Advanced Search
Hits
7219
Tanggal Dimuat: 2011/10/19
Ringkasan Pertanyaan
Bagaimanakah padang masyhar itu?
Pertanyaan
Bagaimanakah padang masyhar itu?
Jawaban Global

Padang masyhar atau kiamat dari sisi substansi keberadaannya berbeda dengan padang bumi sebagaimana derajat eksistensial kiamat berbeda dengan alam tabiat dan dunia. Adanya bagian-bagian yang berubah yang terdapat pada benda duniawi berbeda dengan tingkatan wujud-wujud kiamat. Atas dasar itu, orang-orang yang meyakini ma’âd jasmani menyatakan bahwa badan elemental manusia yang hidup di alam natural yaitu dunia terangkap dari komponen-komponen, partikel-partikel yang saling bertentangan, campuran-campuran kasar dan padat (akhlath katsifah), pada saat kiamat akan berubah menjadi badan yang bercahaya dan hidup secara esensial (hayy bi al-dzat) yang dihukumi kekal, hampa kerusakan dan tidak akan tertimpa penyakit dan semisalnya di padang masyhar. Artinya manusia yang berangkap dari rangkapan ashliyah (bagian orisinal manusia seperti ruh, akal, jiwa) dan fadhliyah (bagian addisional manusia seperti rambut, kulit, tulang dan lain sebagianya) yang akan dihimpunkan pada hari masyhar adalah bagian-bagian ashliyah (orisinal) saja.

Dengan ungkapan ini menjadi jelas bahwa tempat manusia dihimpunkan kelak akan sesuai dengan kondisi yang terdapat pada padang masyhar. Artinya bumi seperti entitas-entitas lainnya lintasan kesempurnaannya bermula semenjak hari pertama penciptaannya hingga hari kiamat yang mencakup seluruh bagian yang saling bertentangan dan akan muncul dalam bentuk padang suci dan tidak berkomponen kasar dan padat. Pada hari masyhar seluruh manusia akan dikumpulkan. Sesuai dengan beberapa riwayat, pada gelanggang kiamat tidak terdapat bangunan yang menutupi manusia. Tidak ada tempat ketinggian yang dengannya manusia dapat melihat dari ketinggian. Padang mashyar adalah sebuah padang laksana perak putih yang tidak ada darah yang ditumpahkan padanya dan tidak terdapat dosa yang dikerjakan.

Jawaban Detil

Padang masyhar berbeda dengan padang dunia sesuai dengan ayat al-Qur’an yang menyatakan, Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di Padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. (Qs. Ibrahim [14]:48). Allamah Thabathabai dalam menafsirkan ayat, “Pada hari itu bumi menceritakan seluruh beritanya.” (Qs. Al-Zalzalah [99]:4) menyatakan bahwa bumi karena wahyu dan titah dari sisi Tuhan mengabarkan berita peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya sehingga menjadi jelas bahwa bumi juga memiliki intelegensi bagi dirinya dan bumi memahami setiap peristiwa yang terjadi di dalamnya. Bumi dapat mengidentifikasi baik dan buruknya peristiwa tersebut. Bumi dapat mentolerir perbuatan hingga suatu waktu ia akan memberikan kesaksian, waktu tatkala ia diberikan izin yaitu pada hari kiamat, bumi memberikan kesaksian. Bumi memberikan berita-berita pelbagai peristiwa yang terjadi.

Dengan mencermati ayat, Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.”   (Qs. Al-Isra [17]:44) Demikian juga pada ayat, Kulit mereka menjawab, “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata.” (Qs. Al-Sajdah [32]:21) dapat disimpulkan bahwa kehidupan dan intelegensia terdapat pada seluruh makhluk hidup dan entitas. Meski kita tidak mengetahui ihwal model dan pola kehidupan mereka.[1]

Dari satu sisi, seluruh entitas di alam ini senantiasa bergerak dan melintasi gerakan dan lintasan kesempurnaannya hingga suatu hari sampai pada kesempurnaan mutlak. Melintasi lintasan kesempurnaan, dari alam potensial ke alam aktual berlaku bagi seluruh entitas di alam semesta termasuk langit dan bumi. Hal ini dengan masalah di atas menunjukkan realitas bahwa bumi juga memiliki lintasan kesempurnaan.

Apa yang telah ditetapkan pada ma’ad jasmani, manusia akan dihimpunkan pada hari kiamat dengan jasmani yang ada namun mengingat badan elemental manusia di alam natural yaitu dunia yang terangkan terangkap dari komponen-komponen, partikel-partikel yang saling bertentangan, campuran-campuran kasar dan padat (akhlâth katsifah). Rangkapan ini pada hari kiamat akan dikumpulkan dengan badan yang penuh cahaya, hidup secara esensial, kekal, hampa kerusakan dan terjangkiti penyakit dan semisalnya. Artinya bahwa badan duniawi manusia terangkap dari bagian-bagian ashliyah (bagian orisinal manusia seperti ruh, akal, jiwa) dan fadhliyah (bagian addisional manusia seperti rambut, kulit, tulang dan lain sebagianya). Dan yang akan dihimpunkan pada hari masyhar kelak adalah bagian-bagian ashliyah-nya saja.[2]

Dengan uraian ini menjadi jelas bahwa padang (masyhar) yang menjadi tempat manusia dikumpulkan akan sesuai dengan kondisi alam tersebut. Artinya bumi seperti entitas-entitas lainnya memulai lintasan kesempurnannya semenjak hari pertama penciptaan[3] hingga suatu hari seluruh komponennya yang saling bertentangan dan akan muncul dalam bentuk sebuah bumi yang suci dan hampa segala komponen-komponen keras dan padat. Demikian juga akan memberikan kesaksian atas amal dan perbuatan manusia sebagaimana yang ditegaskan dalam ayat al-Qur’an.

Dunia lain yang disebut sebagai kiamat pada lintasan tingkatan eksistensi merupakan derajat eksistensial yang tertinggi dimana eksisten bagian-bagian fadhliyah dan komponen kasar dan padat tidak lagi ditemukan pada dunia tersebut. Pada akhirnya alam kiamat akan menjadi kesempurnaan eksistensial alam natural dan segala sistem yang berlaku di dalamnya. Dengan kata lain, wujud substansial masing-masing entitas berbeda dengan yang lain yang dari sudut pandang alam natural dan dunia laksana masa perkembangan dan alam akhirat adalah masa memetik buah yang segar yang merupakan sebuah entitas lainnya yang memiliki kehidupan, pencerapan dan intelegensia.[4]

Rasulullah Saw bersabda, “Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat di atas sebuah padang putih dan bersih seperti sebuah lempengan (roti) bersih yang tidak berlaku bagi siapa saja tanda-tanda apapun.”[5] Artinya tidak akan ada bangunan yang menaungi manusia. Tidak akan ada tempat ketinggian sehingga mata dapat memandang kemana-mana. Anda tidak boleh menyangka bahwa bumi atau padang tersebut ibarat padang dunia melainkan hanya sama dengan namanya. Ibnu Abbas berkata, “Di sana pepohonan, gunung-gunung, lembah-lembah dan segala apa yang ada di dalamnya akan binasa dan akan bertebaran laksana kulit Ukkazh.[6] Sebuah padang seperti perak putih yang tidak tampak darah padanya dan tidak terdapat dosa padanya. Kemudian pada akhirnya, langit-langit dan matahari, bumi dan bintang-bintangnya akan binasa.[7] [IQuest]



[1]. Allamah Thabathabai, Tafsir al-Mizân, jil. 20, hal. 342, Daftar Intisyarat-e Islami Jamiah Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qum, Qum, 1417 H.  

[2]. Silahkan lihat Jawaban 14414 (Site: 14773) Maad Jasmani dan Tidak Kembalinya Bagian-bagian Tamabahan 

[3]. Muhammad Syujai, Ma’âd ya Bâzgasyte be Sui Khudâ, hal. 72, Syerkat-e Sahami Intizhar, Paiz 1362 S.  

[4]. Sayid Muhammad Husaini Hamadani, Dirâkhsyân Partu az Ushûl Kâfi, jil. 4, hal. 7, Cap Khane Ilmiyah Qum, 1363 S.  

[5]. Shahih Muslim, jil. 8, hal. 127. Bukhâri, jil. 8, hal. 135, sesuai nukilan dari Mulla Muhsin Faidh Kasyani, al-Mahajjat al-Baidhâ fi Tahdzib al-Ihyâ, Korektor dan Annotator Ali Akbar Ghaffari, jil. 8, hal. 322, Muassasah Intisyarat-e Islami Jamiah Mudarrisin, Cetakan Keempat, 1417 H.  

[6]. Ukkazh adalah nama sebuah pasar di Mekkah tempat berkumpulnya orang-orang Arab setiap tahunnya. Mereka bermukim di tempat itu selama sebulan dan melakukan transaksi jual-beli barang, membaca syair dan saling berbanggaan satu sama lain. Kulit Ukkazh adalah disandarkan pada nama tempat tersebut.

[7]. Mulla Muhsin Faidh Kasyani, al-Mahajjat al-Baidhâ fi Tahdzib al-Ihyâ, Korektor dan Annotator Ali Akbar Ghaffari, jil. 8, hal. 322, Muassasah Intisyarat-e Islami Jamiah Mudarrisin, Cetakan Keempat, 1417 H. 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...