Advanced Search
Hits
15500
Tanggal Dimuat: 2010/03/06
Ringkasan Pertanyaan
Apakah yang dimaksud dengan ‘arsy dan kursi itu?
Pertanyaan
Apakah yang dimaksud dengan ‘arsy dan kursi itu?
Jawaban Global

Dengan menggunakan ayat-ayat dan hadis, para penafsir al-Quran memberikan beberapa  kemungkinan makna terhadap ‘arsy dan kursi. Sebagian mengatakan, ‘arsy dan kursi adalah satu sesuatu yang memiliki dua nama, keduanya merupakan makna kiasan yang muncul dari sebuah maqam dimana masalah pengaturan dunia bersumber darinya.

Sebagian lainnya meyakini bahwa:

1.     Yang dimaksud dengan kursi adalah wilayah dan pengaruh ilmu Ilahi yaitu pengetahuan Tuhan yang meliputi seluruh langit dan bumi, dan tidak ada sesuatu yang keluar dari batasan ilmu Ilahi.

2.     ‘arsy dan kursi merupakan sebuah kedudukan kesultanan dan kebijakan Ilahi. Kursi adalah cakupan dan pengaruh Tuhan atas majemuk alam materi termasuk bumi, bintang-bintang, galaksi dan nebula, sedangkan ‘arsy adalah cakupan dan pengaruh Tuhan atas alam-alam ruh, malaikat dan dunia metafisik tabiat.

3.     ‘arsy merupakan sebuah eksistensi yang khas dan hakiki, bukan penafsiran dari maqam ketuhanan, sementara kursi adalah sebuah eksistensi yang lebih luas dari langit-langit dan bumi yang terlingkupi dari segala sisi.

4.     Pada sebagian ayat, ‘arsy adalah sebuah eksistensi hakiki, dan pada tempat lain makna ‘arsy merupakan makna kiasan.

Jawaban Detil

‘arsy secara leksikal berarti tahta, singgasana kerajaan dan tahta Rabbul ‘Alamin yang tidak bisa didefinisikan.[1] ‘arsy pada prinsipnya berarti sesuatu yang memiliki atap, dan jamaknya adalah ‘urusy. Tempat duduk raja juga disebut sebagai ‘arsy. Ini karena melihat

ketinggiannya.[2]

Kursi adalah tahta, ilmu, pengetahuan, harta, kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya.[3]

Dalam Al-Quran, selain langit, bumi dan apa yang ada diantara keduanya, terdapat pula dua eksistensi lain dengan nama ‘arsy dan kursi.

Mengenai pengertian kata ‘arsy dan kursi, dengan menggunakan ayat-ayat dan riwayat-riwayat dari para Imam Maksum As, para penafsir al-Quran menyatakan kemungkinan-kemungkinan berikut:

Sebagian memberikan kemungkinan bahwa ‘arsy dan kursi merupakan satu sesuatu yang memiliki dua nama, ‘arsy menunjukkan pada monarki kesultanan dan kekuasaan, sedangkan kursi menunjukkan pada kredibilitas yang lebih baik, pemimpin para penguasa dan markas kepemimpinan, keduanya merupakan intepretasi nominatif dari sebuah tingkatan dimana persoalan pengaturan alam bersumber darinya.[4]

Dalam Al-Quran, ‘arsy dengan makna tahta digunakan sebanyak empat kali (yaitu dalam surah-surah Yusuf ayat 100, dan surah An- Nahl ayat: 23, 38 dan 42), sedangkan ‘arsy Ilahi diisyaratkan sebanyak 21 kali. Isyarat-isyarat ini biasanya bercorak nisbi; ayat-ayat ‘arsy juga merupakan salah satu ayat mutasyabihat yang penting dalam al-Quran.[5]

Sementara itu, kemungkinan-kemungkinan makna mengenai kata ‘arsy Ilahi ini diantaranya adalah:

1. Mungkin yang dimaksud dengan ‘arsy tak lain adalah maqam kesultanan dan kebijakan Ilahi, terutama karena biasanya dalam al-Quran al Karim setelah kata ‘arsy akan diikuti dengan kata kebijakan atau misdaknya, seperti, “…  kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy

untuk mengatur segala urusan.” [6]

2. Kemungkinan kedua, ‘arsy adalah nama sebuah eksistensi yang khas dan nyata, seperti, “... dan Dia-lah Tuhan yang memiliki ‘arsy yang agung.[7]. Dari lahiriah ayat ini dapat disimpulkan bahwa ‘arsy merupakan sebuah eksistensi dimana Tuhan adalah Pengatur segala urusan.

Dengan memperhatikan ayat berikut, “Para malaikat yang memikul ‘arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhan[8], maka yang dimaksud pada ayat di atas (“... dan Dia-lah Tuhan yang memiliki ‘arsy yang agung.”) tidak menutup kemungkinan bahwa ‘arsy merupakan sebuah eksistensi yang nyata dan hakiki.

3. Kemungkinan ketiga dalam makna ‘arsy adalah kumpulan antara dua makna dan detil ayat-ayat, yaitu, dalam sebagian ayat, ‘arsy adalah eksistensi yang hakiki dan nyata, dan pada sebagian ayat lainnya, makna ‘arsy ditafsirkan bermakna kiasan.[9]

Mengenai makna ‘arsy ini Allamah Thabathabai mengatakan, ‘arsy merupakan sebuah hakikat dari hakikat-hakikat luaran, sedangkan ayat berikut, “… kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy”, selain merupakan sebuah perumpamaan dimana cakupan kebijakan Tuhan termanifestasi dalam kepemilikan-Nya, juga menunjukkan bahwa di antara semuanya ini terdapat juga hakikat yang diantaranya tak lain adalah tingkatan dimana keseluruhan persoalan terkumpul di sana. Dari lahiriah ayat-ayat (Mukmin: 7, Al-Haqqah: 17 dan Az-Zumar: 74) diketahui bahwa arsy adalah sebuah hakikat dari hakikat-hakikat luar.[10]

Berdasarkan apa yang bisa disimpulkan dari riwayat-riwayat yang membahas makna ‘arsy ditemukan bahwa ‘arsy merupakan sebuah eksistensi hakiki yang disebutkan siapa para pembawanya. Suatu ketika kepada Imam Shadiq As ditanyakan mengenai ‘arsy dan kursi, dalam menjawab pertanyaan ini beliau bersabda, “Sesungguhnya ‘arsy memiliki sifat yang banyak dan berfariasi”[11], dimana saja al-Quran menyebutkan tentang kata ‘arsy dalam kaitan dengan momen tertentu, maka ia akan menyebutkan sifat yang berkaitan dengan maksud tersebut, misalnya dalam kalimat "Rabbul arsyil azhim,” ‘arsy adzim di sini bermakna kepemilikan yang agung, sedangkan pada kalimat “al-Rahman ‘alal arsyi istawa,” bermakna bahwa Tuhan menguasai kepemilikan-Nya dan hal ini tak lain adalah ilmu dan pengetahuan-Nya terhadap kebagaimanaan benda. Kalimat ini, apabila dirangkaikan dengan kursi, maka akan memiliki makna selain makna kursi, karena ‘arsy dan kursi merupakan dua pintu dari pintu-pintu gaib terbesar dan mereka sendiripun adalah gaib, dan dalam hal kegaiban, mereka adalah sama, dengan perbedaan bahwa kursi berada pada lahiriah gaib itu, dimana terbitnya segala sesuatu yang baru berasal dari sana dan fenomena segala benda berasal dari pintu tersebut, sedangkan ‘arsy merupakan batinnya, yaitu ilmu dan kualitas eksistensi dan keberadaan mereka, jumlah, batasan dan tempat mereka, demikian juga kemauan, sifat kehendak, ilmu pengetahuan, gerak, meninggalkan, ilmu terhadap permulaan eksistensi, seluruhnya berasal dari pintu tersebut.

Jadi ‘arsy dan kursi, adalah dua pintu yang saling berdekatan, hanya saja pemilik ‘arsy, bukan pemilik kursi dan ilmunya lebih gaib dan lebih tersembunyi dari ilmu kursi.[12]

Syeikh Saduq dalam penjelasannya mengenai kalimat “Tsumma al-arsy fi al-washl mutaffaridun minal kursi,” berkata, “Arsy lebih utama dari kursi dan efektifitas di dalamnya tanpa perantara, ‘arsy dan kursi merupakan dua buah eksistensi dari eksistensi-eksistensi malakuti yang gaib dari pemahaman.” [13]

Diriwayatkan dari Rasulullah Saw yang bersabda, “Sesungguhnya matahari, bulan dan bintang-bintang berasal dari cahaya ‘arsy Tuhan Sang Pencipta”[14]

Makna Kursi:

Kata kursi, hanya disebutkan satu kali dalam al-Quran, yaitu pada ayat, Kursi Allah meliputi langit dan bumi[15] dan dalam makna tersebut telah disebutkan beberapa kemungkinan berikut:

1.     Kursi; yaitu daerah kekuasaan dan perumpamaan atas tingkat pemerintahan. Dengan makna ini dimana kekuasaan Tuhan meliputi seluruh langit-langit dan bumi, dan cakupan dan batasan-Nya meliputi seluruhnya, dengan demikian kursi Tuhan merupakan majemuk alam materi baik yang berupa bumi, bintang-bintang, galaksi maupun nebula-nebula. Berdasarkan makna kursi ini, ‘arsy seharusnya merupakan sebuah tingkatan yang lebih tinggi dari alam materi. Dalam keadaan ini makna ‘arsy adalah alam arwah dan malaikat-malaikat serta dunia meta fisika.[16]

2.     Kemungkinan kedua, yang dimaksud dengan kursi adalah sebuah wilayah cakupan pengetahuan Tuhan, yaitu ilmu Tuhan yang meliputi keseluruhan langit-langit dan bumi dan tidak ada sesuatu yang keluar dari batasan ilmu Tuhan.[17]

Teori ini diperkuat dengan sebuah riwayat dari Imam Shadiq As, dimana kepada beliau ditanyakan, “Apa yang dimaksud dengan kursi dalam ayat Kursi Allah meliputi langit dan bumi”, dan beliau menjawab, “Ilmu-Nya”[18] Demikian juga dalam makna kursi beliau bersabda, “Kursi adalah ilmu khusus Tuhan yang tidak seorangpun (bahkan para nabi) memiliki pengetahuan atasnya.”[19]

3.     Sedangkan kemungkinan ketiga dalam makna kursi ini adalah, kursi merupakan sebuah wksistensi yang lebih luas dari seluruh langit-langit dan bumi yang melingkupi dan mengelilingi mereka dari segala arah.

Ketika ditanyakan kepada Imam Ali As mengenai kursi, beliau bersabda, “Al-kursi muhitun bissamawati walardh wa mabainahum wa ma tahta tsara.”[20] “Kursi berada di atas bumi dan langit-langit dan mengelilingi apapun yang berada di antara keduanya dan apapun yang berada pada kedalaman bumi.”[21] Tentunya, sebagaimana yang terlihat, dalam riwayat ini kursi juga dianggap sebagai sebuah eksistensi yang hakiki dan nyata. Menurut keyakinan para penulis tafsir Namuneh, tidak ada saling kontradiksi dalam ketiga, karena yang dimaksud dengan kursi dalam ayatKursi Allah meliputi langit dan bumi bisa juga mengisyarahkan pada pengaruh kekuasaan mutlak dan kekuatanTuhan di langit-langit dan bumi dan juga pengaruh ilmu-Nya serta dunia yang lebih luas dari dunia ini yang meliputi langit dan bumi.[22] [IQuest]



[1] . Shafi Pur, Abdul Karim, Muntahâ al-Arb, jil. 3 dan 4, bab al-‘Ain, hal. 1716.

[2] . Raghib Ishfahani, Mufradat Alfâzh-e Qurân, klausul ‘arsy.

[3] . Shafi Pur, Abdul Karim, Muntahâ Al-Arb, jil. 3 dan 4, bab al-Kaf, hal. 1090.

[4] . Mishbah Yazdi, Muhammad Taqi, Ma’ârif-e Qurân, jil 1-3, hal. 248.

[5] . Khuramsyahi, Bahauddin, Dânesy-nâmeh-ye Qurân, jil. 2, hal. 1445-1446.

[6] . Qs. Yunus: 3.

[7] . Qs. At-Taubah: 129

[8] . Qs. Ghafir: 7

[9] . Mishbah Yazdi, Muhammad Taqi, Ma’ârif-e Qurân, jil. 1-3, hal. 249-250.

[10] . Syams, Murad Ali, Ba Allamah dar Al-Mizân, jil. 2, hal. 165-166.

[11] . Tauhid Shaduq, hal. 321-322, hadis 1, bab 50.

[12] . Al-Mizân (Terjemah), jil.8, hal 206.

[13] . Tauhid Shaduq, hal. 321-322, bab 50.

[14] . Al-Durr al-Mantsur, jil.3, hal. 477; Bihârul Anwâr, jil. 55, hal. 210.

[15] . Qs. Al-Baqarah: 255.

[16] . Tafsir Namuneh, jil. 2, hal. 200-201.

[17] . Al-Mizan (Terjemah), jil. 2, hal. 513; Tafsir Namuneh, jil. 2, hal. 200-201.

[18] . At-Tauhid, hal. 327.

[19] . Ma’âni Al-Akhbâr, hal. 29, hadis 1; Tafsir Burhan, jil. 1, hal. 240, hadis 6.

[20] . Tafsir Nur Ats-Tsaqalain, jil. 8, hal. 260, hadis 1042.

[21] . Tafsir Namuneh, jil. 2, hal. 200-201

[22] . Tafsir Namuneh, jil. 2, hal. 200-201

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

  • Apakah ada contoh kasus dalam sejarah bahwa hanya dengan sekali pandangan para Imam Maksum As, mereka telah memberikan petunjuk batin?
    8651 Teologi Lama 2012/04/04
    Mengingat bahwa makam imâmah adalah makam realisasi tujuan-tujuan mazhab dan hidayah (petunjuk) bermakna menyampaikan seseorang hingga tujuan akhir, tidak sekedar memberikan bimbingan, maka makam imâmah ini juga mencakup petunjuk takwini; artinya pengaruh batin dan penetrasi spiritual imam dan pancaran cahaya wujudnya bersinar dalam hati manusia dan demikianlah ...
  • Nama empat nama wanita terpilih dan nama ayah-ayah mereka?
    11607 Sejarah Para Pembesar 2010/07/18
    Di antara para wali dan orang-orang saleh terdapat para wanita sepanjang sejarah kemanusiaan yang banyak melakukan pengorbanan dan pengabdian di jalan tauhid dan untuk mencapai tujuan-tujuan Ilahi. Nama-nama mereka senantiasa bersinar terang di sepanjang perjalanan sejarah umat manusia. Akan ...
  • Bagaimana cara benar dan mudah dalam memilih marja taklid a’lam bagi para muallaf dan tidak memiliki akses kepada ulama?
    9147 Hukum dan Yurisprudensi 2010/11/08
    Bertaklid kepada marja a’lam maksudnya adalah bahwa orang-orang yang tidak memiliki keahlian dalam masalah-masalah juristik (fikih) dalam menunaikan tugas-tugas syar’inya harus beramal berdasarkan fatwa seorang mujtahid yang memiliki keahlian sempurna dalam ilmu Fikih dan lebih pandai (a’lam) daripada mujtahid lainnya. Mujtahid a’lam dapat diidentifikasi melalui tiga cara ...
  • Apa perbedaan antara imam dan khalifah?
    25097 Teologi Lama 2013/08/19
    Kendati menurut pandangan sebagian cendekiawan Ahli Sunnah, seperti Ibnu Khaldun, tidak ada perbedaan antara imam dan khalifah, dan keduanya adalah satu makna yaitu pelanjut dari pemilik syariat dalam menjaga agama dan kebijakan atau politik dunia, akan tetapi, secara umum dan ringkas bisa dikatakan bahwa kedudukan imâmah, sebagaimana ...
  • Dapatkah Anda membuktikan sifat mahakaya Tuhan dari sudut pandang rasional?
    10362 Teologi Lama 2011/11/06
    Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an, “Hai manusia, kamulah yang memerlukan kepada Allah; dan hanya Allah-lah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji.” (Qs. Al-Fathir [35]:15) Sifat mahakaya dan tidak membutuhkan merupakan salah satu sifat tsubutiyah Tuhan. Penetapan sifat Tuhan secara umum dilakukan setelah penetapan keberadaan Tuhan. Sifat mahakaya yang bermakna ...
  • Apa hukum salat jenazah pada mazhab Ja’fari? Dan bagaimana cara pelaksanaannya?
    9617 Hukum dan Yurisprudensi 2012/10/23
    Jawaban yang diberikan oleh para juris (fakih) Syiah terhadap pertanyaan di atas adalah sebagai berikut: Wajib mendirikan salat atas jenazah Muslim atau anak yang dihukumi sebagai Muslim[1] dan telah genap berusia enam tahun.[2] Salat jenazah memiliki lima takbir dan di antara setiap ...
  • Apakah kutukan menjadi kera adalah hukuman bagi orang yang pada hari Sabtu karena mereka butuh untuk menangkap ikan?
    14538 Tafsir 2012/05/15
    Pertama-tama harus diketahui bahwa kutukan terhadap Bani Israel bukanlah semata-mata karena mereka mencari penghidupan dengan menangkap ikan; karena pekerjaan ini bukan hanya tidak berdosa dan berkonsekuensi masakh melainkan dalam logika Islam perbuatan ini termasuk sebagai ibadah. Imam Shadiq As bersabda, “Barang siapa yang mencari rezeki untuk menghidupi ...
  • Apa hukumnya menikah dengan seorang gadis Sunni?
    14988 Hukum dan Yurisprudensi 2012/03/11
    Dalam pandangan Islam pernikahan dan membentuk ikatan rumah tangga memiliki signifikansi yang tinggi. Pernikahan merupakan sebuah perbuatan mulia dan dianjurkan bagi setiap orang untuk melangsungkannya. Namun apabila ia tahu bahwa sekiranya tidak menikah akan menjatuhkannya dalam kubangan doa maka dari itu menikah menjadi wajib baginya.
  • Apa maksudnya buruk sangka (su’u al-zhan) dalam al-Quran? Sebab, akibat dan cara pengobatannya? Apa ciri-ciri orang-orang yang berburuk sangka?
    17587 Akhlak Praktis 2015/04/18
    Buruk sangka merupakan sebuah kondisi batin seseorang dan termasuk salah satu sifat yang sangat jelek yang dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang; karena pengaruh buruknya dapat menimpa secara personal, sosial, mental dan fisikal, duniawi dan ukhrawi. Dalam literatur-literatur Islam disebutkan tentang sebab-sebab munculnya buruk sangka di samping ...
  • Bagaimana kedudukan dan kepribadian Zurarah di hadapan para Imam Maksum As?
    7760 Sejarah Para Pembesar 2012/02/02
    Zurarah adalah salah satu sahabat para Imam Maksum As yang memiliki kedudukan dan derajat tinggi di sisi mereka. Ia dipandang sebagai salah seorang sahabat ijma’ (konsensus). Ulama sepakat dan mencapai konsensus terkait dengan witsâqah (kehandalannya) dan kejujurannya.Meski terdapat sebagian riwayat yang mengecamnya, namun di antara sekumpulan riwayat dan kesimpulan ...

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    262532 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    247177 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230690 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215913 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176945 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    172037 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168680 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    159198 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    141828 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134727 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...