Advanced Search
Hits
27372
Tanggal Dimuat: 2009/11/24
Ringkasan Pertanyaan
Tolong Anda jelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang menetapkan imâmah Imam Ali As?
Pertanyaan
Apakah dengan bersandar pada ayat-ayat Al-Qur’an kita dapat menetapkan imâmah Imam Ali As? Tentu saja saya ingin menunjukkan dalil-dalil ini kepada saudara-saudara yang bermazhab Ahlusunnah. Dan tolong jelaskan metode apa yang harus saya gunakan dalam menetapkan dalil-dalil ini?
Jawaban Global

Sebaik-baik jalan untuk menetapkan imâmah Imam Ali As bagi Ahlusunnah adalah bersandar kepada Al-Qur’an dan riwayat-riwayat yang menjelaskan ayat-ayat tersebut yang dinukil dari kitab-kitab mereka. Dan tentu saja orang itu harus merupakan seorang pencari kebenaran sehingga tidak bersandar pada pembenaran-pembenaran yang keliru dan non-rasional serta tidak menutup matanya terhadap kebenaran.

Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat, dengan menyandingkannya dengan hadis-hadis yang dinukil dari Nabi Saw, yang turun untuk Imam Ali As yang menetapkan imâmah Imam Ali As.

Berikut ini adalah beberapa ayat yang diturunkan untuk Baginda Ali As:

1.     Ayat  Tabligh: "Yaa ayyuharrasul balligh ma unzila ilaika min rabbik…" (Qs. Al-Maidah [5]:67). Ayat ini, sesuai dengan riwayat-riwayat standar Ahlusunnah, diturunkan pada peristiwa al-Ghadir. Pada hari bersejarah ini Nabi Saw menyempurnakan risalahnya dengan memproklamasikan wilâyah dan khilâfah Baginda Ali bin Abi Thalib As.

2.     Ayat Wilâyah: "Innama waliyyukumuLlah wa rasuluhu walladzina amanulladzina yuqimuna al-shalat.." (Qs. Al-Maidah [5]:54). Ayat ini menetapkan bahwa wilâyah Ali bin Abi Thalib As[i] berada di samping wilâyah Allah Swt dan Rasulullah Saw.

3.     Ayat Ulul Amri: Yaa ayyyuhalladzina Amanu Athi'ullaha wa Athi'urrasula wa Ulul Amri minkum." (Qs. Al-Nisa [5]:59) dimana ketaatan kepada Ulul Amri diwajibkan secara mutlak. Dan dari kewajiban ini dapat dipahami bahwa imam harus maksum. Karena itu selain Baginda Ali, yang tidak maksum, tidak dapat menjadi imam. Di samping itu, terdapat banyak riwayat, terkait dengan ayat ini, dalam kitab-kitab Ahlusunnah yang memperkenalkan Baginda Ali As sebagai imam dan khalifah Rasulullah Saw.

4.     Ayat Shadiqin:  "Yaa Ayyuhalladzina amanu ittaqullaha wa Kunu ma'a al-Shadiqin.." (Qs. Al-Taubah [9]:119). Ayai ini menjelaskan bahwa: Wahai orang yang beriman! Bertakwalah dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar. Dalam sebagian riwayat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan shâdiqin pada ayat ini adalah Imam Ali As dan Ahlulbait Nabi Saw.



[i]. Sesuai dengan riwayat standar dan muktabar bahwa orang yang memberikan cincinnya kepada seorang peminta-minta adalah Ali bin Abi Thalib As.

Jawaban Detil

Berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan riwayat-riwayat yang dijelaskan dalam kitab-kitab Ahlusunnah adalah sebaik-baik jalan untuk menetapkan imâmah Imam Ali bin Abi Thalib As bagi saudara-saudara yang bermazhab Ahlusunnah. Dalam hal ini, Anda harus melihat apa yang menjadi petunjuk dan kandungan ayat. Dan untuk memahami apa yang menjadi petunjuk dan kandungan ayat, Anda harus memperhatikan indikasi-indikasi lafzhiyah (pengucapan) dan haliyah (situasi), riwayat-riwayat yang berkenaan dengan turunnya ayat yang dimaksud, dan yang menjelaskan tafsir dan obyek ayat-ayat tersebut. Kesemua hal ini memiliki peran penting dalam upaya Anda untuk memahami ayat-ayat tersebut dan menetapkan imâmah Imam Ali As.

Di dalam Al-Qur’an, terdapat banyak ayat yang menjelaskan dan menetapkan imâmah Imam Ali As dan para imam lainnnya. Tentu saja petunjuk ayat-ayat ini[1] diperoleh dengan memperhatikan hadis-hadis mutawatir yang dinukil dari Rasulullah Saw terkait dengan sebab-sebab diwahyukan dan diturunkannya ayat-ayat tersebut. Hadis-hadis tersebut adalah hadis-hadis yang diterima oleh Sunni dan Syi’ah. Sebagai contoh, akan kami kemukakan di sini beberapa dari hadis tersebut.[2]

1.     Ayat Tabligh: "Wahai rasul! sampaikanlah apa yang diturunkan padamu (secara utuh) dari Tuhan-mu (kepada manusia). Dan jika kamu tidak mengerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Qs. Al-Maidah [5]:67)[3]

Allah Swt menitahkan dengan tegas kepada Nabi Saw untuk menyampaikan risalahnya kepada masyarakat. Dan sesuai dengan riwayat, Nabi Saw setelah turunnya ayat ini, memilih Baginda Ali bin Abi Thalib As sebagai penggantinya (khalifah) di sebuah tempat yang bernama Ghadir Khum.[4]

Peristiwa Ghadir Khum pada risalah akhir usia Nabi Saw terjadi pada hajjatul wida' dimana Nabi Saw ketika itu dengan sabdanya "Man kuntu mawla fahadza 'Ali Mawlahu." (Barang siapa yang menjadikan Aku sebagai pemimpinnya maka 'Ali adalah pemimpinnya). Di tempat itu juga, Rasulullah Saw menjelaskan secara tegas imâmah Ali bin Abi Thalib dan menyampaikan risalahnya kepada manusia.

Peristiwa ini dinukil oleh sejumlah besar (110 orang) sahabat[5] Rasulullah Saw, demikian juga 84 orang thabi'in, dan 36 orang dari para ulama dan penyusun kitab. ‘Allamah Amini mengemukakan semua nukilan ini berupa bukti-bukti dan dalil-dalil kuat dari sumber-sumber Islam (Ahlusunnah dan Syi’ah) dalam kitabnya al-Ghadir.

2.     Ayat Wilâyah: "Sesungguhnya pemimpinmu hanyalah Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, sedang mereka dalam kondisi rukuk." (Qs. Al-Maidah [5]:55)

Kebanyakan mufassirin (para penafsir) dan muhaddits (ahli hadis) berkata bahwa ayat ini diturunkan untuk Baginda Ali bin Abi Thalib As.

Suyuti, salah seorang ulama terkemuka Ahlusunnah dalam kitab tafsirnya "al-Durr al-Mantsur" terkait dengan ayat ini menukil dari Ibnu Abbas bahwa "Tatkala Ali bin Abi Thalib dalam kondisi ruku' datanglah seorang peminta-minta dan Ali bin Abi Thalib menyerahkan cincinnya kepada orang tersebut sebagai sedekah. Rasulullah Saw bertanya kepada peminta-minta itu, "siapakah gerangan yang telah menyedekahkan cincinnya kepadamu? Si peminta-minta itu menunjuk Baginda Ali As dan berkata: Orang itulah yang telah memberikanku sedekah ketika ia dalam keadaan ruku." Kemudian pada saat itulah ayat ini turun.[6]

Demikian juga dua orang ulama Ahlusunnah lainnya "Wahidi"[7] dan "Zamakhsyari"[8] menukil riwayat ini dalam kitab mereka dan menegaskan bahwa ayat "Innama waliyyukumuLlah…" diturunkan berkenaan dengan Baginda Ali As.

Fakhrurrazi dalam kitab Tafsir al-Kabir-nya menukil dari Abdullah bin Salam bahwa tatkala ayat ini turun, aku berkata kepada Rasulullah Saw bahwa aku melihat sendiri dengan mata kepalaku Ali As menyerahkan cincinnya kepada seorang yang membutuhkan ketika ia sedang ruku. Atas alasan inilah kami menerima wilâyah (imâmah)nya! Fakhrurazi demikian juga menukil riwayat lain seperti dengan riwayat ini yang dinukil dari Abu Dzar terkait dengan asbâb al-nuzul (sebab-sebab diturunkannya) ayat ini.[9]

Thabari juga dalam kitab Tafsir-nya mengemukakan banyak riwayat terkait dengan ayat ini dan menukil asbâb al-nuzul ayat ini dimana kebanyakan dari riwayat tersebut menegaskan bahwa: Ayat ini turun berkenaan dengan Baginda Ali As.[10]

‘Allamah Amini Ra dalam kitabnya al-Ghadir, menukil riwayat tentang turunnya ayat kepada Baginda Ali As ini dari -kurang-lebih- 20 kitab standar Ahlusunnah dengan menyebutkan bukti-bukti dan sumber-sumbernya.[11]

Pada ayat ini wilâyah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib sederetan dan sejajar dengan wilâyah Allah Swt dan Rasulullah Saw.

3.     Ayat Ulul Amri: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul-(Nya) dan Ulul amri (para washi Rasulullah) di antara kamu." (Qs. Al-Nisa [4]:59)

Disebutkan dari ulama[12] bahwa ayat Ulul Amri diturunkan berkenaan dengan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As.

Misalnya "Hakim Haskani" Hanafi Naisaburi (mufassir Ahlusunnah) terkait dengan ayat ini menukil lima hadis yang kesemuanya berujudul "Ulul Amri" yang tepat dan cocok dengan pribadi Ali bin Abi Thalib As.[13]

Dalam tafsir "al-Bahr al-Muhith" karya Abu Hayyan Andalusi Maghribi di antara ucapan-ucapan ihwal Ulul Amri yang dinukil dari Maqatil, Maimun, Kalbi (tiga penafsir) yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Ulul Amri itu adalah para Imam Ahlulbait As.[14]

Abu Bakar bin Mukmin Syirazi salah seorang ulama Ahlusunnah dalam risalah "I'tiqâd" menukil dari Ibnu Abbas bahwa ayat tersebut diturunkan berkaitan dengan Baginda Ali As.[15]

Dari sisi lain, pada ayat ini dengan struktur dan model tunggal dan tidak diulanginya redaksi "athi'û" (taatlah kalian), yang menandaskan ketaatan kepada Allah, Rasulullah dan Ulul Amri. Karena itu Ulul Amri adalah sosok yang maksum (kalau tidak demikian, maka ketaatan kepada Allah, Rasul dan Ulul Amri secara mutlak tidak memiliki makna). Sebagaimana Allah Swt dan Rasulullah Saw adalah maksum. Dan sesuai dengan apa yang disampaikan dalam riwayat, orang-orang maksum hanya terbatas pada para Imam Syi’ah.

Apa yang dijelaskan di atas hanyalah sebagian hadis dari kitab-kitab Ahlusunnah dan masih banyak hadis-hadis yang diterima oleh mereka terdapat pada kitab-kitab Syi’ah. Di sini kami hanya mengetengahkan tiga ayat yang merupakan ayat-ayat yang diturunkan berkenaan dengan wilâyah dan imâmah Ali bin Abi Thalib As. Ayat-ayat ini dan ayat-ayat lainnya yang patut mendapat perhatian terdapat pada kitab-kitab Ahlusunnah dimana untuk telaah lebih jauh kami persilahkan Anda merujuk kepada kitab-kitab standar dan muktabar Ahlusunnah.

Selain tiga ayat ini yang dijelaskan secara ringkas, terdapat ayat-ayat lain seperti "Yaa Ayyuhalladzina Amanu ittaqullah wa Kunuu ma'a al-shadiqin"[16] dan ayat al-Qurba "Qul laa as'alukum 'alaihi ajran illa al-mawaddata fi al-qurba."[17] yang juga secara langsung menengarai masalah wilâyah dan imâmah Baginda Ali bin Abi Thalib As pada riwayat-riwayat Rasulullah Saw yang dinukil pada kitab-kitab Ahlusunnah dan Syi’ah.

Di samping ayat-ayat ini, terdapat ayat-ayat lainnya yang mengungkap pelbagai keutamaan Baginda Ali As dan keunggulan Imam Ali As daripada sahabat-sahabat, penolong dan kerabat Rasulullah Saw. Dengan bersandar pada hukum akal yang memandang tercela "mendahulukan utama atas yang lebih utama" maka dapat diambil kesimpulan bahwa imâmah dan khilâfah Rasulullah Saw merupakan hak Baginda Ali As.[]

 

Untuk telaah lebih jauh, Anda dapat merujuk pada Tafsir Payam-e Nur, Ayatullah Makarim Syirazi, jilid 9, Imâmah wa Wilâyah dar Qur'an Majid, hal. 177 dan seterusnya.



[1]. Untuk mengetahui mengapa nama para Imam Maksum tidak disebutkan secara tegas dalam Al-Qur’an Anda kami persilahkan merujuk pada indeks: Nama Para Imam Maksum As dalam Al-Qur’an.

[2]. Untuk keterangan lebih jauh silahkan lihat indeks: Dalil-dalil Keyakinan terhadap Imamah dan Para Imam

[3]. Untuk keterangan lebih jauh silahkan lihat indeks: Ahlusunnah dan Ayat Tatbligh.  

[4]. Ayatullah Makarim Syirazi, Payâm-e Qur'ân, jil. 9, Imâmah dar Qur'ân, hal. 182 dan seterusnya.  

[5]. Abu Said al-Khudri, Zaid bin Arqam, Jabir bin Abdullah Anshari, Ibnu Abbas, Bara bin 'Azib, Hudzaifah, Abu Hurairah, Ibnu Mas'ud dan 'Amir bin Laila adalah orang-orang di antara para sahabat ini.  

[6].  Al-Durr al-Mantsur, jil. 2, hal. 293.

[7]. Al-Asbâb al-Nuzul, hal. 148.  

[8]. Tafsir al-Kasysyaf, jil. 1, hal. 649.  

[9]. Tafsir al-Kabir Fakhurrazi, jil. 12, hal. 26.  

[10]. Tafsir Thabari, jil. 6, hal. 186.  

[11]. Al-Ghadir, jil. 2, hal. 52-53.   

[12]. Dalam Tafsir al-Burhan juga disebutkan puluhan riwayat dari sumber-sumber Ahlulbait As terkait ayat ini yang menyatakan: Ayat yang dimaksud turun berkaitan dengan Ali bin Abi Thalib As atau beliau dan para Imam Ahlulbait As.  Dan bahkan pada sebagian riwayat nama satu per satu imam disebutkan. Tafsir al-Burhan, jil. 1, hal. 381-387.

[13]. Syawâhid al-Tanzil, jil. 1, hal. 148-151.  

[14]. Bahr al-Muhith, jil. 3, hal. 278.  

[15]. Ihqâq al-Haq, jil. 3, hal. 425.  

[16]. (Qs. Al-Taubah [9]:119) Yang dimaksud dengan Shadiqin pada ayat ini adalah Baginda Ali As dan Ahlulbait Nabi Saw. Yanâbi' al-Mawaddah, hal. 115. Syawâhid al-Tanzil, jil. 1, hal. 262.  

[17]. "Katakanlah, “Aku tidak meminta kepadamu suatu upah pun atas seruanku ini kecuali kecintaan kepada keluargaku.”  (Qs. Al-Syura [42]:23)

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Klasifikasi Topik

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    261167 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    246285 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    230071 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214943 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    176264 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171577 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    168066 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    158102 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140903 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    134012 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...