest]

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261246 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246364 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230149 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215015 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176343 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171633 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168127 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158188 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140978 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134057 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...