Advanced Search
Hits
11195
Tanggal Dimuat: 2017/08/09
Ringkasan Pertanyaan
Mengapa dalam riwayat dijelaskan bahwa salat sunah Ashar sejumlah 4 rakaat, sedangkan salat sunah Isya tidak disebutkan?
Pertanyaan
Mengapa dalam hadis tentang tata cara Nabi Muhammad Saw mengerjakan salat sunah dinukilkan tentang salat sunah Ashar 4 rakaat namun tidak dijelaskan tentang salat wutairah (salat sunahIsya)?
Jawaban Global
Meskipun terdapat riwayat dengan redaksi demikian, namun ahli hadis dan fukaha Syiah memberi keterangan yang patut diperhatikan mengenai riwayat itu, yaitu bahwa pelaksanaan salat sunah Asyar oleh Nabi sejumlah 4 rakaat tidak bertentangan dengan anjuran salat sunah 4 rakaat yang lain karena boleh jadi Nabi Muhammad Saw sedang menjelaskan fadhilah salat sunah 4 rakaat salat Ashar yang lebih banyak dari pada salat sunah 4 rakaat lainnya.
Jawaban Detil
Diriwayatkan bahwa Imam Shadiq As dalam menjelaskan tata cara salat Nabi Muhammad Saw, beliau bersabda: Nabi Muhammad Saw dalam kesehariannya tidak melaksanakan salat hingga matahari tergelincir, ketika matahari melewati garis siang beliau mengerjakan 8 rakaat salat (nafilah Dhuhur) yang disebut dengan salat “awwābin.” Pada saat itu pintu langit terbuka, doa-doa akan dikabulkan, rahmat Ilahi mengalir dan Allah akan  memandang makhluk-Nya dengan pandangan cinta dan kasih sayang; karena bayangan sudah mencapai 1 hasta beliau mengerjakan 4 rakaat salat Dhuhur dan setelah salat Dhuhur beliau mengerjakan 2 rakaat sunah. Kemudian setelah itu, Nabi Saw salat nafilah lagi sebanyak 2 rakaat. Kemudian ketika bayangan telah bertambah dengan 1 hasta lagi, maka beliau mengerjakan salat Ashar. Setelah itu beliau tidak mengerjakan salat lagi hingga matahari tenggelam. Pada saat matahari tenggelam, yaitu matahari hilang dari pandangan mata, beliau mengerjakan salat Maghrib terlebih dahulu kemudian melanjutkan dengan 4 rakaat salat nafilah Maghrib; hingga matahari tenggelam (warna merah muncul di langit sebelah Barat), beliau tidak mengerjakan salat, dan ketika senja hilang, beliau mengerjakan salat Isya.
Kemudian Nabi pergi ke tempat tidur dan hingga tengah malam tidak mengerjakan salat apa pun. Ketika telah melewati tengah malam, beliau melakukan salat malam 8 rakaat dan pada seperempat malam terakhir, beliau mengerjakan salat sunah tiga rakaat (dua rakaat salat syafa’ dan 1 rakaat salat witir). Pada tiga rakaat itu, beliau membaca surah al-Fatihah dan surah al-Ikhlas. Di antara tiga rakaat itu diselingi salam pada rakaat ke-2 dan beliau akan membaca dzikir tertentu. Jika beliau mempunyai kesibukan lain, maka beliau melakukan pekerjaan itu dan tidak keluar dari tempat salatnya hingga menyelesaikan salat witir. Pada salat witir, sebelum ruku’ beliau membaca qunut terlebih dahulu sebelum akhirnya mengucapkan salam. Kemudian mengerjakan salat nafilah Subuh sebanyak 2 rakaat sebelum fajar atau kadang-kadang bersamaan dengan fajar atau kadang-kadang setelah fajar. Kemudian beliau mengerjakan 2 rakaat salat Subuh pada waktu Subuh shadiq yaitu ketika muncul warna putih yang secara jelas membentang disepanjang cakrawala. Inilah salat yang dikerjakan secara kontinyu hingga Allah Swt mencabut nyawa Nabi Muhammad Saw.[1]
Para ahli hadis dan fukaha Syiah berkenaan dengan riwayat tersebut memberikan catatan yang patut diperhatikan:
1.             Nabi Muhammad Saw mencukupkan dengan mengerjakan 4 rakaat salat sunah Ashar tidak bertentangan dengan kesunahan 4 rakaat salat lain (berdasarkan riwayat lain) –yang semuanya menjadi 8 rakaat- karena boleh jadi Nabi sedang menjelaskan bahwa fadhilah salat sunah Ashar lebih banyak dari pada salat sunah yang lainnya, sehingga hanya mencukupkan dengan mengerjakan 4 rakaat salat sunah Ashar.[2]
2.             Riwayat ini menunjukkan bahwa Rasululah Saw tidak kurang dari jumlah tersebut dalam mengerjakan salat.[3] Yaitu penjelasan jumlah minimal salat sunah Ashar, namun hal ini tidak bertentangan dengan dengan riwayat yang mengatakan nafilah Ashar lebih dari 4 rakaat. Terdapat riwayat untuk membenarkan hal ini: Abu Basyir bertanya kepada Imam Shadiq As tentang jumlah salat sunah dalam sehari semalam. Imam Shadiq As menjawab: Dianjurkan untuk mengerjakan salat sunah tidak kurang dari: 4 rakaat ketika matahari tergelincir, kemudian 2 rakaat setelah dhuhur, 2 rakaat sebelum Ashar, 2 rakaat setelah Maghrib, 2 rakaat setelah salat Isya, 8 rakaat ketika sahar, ditambah 2 rakaat salat Syafa’ dan 1 rakaat salat Witir sedangkan yang terakhir adalah 2 rakaat sebelum salat Subuh.[4]  Ungkapan
 «یُسْتَحَبُّ أَنْ لَا یُقْصَرَ عَنْه» menunjukkan jumlah minimal salat dalam sehari semalam bagi kebanyakan orang-orang, artinya orang-orang yang ingin mengerjakan salat nawafil, sebaiknya jumlah rakaatnya tidak kurang dari jumlah itu.[5]
3.             Allamah Thabathabai terkait dengan mengapa nafilah salat Isya (wutairah) tidak disebutkan dalam riwayat ini berkata: Salat (wutairah) tidak termasuk bilangan 51 rakaat yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad Saw dan dua rakaat itu dihitung sebagai 1 rakaat dan disyariatkan sebagai ganti dari salat witir sehingga jika kematian seseorang telah tiba, maka salat itu akan dihitung sebagai salat witir yang dilakukan pada akhir malam. Bukti keterangan ini adalah riwayat yang disampaikan Syaikh Shaduq yang dinukil dari Abu Bashir, yaitu ketika Imam Shadiq As bersabda: Seorang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, harus mengerjakan salat witir terlebih dahulu sebelum tidur. Abu Basyir bertanya: Maksudnya salat sunah dua rakaat yang dikerjakan dengan duduk? Imam menjawab: Iya, dua rakaat itu dihitung sebagai satu rakaat dan apabila seseorang mengerjakannya dan ia menemui ajalnya pada malam itu, maka ia seperti mengerjakan salat witir yang dikerjakan pada akhir malam dan apabila ia tidak meninggal, maka ia tetap megerjakan salat witir pada malam itu. Abu Bashir bertanya lagi: Apakah Rasulullah Saw juga mengerjakan salat sunah dua rakaat? Tidak. Mengapa? Imam bersabda: Karena telah sampai wahyu kepada Nabi Muhammad Saw bahwa apakah beliau akan meninggal pada malam itu ataukah tidak sementara orang lain tidak memiliki ilmu ini. Oleh itu, beliau tidak mengerjakan salat sunah Isya dan memerintahkan orang lain untuk mengerjakannya.[6]
 
Tentu saja makna dari pertanyaan perawi ini yang menyatakan apakah Rasululullah Saw juga mengerjakan salat sunah dua rakaat ini? Adalah bahwa Apakah Nabi Muhammad Saw menjadikan apa yang dilakukannya itu sebagai sunah dan melanggengkan amalan itu ataukah tidak?[7] [iQuest]

[1] Syaikh Shaduq, Man Lā Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 1, hal. 227, Qum, Daftar Intisyarat Islami, cet. 2, 1413 H; Syaikh Thusi, Tahdzib al-Ahkām, jil. 2 hal. 262, Tehran, Dar al-Kitab al-Islamiyah, cet. 4, 1497 H.
[2] .Majlisi, Muhammad Taqi, Raudhah al-Muttaqin fi Syarh Man Lā Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 2, hal. 86, Qum, Muasasah Farhang Islami Kusyanews, cet. 2 hal. 1406 H.
[3] Hamedani, Agha Ridha, Mishbāh al-Faqih, jil. 9, hal. 21-22, Qum, Muasasah al-Ja’fariyah li Ihya al-Tsurats wa Muasasah al-Nasyar al-Islami, cet. 1, 1416 H.
[4] Syaikh Thusi, Tahdzib al-Ahkām, jil. 2, hal. 6, Tehran, Dar al-Kitab al-Islamiyah, cet. Ke-4, 1407 H.
[5] Mishbāh al-Faqih, jil. 9, hal. 22.
[6] Syaikh Shaduq, ‘Ilal al-Syarāi’, jil. 2, hal. 330-331, Qum, Kitab Furusyi Dawari, cet. 1, 1385 S.
[7] Thabathabai, Sayid Muhamad Husain, Sunan al-Nabi Saw, hal. 235-237, Islamiyah, cet ke-7, 1378 S.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Siapakah yang dimaksud Ahlulbait itu?
    11852 Teologi Lama 2014/08/23
    Ahlulbait merupakan sebuah terminologi Qurani, hadis dan teologis yang bermakna keluarga Nabi Saw. Terminologi ini dalam makna ini hanya sekali disebutkan dalam al-Quran pada ayat Tathir yaitu ayat 33 surah al-Ahzab. "Innamâ yuridullâh liyudzhiba 'ankum al-rijsa Ahlalbait wa Yutahhirakum Tathira." Sesungguhnya Allah Swt hendak mensucikan kalian wahai ...
  • Apakah para Imam Maksum juga melakukan praktik mut'ah (pernikahan sementara)?
    12894 Para Maksum 2009/10/17
    Pernikahan sementara merupakan salah satu tradisi (sunnah) dalam Islam yang dibolehkan secara syar'i dalam al-Qur'an yang menegaskan kehalalalan pernikahan ini. Sebagaimana hal ini disebutkan dalam surah al-Nisa (4) ayat 24. Sedemikian sehingga berdasarkan ayat tersebut orang-orang beriman dapat memanfaatkan pernikahan seperti ini sekiranya dipandang perlu dan ada keinginan ...
  • Apakah Imam ‘Ali As memiliki istri lainnya selagi Sayidah Zahra As masih hidup?
    8643 Sejarah Para Pembesar 2009/08/09
    Sesuai dengan apa yang disebutkan oleh kitab-kitab sejarah bahwa istri pertama Amirul Mukminin Ali As adalah Sayidah Fatimah. Dan pada masa hidup Sayidah Zahra, Imam ‘Ali As tidak menikah dengan wanita lain. Mengingat salah satu wasiat Hadhrat Zahra As adalah bahwa beliau menikah dengan Amamah binti ‘Ash yang pada hakikatnya ...
  • Ayah saya telah syahid. Saya ketika itu belum mencapai usia baligh dan tidak tahu secara pasti berapa jumlah salat qadhâ ayah saya? Apa yang harus saya lakukan dalam masalah?
    5812 Hukum dan Yurisprudensi 2012/01/07
    Sesuai dengan fatwa para marja agung taklid, apabila ayah memiliki salat qadhâ, maka kewajiban menunaikan salat qadhâ tersebut jatuh di pundak putra sulung (tertua). Terlepas dari apakah pada masa meninggalnya ayah, sang anak telah mencapai usia baligh atau tidak.[1] Apabila sang anak tidak mengetahui ...
  • Apa hukumnya membatalkan salat dengan sengaja menurut fatwa Pemimpin Agung Revolusi Imam Khamenei?
    18394 Hukum dan Yurisprudensi 2011/06/19
    Haram hukumnya membatalkan dan memutus salat wajib dalam kondisi ikhtiar (tidak darurat) hanya saja perbuatan ini tidak menyebabkan orang harus membayar kaffarah. Apabila seseorang ragu dan syak bahwa apakah salatnya telah benar ia kerjakan atau tidak maka ia tidak boleh mengindahkan ragunya itu dan harus bersandar bahwa salat yang telah ...
  • Siapakah dan bagaimanakah sosok Mansur Hallaj itu?
    11857 Tafsir 2011/12/13
    Husain bin Mansur Hallaj lahir di Baidha (salah satu daerah di bilangan Syiraz) namun kemudian tumbuh besar di Irak. Hallaj merupakan sosok arif paling kontroversial dalam dunia Islam dan banyak mengungkapkan syathiyyât. Para juris banyak mengkafirkannya dan memvonis hukuman gantung bagi Hallaj pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah. ...
  • Bagaimana manusia bisa sampai pada kesempurnaan?
    15995 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    1.     Jawaban untuk pertanyaan di atas bisa diklasifikasikan dalam empat bahasan, yaitu: a. Definisi dari kata "sempurna" dan perbedaannya dengan kata "lengkap"; b. Kesempurnaan manusia; c. Kesempurnaan manusia dari perspektif Islam; dan d. Jalan ...
  • Terdapat dalam buku sejarah yang manakah cerita tentang tangan baidha atau tangan putih, tongkat Nabi Musa yang menjadi Naga dan Nabi Musa yang melewati sungai Nil?
    12167 Sejarah Para Pembesar 2012/07/18
    Banyak dari surah-surah al-Quran yang berbicara tentang mukjizat-mukjizat para nabi, termasuk Nabi Musa dan terutama cerita tentang tangan baidha, tongkat beliau yang menjadi naga dan cerita mengenai lewatnya Nabi Musa di atas sungai Nil. Demikian juga banyak kitab-kitab sejarah yang membahas tentang masalah ini, termasuk ...
  • Apa alasan Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah ?
    45166 Sejarah 2015/08/17
    Selama di Mekkah, Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya mendapatkan ganguan, siksaan dan ancaman. Secara umum kaum Muslimin harus menghadapi kondisi yang sangat pelik dan sulit. Pada tahun kesepuluh bi’tsat, tidak lama setelah keluarnya Bani Hasyim dari Sy’ib, Abu Thalib[i] dan Khadijah
  • Apa warna sorban Nabi Saw dan para Imam Maksum As?
    28845 Para Maksum 2009/12/16
    Di masa kekinian, banyak dari umat dan kelompok manusia memiliki pelbagai tanda dan alamat yang dengan perantara tanda atau alamat tersebut mereka saling mengenal dan menjalin hubungan antara satu dengan yang lain. Begitu pula dengan para Sayid dengan mengikut pada datuknya yang mengenakan sorban ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    262944 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    247441 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230828 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    216271 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    177105 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    172174 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168910 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    159412 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    142128 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134927 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...