Advanced Search
Hits
52540
Tanggal Dimuat: 2011/09/18
Ringkasan Pertanyaan
Apakah seluruh ayat al-Qur’an memiliki sya’n al-nuzûl atau tidak? Bagaimana kedudukan sya’n al-nuzûl dalam upaya manusia memahami al-Qur’an?
Pertanyaan
Apakah seluruh ayat al-Qur’an memiliki sya’n al-nuzûl atau tidak? Bagaimana kedudukan sya’n al-nuzûl dalam upaya manusia memahami al-Qur’an?
Jawaban Global

Ayat-ayat al-Qur’an terbagi menjadi dua bagian. Sekelompok ayat yang memiliki sya’n al-nuzûl (sebab-sebab pewahyuan) dan sekelompok lainnya tidak memiliki sya’n al-nuzûl, misalnya sebagian ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan mabdâ (hari permulaan), ma’âd (hari akhir), hal-hal yang detil berhubungan dengan dunia pasca kematian dan seterusnya.

Terdapat beberapa pendapat sehubungan dengan kedudukan sya’n al-nuzûl dalam penafsiran ayat-ayat al-Qur’an:

A.    Sebagian ulama Islam berpandangan bahwa setiap jenis upaya penafsiran tanpa memahami sya’n al-nuzûl ayat-ayat al-Qur’an merupakan sebuah upaya yang tidak mungkin dilakukan.

B.    Sebagian lainnya beranggapan bahwa menelisik sebab-sebab pewahyuan atau penurunan ayat-ayat semata-mata merupakan sebuah subyek sejarah dan upaya untuk menyingkap apa yang terjadi pada masa lalu yang tidak terlalu memiliki nilai dan bobot ilmiah serta tidak memiliki peran untuk dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an.

Namun yang benar adalah bahwa sya’n al-nuzûl di samping memiliki peran signifikan dalam mengantar manusia memahami ayat-ayat al-Qur’an dan tanpanya manusia akan menghadapi selaksa kesulitan dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an; namun dari sisi lain harap dicermati bahwa sya’n al-nuzûl tidak akan menspesifikasi (takhshish) pengertian ayat-ayat dan tidak membatasi makna pada obyek dan hal tertentu.  

Jawaban Detil

Ayat-ayat dan surah-surah dalam al-Qur’an terbagi menjadi dua bagian:

1.     Bagian pertama adalah ayat-ayat dan surah-surah yang turun berkaitan dengan pelbagai peristiwa sejarah dan pertanyaan yang mengemuka seperti sebagian ayat yang menyeru manusia untuk berpikir masalah tauhid dan keyakinan terhadap mabdâ (hari permulaan), ma’âd (hari akhir), kenabian, prinsip-prinsip moral, dan perilaku teladan manusia atau bertalian dengan rincian-rincian kehidupan pasca kematian, alam barzakh dan kiamat serta kondisi orang-orang budiman dan manusia-manusia jahat. Atau sebagian ayat menyebutkan kisah sejarah dan kisah-kisah teladan umat terdahulu dan nasib perbuatan setiap umat dalam masa hidupnya.[1]

2.     Bagian ayat lainnya yang turun dan diwahyukan sebagai buntut dari sebuah kejadian atau peristiwa yang terjadi atau sebuah pertanyaan yang mengemuka ihwal sebuah persoalan.

Dalam terminologi para penafsir (mufassir) dan ulama Ulumul Qur’an, adanya sebuah peristiwa atau pertanyaan yang sesuai dengan tuntutannya, yang merupakan bagian dari sebuah ayat atau sebagian darinya atau beberapa ayat atau sebuah surah dari al-Qur’an yang turun semasa atau setelahnya disebut sebagai sabab dan sya’n al-nuzûl.[2]

 

Terdapat beberapa pandangan sehubungan dengan kedudukan sya’n al-nuzûl dalam upaya manusia memahami al-Qur’an sebagaimana berikut:

1.     Sebagian ulama memandang mustahil seseorang dapat memberikan penafsiran apa pun penafsiran tersebut tanpa mengenal sya’n al-nuzûl ayat-ayat al-Qur’an. Wahidi berkata, “Mengetahui sebab-sebab pewahyuan dan turunnya (nuzûl) ayat-ayat merupakan perkara terpenting untuk mengenal dan mengetahui secara benar ayat-ayat al-Qur’an. Dan tanpanya setiap orang tidak akan dapat memahami dengan benar ayat-ayat al-Qur’an.”[3] Jalaluddin al-Suyuthi juga mengamini ucapan Wahidi ini.[4]

2.     Sebagian lainnya berpandangan bahwa menelusuri dan menelisik sebab-sebab pewahyuan semata-mata merupakan sebuah kajian sejarah dan dilakukan untuk menyingkap pelbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu yang tidak mengandung bobot dan nilai ilmiah di dalamnya.[5]

3.     Dari dua kutub pendapat ini yang benar adalah bahwa dari satu sisi sya’n al-nuzûl sangat berperan penting bagi manusia dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an dan penafsirannya. Barang siapa yang mengetahui metode dan model penjelasan al-Qur’an maka ia akan memahami kebanyakan ayat-ayat dengan menggunakan beberapa indikasi yang terdapat pada situasi dan kondisi masa pewahyuan. Karena itu, mengetahui ruang, waktu, orang-orang, pelbagai kondisi, tuntutan dan sebab-sebab pewahyuan dan turunnya ayat-ayat al-Qur’an sangat berperan penting dalam menerangkan segala yang buram dari ayat-ayat al-Quran dan memahami petunjuk-petunjuknya. Allamah Thabathabai menulis bahwa pelbagai peristiwa dan kejadian yang terjadi pada hari-hari dakwah Rasulullah Saw dan pelbagai kebutuhan penting terhadap hukum-hukum dan aturan-aturan Islam telah menjadi sebab pewahyuan kebanyakan surah dan ayat-ayat al-Qur’an dan mengenal sebab-sebab pewahyuan ini hingga pada tataran tertentu akan banyak membantu orang-orang yang ingin memahami ayat dan makna serta rahasia ayat-ayat tersebut.[6]

Namun dari sisi lain, harus dicamkan baik-baik bahwa riwayat-riwayat yang disebutkan menyangkut sya’n al-nuzûl ayat-ayat al-Qur’an harus memiliki sanad dan memenuhi standar. Meski membantu setiap orang dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an namun riwayat-riwayat ini tidak akan menspesifikasi (takshish) ayat-ayat dan membatasinya hanya pada obyek tertentu. Melainkan kandungan ayatlah yang senantiasa sasaran dan tujuan dari setiap praktik penafsiran. [IQuest]



[1]. Muhammad Baqir Sa’idi Rausyan, Asbâb ya Zamine Hâye Nuzûl Âyât Qur’ân, hal. 18, Intisyarat-e Yamin, 1376 S.  

[2]. Mahmud Rajabi, Rawesy Tafsir al-Qur’ân, hal. 119, Pazyuhesygah Hauzah wa Danesygah, 1385.

[3]. Asbâb ya Zamine Hâye Nuzûl Âyât Qur’ân, hal. 24, sesuai nukilan dari Asbab al-Nuzul Wahidi, hal. 4.  

[4]. Ibid, sesuai nukilan dari al-Itqân, jil. 1, hal. 61.  

[5]. Ibid, hal. 20.  

[6]. Ibid, sesuai nukilan dari Qur’ân dar Islâm, hal. 123 dan 176.

 

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261255 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246370 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230158 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    215024 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176351 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171640 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168135 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158194 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140988 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134067 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...