Please Wait
Pengunjung
10880
10880
Tarikh Kemaskini
2015/06/09
Ringkasan pertanyaan
Mengapa teks surah al-Fatihah dinyatakan sedemikian rupa sehingga hamba bercakap-cakap dengan Tuhannya dan bukan sebaliknya?
soalan
Assalamualaikum ustad. Saye muslim keturunan dr Indonesia, pernah berdiskusi ringan dengan non muslim dan dia bertanya kepada saye. Quran itu adalah firman Allah kan? Yg ditujukan kepada para hambanya. Lalu mengapa surah pertama alfatihah bunyinya seperti doa seorang hamba kepada Allah nya. "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam".
"Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
"Yang menguasai di Hari Pembalasan".
"Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan".
"Tunjukilah kami jalan yang lurus",
"(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".
Sya percaya agama yg sama imani adalah agama yg paling benar namun sy tdk bs mnjawab prtanyaan trsebut. sy terdiam dn baru sadar betapa kurang pahamny saya terhadap agama yg saya imani. Mohon pencerahannya dr para ustad pengelola web ini atas pertanyaan tersebut. Wassalamualaikum?
Jawaban Global
Sebagian surah dan ayat al-Quran memiliki sisi edukatif dan pengajaran; artinya diturunkan untuk mengajarkan cara bagaimana mengunkapkan pujian dan munajat kepada Allah Swt. Paragraf-paragraf al-Quran ini terkadang dimulai dengan ungkapan seperti “Qul” (Katakanlah) yang menegaskan sisi edukatif ungkapan tersebut; seperti surah-surah Tauhid dan al-Muaddzatain[1] demikian juga ayat-ayat seperti ayat 26 surah Ali Imran. Namun terkadang tanpa adanya penyebutan ungkapan ini pada awal ayat, secara langsung menjelaskan teks-teks pujian dan munajat dan membentangkannya di hadapan manusia.
Surah al-Fatihah termasuk bagian kedua dimana teks pujian dan munajat kepada Allah Swt disebutkan di dalamnya;[2] Karena itu apabila dalam paragraf-paragraf al-Quran – di samping ia merupakan firman Allah – juga dijelaskan tentang tata cara menyampaikan pujian para hamba kepada Allah Swt maka tentu saja hal ini tidak bermasalah. Misalnya pada dua ayat berikut ini:
Surah al-Fatihah termasuk bagian kedua dimana teks pujian dan munajat kepada Allah Swt disebutkan di dalamnya;[2] Karena itu apabila dalam paragraf-paragraf al-Quran – di samping ia merupakan firman Allah – juga dijelaskan tentang tata cara menyampaikan pujian para hamba kepada Allah Swt maka tentu saja hal ini tidak bermasalah. Misalnya pada dua ayat berikut ini:
«رَبَّنا آتِنا فِی الدُّنْیا حَسَنَةً وَ فِی الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنا عَذابَ النَّارِ».
"Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.’” (Qs. Al-Baqarah [2]:201)
«رَبَّنا لا تُؤاخِذْنا إِنْ نَسینا أَوْ أَخْطَأْنا رَبَّنا وَ لا تَحْمِلْ عَلَیْنا إِصْراً کَما حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذینَ مِنْ قَبْلِنا».
“(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.” (Qs. Al-Baqarah [2]:286)
Terjemahan pada Bahasa Lain
Opini