Please Wait
13521
Dalam kitab tafsir sastrawi al-Quran yang didominasi oleh pelbagai sisi sastra (bahasa, balagha, nahwu dan lain sebagianya) tidak terdapat perbedaan mencolok antara tafsir Syiah dan tafsir Sunni.
Perbedaan mencolok dan dominan yang terdapat pada tafsir Syiah dan tafsir Sunni terletak pada sikap orang-orang Syiah dalam tafsir al-Quran lantaran di samping bersandar pada sabda-sabda Rasulullah Saw, mereka juga menggunakan riwayat-riwayat dari para Imam Maksum As. Berbeda dengan Sunni yang hanya berpijak pada sabda-sabda Rasulullah Saw, para sahabat dan tabi’in.
Atas dasar itu, terma riwayat-riwayat tafsiri atau tafsir ma’tsur di kalangan Sunni adalah bagian tafsir yang menggunakan sunnah Rasulullah Saw dan ucapan-ucapan para sahabat atau tabi’in guna menjelaskan dan memapaparkan maksud Allah Swt atas ayat-ayat al-Quran. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Abdulazhim Zurqani, salah seorang peneliti al-Quran bermazhab Sunni, “Tafsir ma’tsur adalah tafsir yang sampai kepada kita terkait dengan penjelasan sunnah Rasulullah Saw atau ucapan para sahabat atas apa yang disampaikan Allah Swt dalam al-Quran.”[1] [iQuest]
[1]. Muhammad Abdulazhim Zurqani, Manâhil al-‘Irfân fi ‘Ulûm al-Qur’ân, jil. 1, hal. 480, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, Tanpa Tahun, Tanpa Penerbit, Tanpa Tempat.