Please Wait
Hits
8044
8044
Tanggal Dimuat:
2013/12/25
Kode Site
id22764
Kode Pernyataan Privasi
45122
- Share
Ringkasan Pertanyaan
Apa keistimewaan berpuasa pada bulan Dzulhijah?
Pertanyaan
Apa keistimewaan berpuasa pada bulan Dzulhijah?
Jawaban Global
Terlepas dari banyaknya ganjaran dan pahala berpuasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, juga terdapat hari-hari dan momen-momen penting pada awal bublan Dzulhijjah ini sehingga berpuasa pada hari itu masing-masing memiliki pahala tersendiri yang akan dijelaskan sebagai berikut:
- Pahala umum puasa bulan Dzulhijjah: Tatkala tiba bulan Dzulhijjah, seorang pemuda pada masa Rasulullah Saw mulai berpuasa. Tatkala mendapatkan informasi ihwal amalan anak muda itu, Rasulullah Saw berkata kepadanya, “...Pada setiap hari engkau berpuasa maka seolah-olah engkau membebaskan seorang budak dan berinfak seratus unta dan seratus kuda di jalan Allah. Puasa ini adalah kaffarah (tebusan) enam puluh tahun sebelum dan enam puluh tahun setelahnya.”[1]
- Pahala puasa hari pertama: Diriwayatkan, “Hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari ketika Nabi Ibrahim lahir; karena itu apabila ada seseorang yang berpuasa di hari itu maka puasanya itu akan menjadi kaffarah enam puluh tahun dosanya.”[2] Imam Musa Kazhim As bersabda, “Barang siapa yang berpuasa di hari ini maka Allah Swt akan menuliskan baginya pahala enam puluh tahun puasa.”[3] Demikian juga dalam sabdanya yang lain, “Barang siapa yang berpuasa pada hari pertama bulan Dzulhijjah maka Allah Swt akan menuliskan untuknya pahala puasa delapan puluh bulan.”[4]
- Pahala puasa hari kedelapan: “Hari ini lebih dikenal sebagai hari Tarwiyah. Diriwayatkan dari Imam Shadiq As, “Berpuasa di hari ini adalah kaffarah (dosa-dosa) selama setahun.”[5]
- Pahala puasa hari kesembilan: Hari ini adalah yang disebut sebagai hari Arafah. Imam Shadiq As bersabda, “Berpuasa pada hari ini adalah kaffarah (dosa-dosa) selama dua tahun.”[6]
- Pahala puasa sembilan hari pertama: “Apabila berpuasa penuh selama sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah maka akan dituliskan baginya puasa dahr (yaitu seluruh usianya).”[7]
- Pahala puasa hari Idul Ghadir: Imam Shadiq As bersabda, “Puasa hari ini sebanding dengan puasa enam puluh bulan.”[8] “Ganjaran amal kebaikan yang dikerjakan pada hari ini sebanding dengan pahala mengerjakan perbuatan itu selama delapan puluh bulan”[9] dan “Berpuasa pada hari Idul Ghadir adalah kaffarah enam puluh tahun dosa.”[10]
Penting untuk dicatat bahwa puasa pada hari kesepuluh bulan ini yaitu hari Idul Qurban adalah salah satu hari yang diharamkan berpuasa.[11] [iQuest]
[1]. Syaikh Shaduq, Tsawâb al-A’mâl wa ‘Iqâb al-A’mâl, hal. 73, Dar al-Syarif al-Radhi li al-Nasyr, Qum, Cetakan Kedua, 1406 H.
[2]. Syaikh Shaduq, Man La Yahdhuruhu al-Faqih, Riset dan edit oleh Ali Akbar Ghaffari, jil. 2, hal. 87, Daftar Intisyarat Islami, Qum, Cetakan Kedua, 1413 H.
[3]. Muhammad bin Yakub Kulaini, al-Kâfi, Riset dan edit oleh Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, jil. 4, hal. 149, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, Cetakan Keempat, 1407 H.
[4]. Radhi al-Din Ali, Sayid Ibnu Thawus, Al-Iqbâl bi al-A’mâl al-Hasanah, jil. 1, hal. 318, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, Cetakan Kedua, 1409 H.
[5]. Tsawâb al-A’mâl wa ‘Iqâb al-A’mâl, hal. 74.
[6]. Man La Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 2, hal. 87.
[7]. Al-Iqbâl bi al-A’mâl al-Hasanah, jil. 1, hal. 325.
[8]. Al-Kâfi, jil. 4, hal. 149.
[9]. Tsawâb al-A’mâl wa ‘Iqâb al-A’mâl, hal. 75.
[10]. Muhammad bin Hasan, Syaikh Thusi, Misbâh al-Mujtahid wa Silâh al-Muta’abbid, jil. 2, hal. 736, Muassasah Fiqh al-Syi’ah, Beirut, Cetakan Pertama, 1411 H.
[11]. Imam Khomeini, Tahrir al-Wasilah, jil. 1, hal. 303, Muassasah Mathbu’at Dar al-‘Ilm, Qum, Cetakan Pertama, Tanpa Tahun.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar