Advanced Search
Hits
10429
Tanggal Dimuat: 2010/07/05
Ringkasan Pertanyaan
Tolong sebutkan dan tunjukkan sanad riwayat ...”laula Fatimah lama khalaqtukuma”? dan mohon jelaskan tentang makna riwayat tersebut.
Pertanyaan
Tolong Anda sebutkan dan tunjukkan sanad riwayat ...”laula Fâtimah lama khalaqtukumâ”? Dan mohon jelaskan tentang makna riwayat tersebut.
Jawaban Global

Riwayat ini dinukil oleh pengarang kitab Jannatu Al-‘Âshimah, dari Kasyf al-La-âli, yang disusun oleh Shalih bin Abdul Wahhab Arandus. Demikian juga telah dinukil dalam Mustadrak Safînah al-Bihâr, dari Majma’ an-Nûrîn, karya Fadhil Marandi, demikian juga penulis Dhiyâ-u al-‘Âlamîn dan pemilik Jawâhir juga menyebutkan riwayat ini dalam kitabnya.

Penjelasan redaksi kalimat laula Fâtimah lama khalaqtukuma (Sekiranya bukan karena Fatimah maka Aku tidak akan menciptakan kalian berdua) secara global adalah bahwa jika bukan karena makam ubudiyah, maka nubuwwah (Rasulullah Saw) dan imâmah (Imam Ali As) tidak akan sempurna tujuannya, karena nubuwwat dan imâmah merupakan sebuah pendahuluan untuk sampai pada makam hamba dan abd secara mutlak.

Makam dan kedudukan ini juga terdapat dalam diri Rasulullah Saw dan Ali As, akan tetapi dalam diri Fatimah, makam ini memanifestasi (tajalli) secara khusus. Karena itu dalam riwayat ini, landasan utamanya adalah Fatimah Zahra Salamullah ‘alaiha.

Jawaban Detil

Pendahuluan         

Riwayat-riwayat mengenai makam dan kedudukan Fatimah sangatlah banyak dan kandungan yang terdapat pada sebagian riwayat-riwayat ini menunjukkan adanya kedudukan khusus dan menakjubkan yang dimiliki oleh Fatimah As. Berdasarkan riwayat, kata fatimah bermakna seseorang yang tidak dapat diraih makam makrifatnnya oleh manusia dan tangan-tangan mereka tidak mempunyai kemampuan untuk menjangkau dan mengenalnya.[1]

Sepertinya, rahasia tersembunyi Tuhan bersemayam dalam diri Fatimah dan makrifat terhadap Allah (makrifatullah) memiliki hubungan yang luar biasa erat dengan makrifat terhadap Fatimah.

Kita tahu bahwa Fatimah As secara lahiriah, bukanlah seorang nabi dan juga bukan seorang imam, dengan demikian beliau adalah mutiara yang telah memperoleh kedudukan seperti ini di alam bukanlah nubuwwat dan imamah dhahir atau lahiriah, mutiara suci ini, dengan nama apapun yang kita sandangkan, sudah jelas kita tidak akan pernah memiliki kemampuan untuk mengenalnya, akan tetapi di alam kata-kata dapat diintepretasikan dengan mutiara ubudiyyah atau penghambaan.

Menghamba dengan makna hakiki kalimat berarti tidak memiliki sesuatu apapun dalam diri dan semuanya adalah Tuhan, dengan demikian hamba Tuhan adalah cermin Tuhan. Dari sinilah sehingga Imam Shadiq As mengenai hakikat ubudiyyah bersabda, “Ubudiyyah dan penghambaan merupakan sebuah mutiara yang intinya adalah rububiyyah.[2] Mutiara ini tak lain adalah mutiara manusia yang telah hilang yang tak lain adalah inti dan puncak dari irfan.”

Dalam sebuah riwayat lain disebutkan bahwa mengenal Fatimah identik dengan mengenal malam Qadr[3], sedangkan tujuan seluruh para arif adalah memahami hakikat malam Qadr, dan arif yang terhubung adalah yang menjadi saksi atas peristiwa nuzulnya al-Quran pada malam Qadr.

Dari sisi lain, Imam dalam makam batiniahnya adalah pemilik makam Qur’ân Nâtiq, yaitu puncak imamah berkaitan dengan perolehan hakikat ghaib al-Quran, dan demikianlah sehingga zat imâmah pun berkaitan secara khusus dengan hakikat Fatimah As.

Apa yang jelas bagi khalayak umum adalah makam nubuwwah dan imâmah sebagai kesempurnaan agama, disampaikan melalui nubuwwah, dimana terdapat sekelompok khusus yang mampu menggapainya dan apa yang tersisa dari makam imamah yang tetap suci dari pengenalan selainnya, tak lain adalah rahasia wujud Fatimah yang tetap tersembunyi di balik ismah (kemaksuman) dan kesucian Ilahi.

Dengan demikian, imâmah adalah puncak yang tersembunyi dari nubuwwah, dan inti sari ubudiyyah merupakan kulminasi imâmah yang tersembunyi, akan tetapi poin yang penting di sini adalah bahwa ketiga tingkatan dan makam ini hadir dan terdapat dalam diri Rasul Islam Saw dengan kebersatuan yang sempurna dan dalam batas yang sempurna.

Karena itu dikatakan bahwa makam Rasul lebih tinggi dari keempat belas maksum. Namun demikian, makam imâmah Muhammadi mentajalli dan memanifestasi dalam diri Ali, sedangkan makam ubudiyyah terealisir dalam diri Fatimah dan muncul sebagai sebuah identitas asli.

Dengan demikian, mengenai jalur kemunculan hakikat wujudi Muhammad Saw harus dikatakan bahwa makam ubudiyyah lebih baik dari makam nubuwwah dan imâmah, dan oleh karena itulah sehingga apa yang terwujud dalam wujud Fatimah merupakah akhir makam bagi seorang insan, yang merupakan tujuan akhir kenabian dan imamah.

 

Hadis Laula Fatimah

Terdapat kumpulan riwayat yang dinukil dari Rasulullah dan seluruh Maksum lainnya tentang makam dan kedudukan (manzilah) Fatimah As, demikian juga terdapat banyak hadis-hadis yang berkaitan dengan beliau di sela-sela hadi-hadis qudsi dan ucapan suci Tuhan[4], dimana hal ini dengan sendirinya menunjukkan kandungan yang sesuai dengan topik sebelumya, akan tetapi apa yang menyebutkan secara tegas tentang makam khusus putri terkasih Rasul ini dan apa yang disampaikan oleh sebagian dari para ulama dalam kitab-kitab mereka adalah hadis qudsi berikut yang ditujukan kepada Rasul Islam Saw:

« لولاک لما خلقت الافلاک . و لولا علی لما خلقتک . و لو فاطمه لما خلقتکما»[5]

Mengenai sanad riwayat ini harus dikatakan bahwa kendati dari sisi parameter ilmu Rijal, riwayat ini termasuk hadis yang lemah, namun banyak dari para ulama besar Syiah yang menyebutkan riwayat ini dalam kitab-kitabnya.

Sebagaimana misalnya: bagian akhir riwayat و لو فاطمه لما خلقتکما dapat ditemukan pada kitab Jannatu Al-‘Âshimah, hal. 48 yang dinukil dari Kasyf al-La-âli, karya Shalih bin Abdulwahhab. Kitab Mustadrak Safînah al-Bihâr juga menyampaikannya pada jilid 3, halaman 334 dari Majma’ an-Nûrîn, karya almarhum Fadhil Marandi, demikian juga telah dinukilkan juga dari penulis Dhiyâu al-‘Âlamîn Jadda Ummi, pemilik Jawâhir.

Mirza Abu Fadhil Tehrani dalam Shifâ al-Shudûr fî Syarhi Ziyârah al-‘Âsyûr, halaman 84, menukil bahwa Shalih bin Abdulwahhab dan sebagian perawi sebelumnya adalah majhul, akan tetapi poin ini tidak bisa menjadi dalil bagi kebohongan riwayat.

Selain itu harus diperhatikan bahwa riwayat-riwayat seperti ini yang berkaitan dengan kedudukan khusus mengenai para maksum, maka kemajhulan perawi juga bukan merupakan sesuatu yang aneh, karena dalam era para Imam As, berbeda dengan perawi-perawi hukum-hukum fikih yang tidak mempunyai masalah dalam kedatangan dan kepergian mereka, ataupun dalam sosialisasi dan komunikasi, para perawi akidah (dikarenakan kondisi taqiyah) adalah orang-orang yang terisolir dari masyarakat sosial biasa dan perawinya bukan merupakan orang-orang yang biasa berhubungan dan berkomunikasi dengan masyarakat, keadilan serta kepercayaan mereka pun tidak dapat menjadi perbincangan atau pembahasan dalam percakapan sehari-hari.

Oleh karena itu kemajhulan mereka tidak akan membahayakan keaktualan dan validitas hadis, terutama ketika sesuai dengan kaidah-kaidah, dan hal inilah sehingga ketika orang-orang seperti ini menjadi topic pembicaraan imam dalam masalah seperti ini, menjadi jelas bahwa mereka termasuk sebagai sahabat-sahabat pemegang rahasia, sebagaimana halnya sebagian perkataan-perkataan serupa dalam masalah kedudukan dan makam para Imam As juga telah dinukil melalui orang-orang seperti ini.[6]

Dalam menjelaskan kandungan riwayat ini harus dikatakan bahwa riwayat-riiwayat ini terbentuk dari beberapa bagian:

  1. Dijadikannya insan kamil sebagai tujuan penciptaan alam
  2. Keunggulan makam imâmah atas nubuwwah
  3. Kelebihan makam ubudiyyah atas segala makam lainnya.

Dengan ketiga kedudukan ini, dalam riwayat ini disingung tentang ungkapan-ungkapan berikut, bahwa: “Sekiranya bukan karena engkau, maka Aku tidak akan menciptakan dunia dan planet-planet.” Bagian dari riwayat ini juga bisa ditegaskan dengan riwayat-riwayat lain yang telah disebutkan pada tempatnya tersendiri, dan maksudnya adalah bahwa manusia sempurna merupakan tujuan utama dari penciptaan alam, menjadi institusi utama perhatian Tuhan dan tempat dimana Allah menerapkan kehendak-kehendak-Nya di alam penciptaan. Topik ini telah banyak dibahas oleh para filosof dan arif, dimana di sini kami hanya akan menyinggung salah satu darinya:

Jika bukan karena tujuan ketunggalan alam, maka tidak akan tercipta keragaman. Kesesuaian antara sebab dan akibat meniscayakan antara penyebab pertama dunia yang merupakan ketunggalan dari seluruh tujuan dan tidak ada satupun tujuan keragaman dalam dirinya; dan antara akibat-akibat alam yang beragam dan bervariasi terdapat satu tujuan yang tunggal dimana dari satu sisi berkaitan dengan ketunggalan umum dan dari sisi lain bersesuaian dengan alam keragaman, dan persoalan ini hanya akan terwujud pada alam nafs atau jiwa. Dan ini bukan pekerjaan setiap entitas (makhluk) melainkan hanya jiwa-jiwa Rasul Saw dan para Ahlulbait As lah yang mampu mengemban persoalan penting ini, dengan demikian, jika bukan karena jiwa Rasulullah, maka tidak akan ada ketunggalan alam, dan dengan demikian keragaman pun tidak akan terwujud.[7]

Hal yang selanjutnya adalah sebuah riwayat yang mengatakan, “laula Ali lama khalaqtukuma”, ini merupakan bagian dari riwayat yang berkaitan dengan keunggulan makam imâmah atas kenabian. Kita tahu bahwa kenabian memiliki makna penyampai pesan, akan tetapi imâmah merupakan sebuah makam dan kedudukan yang lebih tinggi, makam tersebut adalah makam untuk sampai kepada tauhid sempurna dan utnuk sampai kepada Tuhan setelah fana dari diri.

Berdasarkan ayat-ayat al-Quran, Nabi Ibrahim As, pada saat tengah mengemban risalah kenabian, juga telah menjalani berbagai tahapan dan cobaan tertentu hingga akhirnya mengantarkannya ke makam imâmah. Tentunya Rasul Islam pun memiliki makam imâmah, hanya saja, karena identitas utama Imam Ali As adalah makam imâmah dan identitas lahiriah Rasul adalah nabi (nubuwwah), karena itulah sehingga makam imâmah lebih ditekankan pada Imam Ali As.

Dengan demikian, yang kita bahas di sini sama sekali bukan masalah kelebihan Imam Ali As atas Rasulullah Saw, melainkan yang kita bahas adalah mengenai kelebihan makam imâmah atas kenabian, karena dengan berbagai dalil yang ada, tanpa ragu kita telah mengetahui bahwa makam Rasul Saw lebih tinggi dari makam Imam Ali As, dan argumen yang paling penting berkaitan dengan masalah ini adalah apa yang dikatakan oleh Imam Ali As sendiri, bahwa aku adalah seorang hamba dari hamba-hamba Muhammad.[8]

Sementara itu, mengenai makam ketiga dari pembahasan ini adalah riwayat yang mengatakan, “Jika bukan karena Fatimah, maka Aku tidak akan menciptakan kalian berdua!”, seagaimana konteks sebelumnya – riwayat ini menyinggung sebuah makam dimana kendati makam ini terdapat dalam diri Rasulullah dengan sangat sempurna, akan tetapi dalam diri Fatimah menjadi identitas yang utama, dan makam tersebut tak lain adalah makam ubudiyyah dan penghambaan.

Oleh karena itu, penjelasan mengenai kalimat “laula Fâtimah lama khalaqtukuma” adalah bahwa jika bukan karena makam ubudiyyah, maka kenabian dan imâmah akan menjadi sebuah makam yang cacat dan tidak akan sampai pada tujuannya, karena kenabian dan imâmah merupakan mukadimah dan langkah awal untuk sampai pada makam hamba secara mutlak.

Tentunya makam ini juga terdapat dalam diri Rasul dan Imam Ali As, sementara dalam diri Fatimah, secara khusus, telah memanifestasi (tajalli) dalam dirinya. Karena itu, dalam riwayat ini, sandaran aslinya adalah Fatimah Zahra Salamullah ‘alaiha. Kini, tak ada kegandaan, keduaan ataupun keragaman dalam zat cahaya suci ini.

Dengan demikian, jelas bahwa makam ubudiyyah dalam kesempurnaannya, jika terwujud dalam diri seseorang, maka ia bahkan akan bisa lebih tinggi dari kenabian dan imamah, dan nabi dan imam sendiri pun dikarenakan ubudiyah-lah sehingga dapat sampai ke makam ini dan menerima tanggung jawab kenabian dan imâmah. Dan dari sisi lain, makam tertinggi yang ada di sisi Tuhan tak lain adalah makam ubudiyah mereka.

Dengan penjelasan lain, nubuwwat dan imamah termasuk hubungan mereka dengan ciptaan, akan tetapi ubudiyah merupakan penjelas arah Ilahi mereka, yang lebih tinggi dari kenabian dan imamah. [iQuest]

 


[1]. Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 43, hal. 65.

« َ إِنَّمَا سُمِّيَتْ فَاطِمَةَ لِأَنَّ الْخَلْقَ فُطِمُوا عَنْ مَعْرِفَتِهَا »

[2]. Mishbâh al-Syarî’ah, hal. 7, Muasasah al-Ghulami lil Mathbu’at.

« العبودية جوهر كنهها الربوبية فما فقد من العبودية وجد في الربوبية و ما خفي عن الربوبية أصيب في العبودية»

[3]. Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 43, hal. 65.

«مُحَمَّدُ بْنُ الْقَاسِمِ بْنِ عُبَيْدٍ مُعَنْعَناً عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ع أَنَّهُ قَالَ إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ اللَّيْلَةُ فَاطِمَةُ وَ الْقَدْرُ اللَّهُ فَمَنْ عَرَفَ فَاطِمَةَ حَقَّ مَعْرِفَتِهَا فَقَدْ أَدْرَكَ لَيْلَةَ الْقَدْر...»

[4]. Hanya dalam kitab Al-Qadisah fi al-Ahâdits al-Maqdasiyah, karangan Ismal al-Anshari, terdapat sejumlah 252 hadis qudsi berkaitan dengan kedudukan dan derajat Fatimah Zahra Sa. Intisyarat Dalil-e Ma.

[5]. Al-Asrâr al-Fatimiyyah, Syaikh Muhammad Fadhil Mas’udi “

یا أحمد لولاک لما خلقت الأفلاک ، ولولا علی لما خلقتک ، ولولا فاطمة لما خلقتکما

Al-Jannah al-‘Âshimah, hal. 148; Mustadrak Safinah al-Bihar, jil. 3, hal. 334, Al- Majma’ an-Nûrîn, jil., 14, dari al-Awalim 44. Hadis ini merupakan hadis-hadis ma’tsurat yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah al-Anshsari dari Rasulullah Saw dari Allah Swt. ; (Al-Syaikh Muhammad Fadhil al-Mas’udi, Al-Asrâr al-Fatimiyyah,  hal. 231)

[6]. Muhammad Ali Gerami, Laula Fatimah, hal. 141-143, Daftar Ayatullah Muhammad Ali Gerami, 1385 S.

[7]. Ibid, hal. 34.

[8]. Kulaini, al-Kâfî, jil. 1, hal. 89.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Apakah ada perbedaan mengenai hikmah diutusnya para nabi menurut Syiah dan Ahlusunnah?
    8250 Kemestian Pengutusan Para Nabi 2017/06/08
    Tidak terdapat perbedaan yang banyak mengenai hikmah bi’tsah (pengutusan) para nabi di antara mazhab-mazhab yang ada karena hikmah ini diisyaratkan dalam al-Qur’an. 1. Dalam kitab tafsirnya ketika menafsirkan ayat: «رُسُلاً مُبَشِّرینَ وَ مُنْذِرینَ لِئَلاَّ یَکُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُل» Rasul-rasul itu adalah ...
  • Di manakah letak Saqifah Bani Sa’idah?
    10938 Sejarah Tempat-tempat Suci 2012/08/21
    Penulis buku Madina Syinasi (Mengenal Kota Madinah), terkait dengan letak geografis Saqifah Bani Sa’idah, menulis, “Apa yang pasti, tempat Saqifah Bani Sa’idah terletak di samping Masjid Bani Sa’idah dan dekat sumur Budha’i (sumur milik Bani Saidah). Masjid Bani Sa’idah – sesuai riwayat Ibnu Syubbah dan Imam Abu ...
  • Apa saja yang menjadi syarat-syarat pengenaan zakat?
    7679 Zakat dan Sedekah 2013/08/15
    Sesuai dengan fatwa para marja agung taklid, “Zakat diwajibkan pada 9 hal: Pertama: Gandum. Kedua: Bibit gandum. Ketiga: Kurma. Keempat: Kismis. Kelima: Emas. Keenam: Perak. Ketujuh, Unta. Kedelapan: Sapi. Kesembilan: Kambing. Apabila seseorang memiliki salah satu dari kesembilan obyek zakat ini, sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan ...
  • Bagaimana hukum Islam terkait dengan hubungan sehat antara muda dan mudi?
    12203 Hukum dan Yurisprudensi 2012/05/13
    Dalam pandangan Islam, pria dan wanita adalah dua entitas dan makhluk yang saling menyempurnakan. Allah Swt menciptakan mereka untuk satu sama lain untuk saling melengkapi. Salah satu kebutuhan pria dan wanita terhadap satu sama lain adalah kebutuhan seksual. Namun kebutuhan ini harus disalurkan pada aturan dan instruksi ...
  • Apa saja yang menjadi faktor-faktor kemunculan Imam Zaman Ajf.
    7202 Teologi Lama 2013/11/25
    Faktor-faktor yang menjadi sebab kemunculan adalah beberapa hal yang disebut sebagai terciptanya ruang bagi kemunculan Imam Zaman Ajf dan termasuk di antara sebab-sebab kemunculan Imam Zaman Ajf. Dalam hal ini harus dikatakan bahwa meski faktor utama kemunculan Imam Zaman Ajf adalah irâdah Ilahi (kehendak Ilahi), namun apa ...
  • Siapakah dan bagaimanakah sosok Mansur Hallaj itu?
    11408 Tafsir 2011/12/13
    Husain bin Mansur Hallaj lahir di Baidha (salah satu daerah di bilangan Syiraz) namun kemudian tumbuh besar di Irak. Hallaj merupakan sosok arif paling kontroversial dalam dunia Islam dan banyak mengungkapkan syathiyyât. Para juris banyak mengkafirkannya dan memvonis hukuman gantung bagi Hallaj pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah. ...
  • Apa hukumnya seseorang yang berzina dengan seorang wanita yang telah bersuami atau masih berada dalam keadaan iddah?
    29216 Hukum dan Yurisprudensi 2012/11/11
    Pertanyaan Anda terdiri dari beberapa asumsi sebagaimana berikut ini: Perbuatan zina dilakukan sebelum talak Menjawab kondisi seperti ini harus dikatakan bahwa berdasarkan fatwa kebanyakan fakih (marja taklid) wanita itu menjadi haram abadi bagi pria yang menggaulinya. Dalam hal ini tidak terdapat perbedaan apakah ...
  • Mengapa Imam Ali As melakukan kerjasama dengan para khalifah?
    9715 Para Maksum 2010/07/05
    Imam Ali As pada seluruh tingkatan hidupnya berusaha untuk merealisir masalah terpenting berupa menjaga Islam dan perkembangannya. Baginda Ali As mengerahkan seluruh wujudnya untuk mewujud hal ini. Kerja sama yang dilakukannya juga untuk mewujudkan masalah ini dan mencegah pelbagai tangan-tangan kotor musuh-musuh Islam yang ingin menodai kesucian ...
  • Apakah seluruh sabda dan ucapan Nabi Saw merupakan wahyu atau tidak?
    47126 Teologi Lama 2009/05/06
    Terdapat ragam pendapat para pemikir otoritatif terkait masalah ini. Sebagian berpandangan, dengan memperhatikan kemutlakan ayat 3 dan 4 surah al-Najm,[i] bahwa seluruh ucapan, perbuatan dan perilaku Nabi Saw adalah wahyu. Sebagian lainnya berkeyakinan bahwa ayat 4 surah al-Najm terkait dengan al-Qur’an dan ayat-ayat yang diwahyukan kepada Nabi ...
  • Saya banyak salat yang tidak saya kerjakan (sebelumnya) namun saya tidak pasti berapa banyak jumlahnya. Apa yang harus saya lakukan?
    6337 Hukum dan Yurisprudensi 2011/12/19
    Masalah seperti ini disebutkan dalam Risalah-risalah Amaliah (Tuntutan Amalan Praktis Fikih) para marja sebagaimana berikut: Barang siapa yang memiliki kewajiban salat qadha namun ia tidak tahu berapa banyak jumlahnya,[1] misalnya ia tidak tahu empat atau lima, apabila ia mengerjakan dengan bilangan yang sedikit maka ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261171 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246289 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230077 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214949 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176268 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171579 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168070 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158106 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140907 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134014 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...