Advanced Search
Hits
10798
Tanggal Dimuat: 2017/08/09
Ringkasan Pertanyaan
Mengapa dalam riwayat dijelaskan bahwa salat sunah Ashar sejumlah 4 rakaat, sedangkan salat sunah Isya tidak disebutkan?
Pertanyaan
Mengapa dalam hadis tentang tata cara Nabi Muhammad Saw mengerjakan salat sunah dinukilkan tentang salat sunah Ashar 4 rakaat namun tidak dijelaskan tentang salat wutairah (salat sunahIsya)?
Jawaban Global
Meskipun terdapat riwayat dengan redaksi demikian, namun ahli hadis dan fukaha Syiah memberi keterangan yang patut diperhatikan mengenai riwayat itu, yaitu bahwa pelaksanaan salat sunah Asyar oleh Nabi sejumlah 4 rakaat tidak bertentangan dengan anjuran salat sunah 4 rakaat yang lain karena boleh jadi Nabi Muhammad Saw sedang menjelaskan fadhilah salat sunah 4 rakaat salat Ashar yang lebih banyak dari pada salat sunah 4 rakaat lainnya.
Jawaban Detil
Diriwayatkan bahwa Imam Shadiq As dalam menjelaskan tata cara salat Nabi Muhammad Saw, beliau bersabda: Nabi Muhammad Saw dalam kesehariannya tidak melaksanakan salat hingga matahari tergelincir, ketika matahari melewati garis siang beliau mengerjakan 8 rakaat salat (nafilah Dhuhur) yang disebut dengan salat “awwābin.” Pada saat itu pintu langit terbuka, doa-doa akan dikabulkan, rahmat Ilahi mengalir dan Allah akan  memandang makhluk-Nya dengan pandangan cinta dan kasih sayang; karena bayangan sudah mencapai 1 hasta beliau mengerjakan 4 rakaat salat Dhuhur dan setelah salat Dhuhur beliau mengerjakan 2 rakaat sunah. Kemudian setelah itu, Nabi Saw salat nafilah lagi sebanyak 2 rakaat. Kemudian ketika bayangan telah bertambah dengan 1 hasta lagi, maka beliau mengerjakan salat Ashar. Setelah itu beliau tidak mengerjakan salat lagi hingga matahari tenggelam. Pada saat matahari tenggelam, yaitu matahari hilang dari pandangan mata, beliau mengerjakan salat Maghrib terlebih dahulu kemudian melanjutkan dengan 4 rakaat salat nafilah Maghrib; hingga matahari tenggelam (warna merah muncul di langit sebelah Barat), beliau tidak mengerjakan salat, dan ketika senja hilang, beliau mengerjakan salat Isya.
Kemudian Nabi pergi ke tempat tidur dan hingga tengah malam tidak mengerjakan salat apa pun. Ketika telah melewati tengah malam, beliau melakukan salat malam 8 rakaat dan pada seperempat malam terakhir, beliau mengerjakan salat sunah tiga rakaat (dua rakaat salat syafa’ dan 1 rakaat salat witir). Pada tiga rakaat itu, beliau membaca surah al-Fatihah dan surah al-Ikhlas. Di antara tiga rakaat itu diselingi salam pada rakaat ke-2 dan beliau akan membaca dzikir tertentu. Jika beliau mempunyai kesibukan lain, maka beliau melakukan pekerjaan itu dan tidak keluar dari tempat salatnya hingga menyelesaikan salat witir. Pada salat witir, sebelum ruku’ beliau membaca qunut terlebih dahulu sebelum akhirnya mengucapkan salam. Kemudian mengerjakan salat nafilah Subuh sebanyak 2 rakaat sebelum fajar atau kadang-kadang bersamaan dengan fajar atau kadang-kadang setelah fajar. Kemudian beliau mengerjakan 2 rakaat salat Subuh pada waktu Subuh shadiq yaitu ketika muncul warna putih yang secara jelas membentang disepanjang cakrawala. Inilah salat yang dikerjakan secara kontinyu hingga Allah Swt mencabut nyawa Nabi Muhammad Saw.[1]
Para ahli hadis dan fukaha Syiah berkenaan dengan riwayat tersebut memberikan catatan yang patut diperhatikan:
1.             Nabi Muhammad Saw mencukupkan dengan mengerjakan 4 rakaat salat sunah Ashar tidak bertentangan dengan kesunahan 4 rakaat salat lain (berdasarkan riwayat lain) –yang semuanya menjadi 8 rakaat- karena boleh jadi Nabi sedang menjelaskan bahwa fadhilah salat sunah Ashar lebih banyak dari pada salat sunah yang lainnya, sehingga hanya mencukupkan dengan mengerjakan 4 rakaat salat sunah Ashar.[2]
2.             Riwayat ini menunjukkan bahwa Rasululah Saw tidak kurang dari jumlah tersebut dalam mengerjakan salat.[3] Yaitu penjelasan jumlah minimal salat sunah Ashar, namun hal ini tidak bertentangan dengan dengan riwayat yang mengatakan nafilah Ashar lebih dari 4 rakaat. Terdapat riwayat untuk membenarkan hal ini: Abu Basyir bertanya kepada Imam Shadiq As tentang jumlah salat sunah dalam sehari semalam. Imam Shadiq As menjawab: Dianjurkan untuk mengerjakan salat sunah tidak kurang dari: 4 rakaat ketika matahari tergelincir, kemudian 2 rakaat setelah dhuhur, 2 rakaat sebelum Ashar, 2 rakaat setelah Maghrib, 2 rakaat setelah salat Isya, 8 rakaat ketika sahar, ditambah 2 rakaat salat Syafa’ dan 1 rakaat salat Witir sedangkan yang terakhir adalah 2 rakaat sebelum salat Subuh.[4]  Ungkapan
 «یُسْتَحَبُّ أَنْ لَا یُقْصَرَ عَنْه» menunjukkan jumlah minimal salat dalam sehari semalam bagi kebanyakan orang-orang, artinya orang-orang yang ingin mengerjakan salat nawafil, sebaiknya jumlah rakaatnya tidak kurang dari jumlah itu.[5]
3.             Allamah Thabathabai terkait dengan mengapa nafilah salat Isya (wutairah) tidak disebutkan dalam riwayat ini berkata: Salat (wutairah) tidak termasuk bilangan 51 rakaat yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad Saw dan dua rakaat itu dihitung sebagai 1 rakaat dan disyariatkan sebagai ganti dari salat witir sehingga jika kematian seseorang telah tiba, maka salat itu akan dihitung sebagai salat witir yang dilakukan pada akhir malam. Bukti keterangan ini adalah riwayat yang disampaikan Syaikh Shaduq yang dinukil dari Abu Bashir, yaitu ketika Imam Shadiq As bersabda: Seorang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, harus mengerjakan salat witir terlebih dahulu sebelum tidur. Abu Basyir bertanya: Maksudnya salat sunah dua rakaat yang dikerjakan dengan duduk? Imam menjawab: Iya, dua rakaat itu dihitung sebagai satu rakaat dan apabila seseorang mengerjakannya dan ia menemui ajalnya pada malam itu, maka ia seperti mengerjakan salat witir yang dikerjakan pada akhir malam dan apabila ia tidak meninggal, maka ia tetap megerjakan salat witir pada malam itu. Abu Bashir bertanya lagi: Apakah Rasulullah Saw juga mengerjakan salat sunah dua rakaat? Tidak. Mengapa? Imam bersabda: Karena telah sampai wahyu kepada Nabi Muhammad Saw bahwa apakah beliau akan meninggal pada malam itu ataukah tidak sementara orang lain tidak memiliki ilmu ini. Oleh itu, beliau tidak mengerjakan salat sunah Isya dan memerintahkan orang lain untuk mengerjakannya.[6]
 
Tentu saja makna dari pertanyaan perawi ini yang menyatakan apakah Rasululullah Saw juga mengerjakan salat sunah dua rakaat ini? Adalah bahwa Apakah Nabi Muhammad Saw menjadikan apa yang dilakukannya itu sebagai sunah dan melanggengkan amalan itu ataukah tidak?[7] [iQuest]

[1] Syaikh Shaduq, Man Lā Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 1, hal. 227, Qum, Daftar Intisyarat Islami, cet. 2, 1413 H; Syaikh Thusi, Tahdzib al-Ahkām, jil. 2 hal. 262, Tehran, Dar al-Kitab al-Islamiyah, cet. 4, 1497 H.
[2] .Majlisi, Muhammad Taqi, Raudhah al-Muttaqin fi Syarh Man Lā Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 2, hal. 86, Qum, Muasasah Farhang Islami Kusyanews, cet. 2 hal. 1406 H.
[3] Hamedani, Agha Ridha, Mishbāh al-Faqih, jil. 9, hal. 21-22, Qum, Muasasah al-Ja’fariyah li Ihya al-Tsurats wa Muasasah al-Nasyar al-Islami, cet. 1, 1416 H.
[4] Syaikh Thusi, Tahdzib al-Ahkām, jil. 2, hal. 6, Tehran, Dar al-Kitab al-Islamiyah, cet. Ke-4, 1407 H.
[5] Mishbāh al-Faqih, jil. 9, hal. 22.
[6] Syaikh Shaduq, ‘Ilal al-Syarāi’, jil. 2, hal. 330-331, Qum, Kitab Furusyi Dawari, cet. 1, 1385 S.
[7] Thabathabai, Sayid Muhamad Husain, Sunan al-Nabi Saw, hal. 235-237, Islamiyah, cet ke-7, 1378 S.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...