Advanced Search
Hits
16875
Tanggal Dimuat: 2015/01/07
Ringkasan Pertanyaan
Apa perbedaan sifat dan ciri-ciri qawiyyu bagi Allah Swt dan bagi makhluk-Nya?
Pertanyaan
Salam sejahterah selalu buat kita semua, mohon arti dari ya qowiyyu terimakasih?
Jawaban Global
Sifat qawi adalah salah satu sifat Ilahi dan bermakna kuatnya intensitas kodrat dan kekuasaan. Mengingat bahwa seluruh entitas tercipta dalam hubungannya dengan kodrat Ilahi, jelas bahwa tiada kekuataan yang menggungguli kekuaatan dan kekuasaan Allah Swt.
Karena itu, segala sesuatu selain Allah, yang dicirikan sebagai yang mahakuasa, dalam bandingannya dengan sesuatu yang lebih lemah dari-Nya, namun kekuataan ini dibandingan dengan sesuatu yang kekuataannya lebih tentunya akan terhitung lemah.
Karena itu, segala kekuataan dibandingkan dengan di atasnya, tentunya lemah, sehingga silsilah kekuasaan dan kekautaan Tuhan ini dapat berujung pada satu titik, namun kekuataan Tuhan dibandingkan dengan segala sesuatu, tentunya tidak ada titik lemah dan kelemahan pada diri-Nya.
Dalam beberapa ayat al-Quran dan juga sebagian doa dan dzikir disebutkan tentang tipologi tentang quwwah terkait dengan Allah Swt.
 
Jawaban Detil
Salah satu sifat tsubut Allah Swt adalah sifat qawwiyu yang telah disinggung dalam beberap ayat al-Quran[1] demikian juga dalam sebagian doa dan dzikir kita menyebut Allah Swt dengan nama ini.[2]
Untuk menjelaskan makna ini, kita akan mengulasnya pada beberapa sub bahasan berikut ini:
 
Mengenal Kata Qawi
Sifat Qawi bertimbangan fail yang bermakna subyek (fail) dari klausul qawi dan quwwah yang bermakna dahsyatnya kekuatan[3] dan kebalikannya adalah dhaif (lemah).[4]
 
Sifat Qawi dalam al-Quran
Sifat Qawi dan lafaz-lafaz yang semakna dengannya seperti yang digunakan dalam al-Quran dan hadis akan dijelaskan sebagai berikut:
  1. Dalam al-Quran, Allah Swt disifatkan dengan kata qawi dan quwwah seperti:
«إِنَّ اللَّهَ قَوِی شَدیدُ الْعِقاب»
“Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya.” (Qs. Al-Anfal [8]:52)
«إِنَّ اللَّهَ قَوِی عَزیزٌ»
“Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Qs. Al-Hadid [57]:25)
«إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتین»
“Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh. (Qs. Al-Dzariyat [51]:58)
Kata “dzu al-quwwah” merupakan salah satu nama Allah Swt dan bermakna qawi, bedanya kata ini lebih ekspresif ketimbang kata qawi. Kata matin juga merupakan salah satu nama Allah Swt yang bermakna kukuh yang tiada satu pun pekerjaan yang tidak dapat dilakukannya.  Ungkapan tiga nama ini menujukkan terbatasnya pemberian rezeki hanya pada Allah Swt (hanya Allahlah yang memberikan rezeki) dan memahamkan bahwa dalam menyampaikan rezeki kepada para pemakan rezeki – berapa pun banyaknya –Allah Sang Pemberi Rezeki tidak akan pernah lemah.[5]
  1. Lafaz quwwah terkadang digunakan bermakna kodrat sebagaimana disebutkan dalam al-Quran:
«خُذُوا ما آتَیناکُمْ بِقُوَّةٍ».
“Peganglah teguh-teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu.” (Qs. Al-Baqarah [2]:63)
Terkadang potensi dan kesiapan pada sesuatu juga disebut sebagai quwwah. Namun dengan memperhatikan penggunaan kata quwwah dalam al-Quran dapat disimpulkan:
Quwwah adalah tingkatan paling dahsyat dari kekuataan dan kekokohan, entah itu kekuatan badan sebagaimana yang disebutkan dalam al-Quran, «قالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنّا قُوَّةً»  , “Siapakah yang lebih besar kekuatannya daripada kami?” (Qs. Al-Fusshilat [41]:15) atau kekuatan mental sebagaimana pada ayat lainnya, «یا یحْیی خُذِ الکِتابَ بِقُوَّةٍ» “Hai Yahya, ambillah al-Kitab itu dengan kuat dan sungguh-sungguh.” (Qs. Maryam [19]:12)           atau maksudnya adalah kekuatan-kekuatan penolong sebagiamana yang diharapkan oleh Nabi Luth yang berkata, “sekiranya ada kekuatan sehingga dapat mencegah perbuatan-perbuatan tercela pada pelaku kejahatan, «لَوْ أَنَّ لِی بِکُمْ قُوَّةً» “Luth berkata, ‘Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu)’” (Qs. Hud [11]:80) dan seperti ucapan para menteri Ratu Saba yang mendeskripsikan diri mereka,  «نَحْنُ اُولُوا قُوَّةٍ وَ اُولُوا بَأْسٍ شَدِیدٍ» “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan).” (Qs. Al-Naml [27]:33)[6]
 
 
Makna Kekuatan Tuhan
Imam Shadiq As bersabda, “Tuhan kami – yang mahabesar nan agung – disebut qawi karena ciptaan-Nya agung dan kukuh yang telah menciptakan bumi dan segala apa yang ada di dalamnya, gunung-gunung, laut-laut, pasir-pasir dan pepohonan serta apa yang diciptakan yaitu segala yang bergerak di dalamnya dari kalangan manusia dan hewan, Dialah yang menggerakkan angin, menahan awan-awan yang mengandung hujan yang berat dari air, matahari, bulan, dan kebesaran keduanya serta kebesaran cahayanya yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa manusia dan tidak terbatas, dan bintang gemintang, planet-planet  berputaran dan langit yang mahaluas menggantung di atas kita dan bumi yang menjuntai dan segala yang dikandungnya dan segala yang diciptakan... dengan demikian Dia disebut qawi, bukan dari apa yang kita kenal dari ciptaan-ciptaan, yang digenggam dan dicengkram kuat dan apabila kekuatan-Nya mirip dengan kekuatan ciptaan maka akan ada yang mirip dengan-Nya dan (Tuhan) dan kemungkinan Tuhan itu banyak dan apabila banyak maka hal itu menunjukkan kekurangan dan apa yang kurang itu  tidak sempurna dan apa yang tidak sempurna itu tidak mampu dan tidak berdaya sementara Allah Swt tidak ada yang serupa dengan-Nya dan sesungguhnya kita berkata, “Dia kuat bagi ciptaan yang kukuh dan demikian kita berkata, agung dan besar.”[7]
 
Ciri-ciri Kuat-Nya Allah Swt
  1. Rasulullah Saw bersabda, “Segala puji bagi Allah yang menguasai segala sesuatu dan kekuasaannya pada segala sesuatu dan berasal dari-Nya.”[8]
  2. Rasulullah Saw bersabda, “Tuhanku! Engkau hidup tidak akan mati.. engkau kuat dan tidak akan lemah, engkau tabah dan tidak tergesa-gesa.”[9]
  3. Imam Ali As bersabda, “Tuhanku! Aku bermohon kepadamu.. dengan kekuatan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu dan segala sesuatu tunduk pada-Nya dan segala sesuatu tunduk di hadapan-Nya.”[10]
  4. Imam Ali As dalam menjelaskan makna Allahu Akbar dalam adzan, ucapan (muaddzin) yang berkata Allahu Akbar memiliki banyak makna: makna ketiga Allahu Akar, artinya bahwa Allah Swt berkuasa atas segala sesuatu dan berkehendak atas segala sesuatu. Kekuasaan-Nya disebabkan oleh kekuatan-Nya dan sangat berkuasa atas ciptaan-ciptaan-Nya, berkuasa pada dzat-Nya. Kekuasaannya kokoh di atas segala sesuatu. Tatkala Dia menghukumi sesuatu, Dia hanya berkata, “Jadilah”[11] Maka jadilah ia.”[12]
  5. Imam Musa Kazhim As bersabda, “Segala sesuatu yang berkuasa tidak berdaya di hadapan kekuasaan Allah Swt.”[13]
Dengan pandangan seperti ini disebutkan dalam beberapa doa dzikir Ya Qawiyyu[14] seperti Ya Qawiyyu irham da’fi (Wahai Yang Mahakuasa kasihilah kelemahanku.)[15]
 
Kesimpulan:
Dengan memperhatikan Al-Quran dan hadis-hadis dapat disimpulkan bahwa:
  1. Sifat qawi merupakan salah satu sifat dzati dan sifat fi’li. Allah Swt itu qawi artinya bahwa Dia itu tidak lemah dan kalimat Qawi «قَوِی لَا تَضْعُف‏»[16] Kuat dan takkan lemah tengah menyinggung makna ini. Dan Allah Swt itu qawwi sebagai sifat fi’li (perbuatan) bermakna menciptakan makhluk-makhluk yang kuat dan redaksi kalimat, “«إِنَّمَا قُلْنَا إِنَّهُ قَوِی لِلْخَلْقِ الْقَوِی» Sesungguhnya kami berkata bahwa Dia itu kuat lantaran menciptakan makhluk-makhluk kuat.” Tengah menyoroti makna qawi sebgai sifat perbuatan.
  2. Mengingat bahwa seluruh makhluk tercipta dalam kaitannnya dengan kodrat Allah Swt menjadi jelas tiada kekuatan yang lebih unggul melebihi kekuatan Allah Swt. Karena itu, apabila segala sesuatu selain Allah Swt disifatkan sebagai kuat, lantaran dibandingkan dengan sesuatu yang lebih lemah. Namun sesuatu yang kuat ini dibandingkan dengna sesuatu yang lebih kuat akan tergolong sebagai sesuatu yang lemah.  Karena itu segala sesuatu yang kuat ketika dibandingkan dengan sesuatu di atasnya maka ia akan lemah hingga silsilah ini berujung pada kodrat dan kekuatan Allah Swt. Allah Swt adalah Mahakuat dibandingkan dengan segala sesuatu dan tiada kelemahan yang terdapat pada diri-Nya.[17] [iQuest]
 

[1]. “Segala kekuatan adalah milik Allah.” (Qs. al-Baqarah [2]:165); Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.” (Qs. Al-Dzariyat [51]:85); “Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Qs. Hud [11]:66); “Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Qs. Al-Syura [42]:19) dan lain sebagainya.  
[2]. Silahkan lihat, Muhammad bin Hasan Syaikh Thusi, Mishbâh al-Mutahajjid wa Silâh al-Muta’abbid, jil. 2, hal. 802, Tehran, al-Maktabah al-Islamiyah, Tanpa Tahun; Ali bin Musa IbnuThawus, Iqbal al-A’mal, jil. 1, hal. 412, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Kedua, 1367 S.  
[3]. Silahkan lihat, Ahmad bin Faris Ibnu Faris, Mu’jam al-Maqâyis al-Lughah, jil. 5, hal. 36, Maktabah al-I’lam al-Islamiyah, Cetakan Pertama, 1404 H; Fuad Afram Bastani, Farhang Abjadi ‘Arabi-Persia, Penj. Ridha Mihyar, hal. 711, Tehran, Intisyarat Islami, Cetakan Kedua, 1375 S.  
[4]. Nisywan bin Said Himyari, Syams al-‘Ulum wa Dawa Kalam al-‘Arab min al-Kulum, jil. 8, hal. 5677, Dimasyq, Dar al-Fikr, Cetakan Pertama, 1420 H.
[5]. Sayid Muhammad Husain Thabatabai, al-Mizân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 18, hal. 389, Qum, Daftar Intisyarat Islami, Cetakan Kelima, 1417 H.  
[6]. Husain bin Muhammad Raghib Isfahani, Mufradât Alfâz al-Qur’ân, hal. 694, Beirut, Dar al-Qalam, Cetakan Pertama, 1412 H.   
[7]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 3, hal.. 193-194, Beirut, Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Cetakan Kedua, 1403 H.
[8]. Ahmad bin Ali Thabarsi, al-Ihtijâj ‘ala Ahli al-Lujâj, jil. 1, hal. 58, Masyhad, Nasyr Murtadha, Cetakan Pertama, 1403 H.  
[9]. Iqbâl al-A’mâl jil. 1, hal. 436.  
[10]. Mishbâh al-Mutahajjid wa Silâh al-Muta’abbid, jil. 2, hal. 844.  
[11]. Muhammad bin Ali Syaikh Shaduq, al-Tauhid, hal. 238, Qum, Daftar Intisyarat Islami, Cetakan Pertama, 1398 H.  
[12]. Ali bin Musa Ibnu Thawus, Mihaj al-Da’wah wa Minhâj al-Ibâdah, hal. 26, Qum, Dar al-Dzakha’ir, Cetakan Pertama, 1411 H.  
[13]. Silahkan lihat, Mishbâh al-Mutahajjid wa Silâh al-Muta’abbid, jil. 2, hal. 802; Iqbal al-A’mal, jil. 1, hal. 412.  
[14]. Bihâr al-Anwâr, jil 91, hal. 138.   
[15]. Iqbâl al-A’mâl, jil. 1, hal. 436.  
[16]. Bihâr al-Anwâr, jil. 3, hal. 194.
[17]. Ibnu Maitsam Bahrani, Syarh Nahj al-Balâghah, Penj. Qurban Ali Muhammadi Muqaddam, Ali Asghar Nawai Yahyazadeh, jil. 2, hal 367, Masyhad, Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah, Cetakan Pertama, 1417 H.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261171 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246292 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230078 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214949 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176270 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171584 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168071 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158109 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140910 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134015 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...